Kecelakaan Alutsista

Serpihan dan Alas Salat Kru KRI Nanggala-402 Ditemukan, Status Tenggelam Ditetapkan

Langkah berikutnya akan dilakukan upaya pencarian dan penyelamatan kepada para awak KRI Nanggala yang masih selamat.

antarafoto.com/M Risyal Hidayat
Prajurit TNI AL awak kapal selam KRI Nanggala-402 berada di atas lambung kapal, setibanya di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Jatim, Senin (6/2/2012). Kapal selam tersebut kembali bergabung dengan TNI AL usai menjalani perbaikan menyeluruh di galangan kapal Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, Okpo, Korea Selatan. 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Tim SAR KRI Nanggala-402 menemukan sejumlah kepingan dan barang-barang, di sekitar lokasi terakhir kapal selam tersebut menyelam di perairan Bali.

Kepala Staf TNI AL (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan, barang-barang tersebut diyakini memang bagian atau komponen yang melekat di dalam KRI Nanggala-402.

"Telah ditemukan beberapa kepingan dan barang-barang yang berada di sekitar lokasi terakhir kapal selam tersebut menyelam."

Baca juga: Disarankan Kemenkumham, Polisi Bakal Ajukan Permohonan Ekstradisi Jozeph Paul Zhang

"Yang diyakini merupakan bagian atau komponen yang melekat di dalam kapal selam," kata Yudo dalam konferensi pers operasi pencarian KRI Nanggala, Sabtu (24/4/2021).

Terdapat lima jenis barang atau komponen yang ditemukan oleh tim SAR.

Antara lain, kepingan pelurus tabung torpedo berwarna hitam, kepingan pembungkus pipa pendingin, dan satu botol grase pelumas periskop kapal selam.

Baca juga: Stok Vaksin Covid-19 Indonesia Sisa 8 Juta Dosis, Cuma Cukup Sampai 20 Hari Lagi

Lalu, potongan kecil spon-spon penahan panas, serpihan alas salat para ABK, dan minyak solar di dalam botol yang diambil dari permukaan laut.

"Yang hitam adalah pelurus tabung torpedo, kemudian yang tengah adalah untuk pembungkus pipa pendingin."

"Kemudian botol warna oranye adalah grease untuk pelumasan periskop kapal selam."

Baca juga: Penyidik KPK Terima Suap, Bambang Widjojanto Minta Firli Bahuri Cs Mundur

"Kemudian yang sebelahnya adalah alas ABK yang biasa dipakai untuk salat."

"Ini diyakini oleh para mantan ABK KRI Nanggala, dan juga spon-spon ini adalah penahan panas pada press room."

"Ini harusnya spon besar tapi kecil-kecil keluarnya," jelas Yudo.

Baca juga: Janji Setop Kasus Wali Kota Tanjungbalai, ICW Yakin Penyidik KPK yang Disuap Tak Main Sendirian

Yudo menuturkan, dengan temuan serpihan autentik KRI Nanggala ini, operasi pencarian akan ditingkatkan dari isyarat sub-miss atau kapal selam hilang, menjadi sub-sunk (kapal dinyatakan tenggelam).

Sehingga, langkah berikutnya akan dilakukan upaya pencarian dan penyelamatan kepada para awak KRI Nanggala yang masih selamat.

"Dengan demikian, dengan adanya bukti autentik yang diyakini adalah milik KRI Nanggala."

"Sehingga pada saat ini kita isyaratkan dari sub-miss kita tingkatkan menuju fase sub-sunk," tuturnya.

Kronologi Hilang Kontak

Bukti autentik KRI Nanggala 402 tenggelam sejak hilang kontak saat latihan di Perairan Bali pada Rabu (21/4/2021) dini hari kemarin hingga Kamis (22/4/2021) siang, belum ditemukan.

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan, hingga kini keberadaan kapal selam yang membawa 53 awak itu belum diketahui.

"Jadi sampai sekarang belum ada bukti autentik, artinya belum terdeteksi di mana posisinya."

Baca juga: Singapura dan Malaysia Bantu Cari Kapal Selam KRI Nanggala-402, TNI Mohon Doa

"Sehingga belum kita isyaratkan untuk sub-sunk (tenggelam).

