Mati-matian Bela Vaksin Nusantara, Mantan Menkes Siti Fadilah: Ide Terawan tidak Jatuh dari Langit
Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari mengatakan dokter Terawan telah bertahun-tahun mempelajari tentang sel dentitrik.
Misalnya, BPOM menyebutkan bahwa Vaksin Nusantara tidak melewati tahap praklinis, dan belum memenuhi uji klinis tahap II.
Selain itu, berdasarkan data studi vaksin Nusantara, tercatat 20 dari 28 subjek atau 71,4 persen relawan uji klinik fase I mengalami Kejadian Tidak Diinginkan (KTD) dalam grade 1 dan 2
Didukung Jokowi
Sebelumnya, mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari menjadi relawan penelitian vaksin Nusantara di bawah komando Terawan Agus Putranto, di RSPAD Gatot Soebroto.
Siti pun menuturkan alasannya bersedia jadi relawan uji klinis vaksin Covid-19 berbasis sel dendritik tersebut.
Menurut Siti, hal itu sebagai bentuk dukungannya kepada sang mantan Menteri Kesehatan, yang sedang meneliti vaksin buatan dalam negeri sendiri.
Baca juga: Siti Fadilah Supari: Kalau Vaksin Nusantara Berhasil, Pemerintah Ikut Untung, Jangan Ditebang Dulu
“Saya jadi relawan secara sukarela. Saya itu peneliti, jadi saya tahu persis apa itu uji klinis."
"Kemudian saya trust terhadap Terawan."
"Saya kenalnya sudah puluhan tahun. Saya tahu sifat-sifat dia seperti apa.”
Baca juga: Jadi Relawan Vaksin Nusantara, Siti Fadilah Supari Dukung Terawan Agar Tak Putus Asa
“Terawan seorang peneliti. Juga karena saya menghagai pemikiran dia."
"Jadi saya mendukung dengan cara mengikuti penelitian ini, dan rela mejadi relawan untuk membuktikan hipotesisnya,” ujar Siti dalam Webinar bersama Tribunnews, Jumat (16/4/2021).
Apalagi, kata Siti, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan dukungannya terhadap pengembangan vaksin buatan dalam negeri.
Baca juga: Emil Salim Minta Cuma Presiden, Wapres, dan Sekretaris Negara yang Berkantor di Kalimantan
“Wong Presidennya sudah mendukung, kok menolak?” ucap Siti.
Di dalam ilmu pengetahuan, lanjut dia, logika pemikiran saja logis tidak cukup, tetapi harus dibuktikan dalam penelitian.
“Seorang peneliti itu memiliki hipotesis dan kemudian berproses untuk dibuktikan."
Baca juga: Emil Salim: Kau Gali Lubang di Kalimantan Keluar Air, Bagaimana Bangun Kereta Api di Lahan Basah?