Sekolah Tatap Muka
Pemprov DKI Bakal Evaluasi Sekolah Tatap Muka Terbatas Setelah Dua Bulan Berjalan
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, menyebut pihaknya akan mengevaluasi efektivitas sekolah tatap muka setelah dua bulan.
Penulis: Joko Supriyanto | Editor: Valentino Verry
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Sebanyak 85 sekolah di Jakarta mulai menjalankan sekolah tatap muka terbatas, Rabu (7/4/2021). Pemerintah Provinsi DKI berencana akan mengevaluasi setelah KBM tatap muka berjalan dua bulan.
Hal ini disampaikan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria saat meninjau langsung proses pembelajaran tatap muka terbatas di SMKN 2 Jakarta.
"Sementara ini dua bulan ya nanti akan dilihat apakah dimungkinkan untuk ditambah lagi nanti setelah dievaluasi selama dua bulan ke depan. Saat ini ada 85 sekolah sementara, mudah-mudahan bisa berlangsung baik," kata Ariza.
Dikatakan Ariza, nantinya dalam evaluasi itu akan di putuskan apakah KBM tatap muka akan dilanjutkan.
Namun, tentunya saat ini diharapkan bahwa kegiatan pembelajaran tatap muka terbatas ini bisa berjalan dengan baik.
Baca juga: Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Bogor Irwan Purnawan: Sekolah Tatap Muka Maksimal Dua Jam
"Setelah dua bulan kita akan memutuskan apakah kegiatan ini bisa diteruskan atau tidak atau ada terobosan lain, nanti bu Kadis dan jajaran yang akan mengevaluasi secara menyeluruh nanti Pak Gubernur akan memutuskannya," katanya.
Sedangkan Kepada Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Nahdiana mengatakan jika prosedur pembelajaran tatap muka terbatas ini sudah sesuai dengan prosedur yang telah disiapkan sesuai dengan keputusan Dinas Pendidikan.
Dalam putusan itu telah disiapkan bagaimana mulai dari sebelum pembelajaran dari rumah sampai ke sekolah, dan sampai sekolah sebelum pelaksanaan, pelaksanaan dan kembali ke rumah.
"Kita sesuai prosedur karena kemarin sekolah yang dibuka itu, Jakarta telah menyiapkan jauh-jauh hari di laman siapbelajar.jakarta.id ada dua assesment yang dilakukan," katanya.
Adapun assesment itu diantaranya sifatnya infrastruktur, kesiapan sekolah dari sisi sarana prasarana, lalu assesment terkait kesiapan guru untuk melaksanakan kegiatan belajar campuran.
Hal ini juga yang nanti akan menjadi bahan evaluasi ke depan.
Baca juga: Pemprov DKI Beri Ijin, Delapan Sekolah Dasar di Jakarta Barat Bakal Gelar KBM Tatap Muka di Sekolah
"Ya itu tadi dari sisi assesment, dan dari protokol kesehatan dan lain lain," ujarnya.
Nahdiana menekankan pembelajaran tatap muka tidak sama dengan ketika belajar di massa normal tapi pembelajaran tatap muka terbatas ini untuk belajar beradabtasi dengan kebiasaan baru, sekolah kebiasaan baru.
"Kembali ke sekolah bukan seperti pada saat normal, ini kembali kita lakukan agar uji coba terbatas nanti pada Juli ajaran baru semua sekolah bisa mulai bisa membiasakan protokol kesehatan," ucapnya.
Ariza meninjau secara langsung proses pembelajaran tatap muka terbatas di SMKN 2 Jakarta, Rabu (7/4).
Ariza mengakui jika para siswa merasa senang dengan diberlakukan KBM tatap muka ini.
Pantauan wartakotalive.com Ariza tiba di SMKN 2 Jakarta pada pukul 10.16 WIB.
Baca juga: 15 Sekolah di Jakarta Gagal PTM Lantaran Tidak Konsisten Saat Uji Coba
Selanjutnya Ariza langsung melihat proses pembelajaran di dalam kelas.
Orang nomor dua di DKI itu juga menyempatkan berbincang dengan beberapa siswa terkait respons adanya sekolah tatap muka secara terbatas yang digelar pada hari ini.
Banyak siswa yang menyambut senang akan hal itu.
Dalam kesempatan itu Ariza juga mengingatkan kepada para siswa untuk tetap mematuhi protokol kesehatan secara ketat.
Ia pun menganggap sekolah tatap muka sangat diperlukan terlebih mereka para pelajar SMK.
"Alhamdulillah berjalan dengan baik semua, fasilitas pendukung disiapkan mulai dari cuci tangan. Kemudian ruang ganti, toilet, sabun, nanti juga disinfektan juga setelah dilakukan sebelum dan selesai tatap muka," kata Ariza di SMKN 2 Jakarta.
Dikatakan Ariza, jika sekolah tatap muka di sambut baik oleh para siswa.
Baca juga: Sebelum Pelaksanaan PTM, Anies Wajibkan Guru dan Lansia dari Keluarga Pelajar Divaksin
Meskipun baru 20 sampai 30 persen siswa yang di izinkan oleh orangtua untuk melaksanakan sekolah tatap muka.
"Tadi saya berdialog dengan siswa dan para pendidik, mereka sangat senang bisa berinteraksi, apalagi untuk mata pelajaran prkatik memang dibutuhkan kehadirannya di sekolah untuk bisa mempercepat dan mempermudah pemahaman dari pelajaran," katanya.
Menurutnya, saat ini di DKI Jakarta ada 85 sekolah baik dari SD sampai SMA yang melaksanakan kegiatan sekolah tatap muka terbatas.
Proses pembelajaran pun di persingkat hanya 3 sampai 4 jam.
"Jadi memang kita batasi, jumlahnya juga tidak boleh dari 50 persen di ruangan kelas, kemudian waktunya kita batasi jamnya, harinya juga kita batasi. Semuanya sesuai dengan protokol kesehatan," ucapnya.