"Ini kronologi KRI Nanggala yang sampai saat ini masih dalam pencarian," kata Yudo saat konferensi pers, Kamis (22/4/2021).

Dalam kesempatan itu, Yudo menjelaskan kronologi kapal selam tersebut hilang kontak.

Baca juga: Basarnas, KNKT, dan BPPT Ikut Cari Kapal Selam KRI Nanggala-402, KSAL Juga Pantau

Rencananya kapal tersebut dan unsur TNI AL lainnya akan melaksanakan latihan menembak rudal D802 dan torpedo, sebagai bagian dari pembinaan kemampuan dan kekuatan TNI AL.

Kemudian, kata dia, pada Rabu 21 April 2021, dilaksanakan dahulu latihan penembakan torpedo dari KRI Nanggala.

Pada pukul 02.30 WITA kemudian latihan dimulai.

Baca juga: Mulai 22 April 2021 Aturan Diperketat, Pelaku Perjalanan Wajib Tunjukan PCR/Swab Antigen 1×24 Jam

Pada pukul 03:00 WITA, Nanggala izin menyelam pada kedalaman 13 meter dan persiapan untuk penembakan torpedo.

Saat itu, kata Yudo, sea rider penjejak yang diawaki Kopaska dan personel kapal selam, mendampingi penembakan torpedo tersebut.

Kemudian pukul 03.00 WITA sampai 03.30 WITA, geladak haluan KRI Nanggala masih terlihat oleh tim penjejak sea reader dalam jarak 50 meter.

Baca juga: Merck Bantu Pendidikan Anak-anak SOS Children’s Villages Indonesia, Karyawan Jadi Sukarelawan

Pukul 03.30, KRI yang lain menempati posisi untuk mengecek torpedo, dalam hal ini adalah unsur lain yang pada saat itu sedang persiapan untuk torpedo meluncur.

Pada pukul 03.46 WITA, sea raider memonitor lampu pengenal dari KRI Nanggala perlahan-lahan mulai menyelam, dan tidak terlihat untuk penembakan torpedo.

Pada 03.46 WITA sampai 04.46 WITA, personel di permukaan terus menerus memanggil KRI Nanggala, namun tidak ada respons.

Baca juga: Jadi Teladan, Fadjroel Rachman Pastikan Jokowi, Maruf Amin, dan Menteri Tak Ada yang Mudik Lebaran

"Jadi harusnya saat darurat tadi masih ada periskop masih kelihatan."

"Namun demikian ini langsung tenggelam tidak ada periskopnya, dan komunikasi pada saat itu sudah tidak terjalin," ungkap Yudo.

Seharusnya, kata Yudo, saat penembakan mereka minta otorisasi akan melaksanakan penembakan.

Baca juga: Isu Yusril dan TGB Bakal Masuk Kabinet, Akankah Yasonna Laoly dan Tito Karnavian Tergeser?

Namun demikian, kata dia, begitu akan diberikan otorisasi, dipanggil-panggil sudah tidak merespons.

Pukul 04.17 WITA, helikopter diterbangkan dari KRI Gusti Ngurah Rai untuk melaksanakan deteksi visual.

Namun, kata Yudo, hasilnya juga nihil.

Baca juga: Sama-sama Dekat dengan Jokowi, Yusril dan TGB Dinilai Bisa Memperkuat Kabinet Indonesia Maju

Nanggala diperkirakan timbul pukul 05.15 WITA.

"Kemudian pada pukul 05.15 kita adakan prosedur yang dilaksanakan apabila kapal selam hilang kontak dan mengalami permasalahan."

"Ini memang sudah sesuai prosedur untuk kapal selam," jelas Yudo.

Baca juga: Kapan Reshuffle Kabinet Dilakukan? Jubir Presiden: Cuma Jokowi dan Allah yang Tahu

Kemudian pada pukul 06.46 WITA dilakukan isyarat sub-miss atau kapal selam hilang.

"Jadi tiga jam dari waktu hilang kontak, sehingga seluruh unsur-unsur yang melaksanakan pengamanan di luar untuk melaksanaan pencarian, latihan kita tunda."

"Dan nantinya, selanjutnya kita akan lakukan isyarat subsank, apabila kapal selam sudah dipastikan tenggelam dengan bukti autentik," terang Yudo. (Danang Triatmojo)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved