Larangan Mudik

Terminal Kampung Rambutan Terapkan Larangan Mudik, Penumpang Wajib Bawa Hasil Tes Covid-19

Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur mulai memberlakukan pengetatan perjalanan mudik sesuai kebijakan pemerintah.

Warta Kota/Alex Suban
Terminal Kampung Rambutan mulai memberlakukan pengetatan perjalanan mudik sesuai kebijakan pemerintah. Terminal tersebut menerapkan setiap calon penumpang wajib punya hasil rapid test antigen atau GeNoSe terhitung 1 x 24 jam sebelum jadwal keberangkatan. 

Sebelumnya, larangan mudik telah diberlakukan pada 6-17 Mei 2021.

Namun belum lama ini, pemerintah melakukan Pengetatan mobilitas tersebut tertuang dalam Addendum Surat Edaran (SE) Nomor 13 Tahun 2021.

Dalam surat edaran itu berisi tentang Peniadaan Mudik Hari Raya Idul Fitri Tahun 1442 Hijriah dan Upaya Pengendalian Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) selama Bulan Suci Ramadhan 1442 Hijriah.

Keputusan itu sudah diberlakukan, mulai Rabu (21/4/2021) lalu.

Pemberlakuan larangan mudik itu rupanya sudah dirasakan dampaknya oleh pengusaha bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) di terminal bayangan Parung, Kabupaten Bogor.

Sopir bus Handoyo jurusan Yogyakarta, Edi mengaku bingung dengan peraturan yang diberlakukan.

"Itu kan sudah menjadi keputusan. Tapi kami orang awam mau tidak mau ya mengikuti peraturan pemerintah. Kemarin itu sudah ketuk palu tapi kok masih bisa berubah-ubah. Ini yang ketuk palu bagaimana," ujarnya.

Baca juga: Dinas Perhubungan Kota Bekasi Sekat Beberapa Titik Ruas Jalan Akibat Larangan Mudik Lebaran

Baca juga: Meski Ada Larangan Mudik PO Safari Dharma Raya Tebar Promo Lewat Traveloka, Mana Saja Rutenya?

Lebih lanjut, Edi menjelaskan bahwa peraturan larangan mudik berdampak langsung kepada dirinya.

"Peraturan larangan mudik ini sangat berdampak kepada keluarga kami. Momen mudik ini kan sebenarnya yang paling ditunggu. Kalau mudik kan ada yang naik bus, otomatis pendapatan kita bertambah. Kita ini tidak memiliki gaji tetap. Kalau nganggur bagaimana anak dan istri di rumah," jelasnya.

Edi berharap agar peraturan tersebut sedikit dilonggarkan agar dirinya tetap mendapatkan penghasilan.

"Harapannya kembali normal. Kalau corona memang masih gawat ya minimal kan protokol kesehatan itu kita terapkan. Sekarang kan satu penumpang itu satu tempat duduk," bebernya.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved