Sekolah Tatap Muka

Pemprov DKI Bakal Evaluasi Sekolah Tatap Muka Terbatas Setelah Dua Bulan Berjalan

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, menyebut pihaknya akan mengevaluasi efektivitas sekolah tatap muka setelah dua bulan.

Penulis: Joko Supriyanto | Editor: Valentino Verry
Warta Kota/Joko Suprianto
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria, mengatakan pihaknya akan meninjau pelaksanaan sekolah tatap muka setelah berjalan dua bulan. 

Ariza mengakui jika para siswa merasa senang dengan diberlakukan KBM tatap muka ini.

Pantauan wartakotalive.com Ariza tiba di SMKN 2 Jakarta pada pukul 10.16 WIB.

Baca juga: 15 Sekolah di Jakarta Gagal PTM Lantaran Tidak Konsisten Saat Uji Coba

Selanjutnya Ariza langsung melihat proses pembelajaran di dalam kelas.

Orang nomor dua di DKI itu juga menyempatkan berbincang dengan beberapa siswa terkait respons adanya sekolah tatap muka secara terbatas yang digelar pada hari ini.

Banyak siswa yang menyambut senang akan hal itu.

Dalam kesempatan itu Ariza juga mengingatkan kepada para siswa untuk tetap mematuhi protokol kesehatan secara ketat.

Ia pun menganggap sekolah tatap muka sangat diperlukan terlebih mereka para pelajar SMK.

"Alhamdulillah berjalan dengan baik semua, fasilitas pendukung disiapkan mulai dari cuci tangan. Kemudian ruang ganti, toilet, sabun, nanti juga disinfektan juga setelah dilakukan sebelum dan selesai tatap muka," kata Ariza di SMKN 2 Jakarta.

Dikatakan Ariza, jika sekolah tatap muka di sambut baik oleh para siswa.

Baca juga: Sebelum Pelaksanaan PTM, Anies Wajibkan Guru dan Lansia dari Keluarga Pelajar Divaksin

Meskipun baru 20 sampai 30 persen siswa yang di izinkan oleh orangtua untuk melaksanakan sekolah tatap muka.

"Tadi saya berdialog dengan siswa dan para pendidik, mereka sangat senang bisa berinteraksi, apalagi untuk mata pelajaran prkatik memang dibutuhkan kehadirannya di sekolah untuk bisa mempercepat dan mempermudah pemahaman dari pelajaran," katanya.

Menurutnya, saat ini di DKI Jakarta ada 85 sekolah baik dari SD sampai SMA yang melaksanakan kegiatan sekolah tatap muka terbatas.

Proses pembelajaran pun di persingkat hanya 3 sampai 4 jam.

"Jadi memang kita batasi, jumlahnya juga tidak boleh dari 50 persen di ruangan kelas, kemudian waktunya kita batasi jamnya, harinya juga kita batasi. Semuanya sesuai dengan protokol kesehatan," ucapnya. 

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved