Dinas Pendidikan DKI Jakarta Telah Menyiapkan Konsep Pembelajaran Tatap Muka

Ada sekitar 100 sekolah yang bakal dijadikan piloting. Namun angka tersebut bersifat dinamis,

Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Agus Himawan
Warta Kota/Joko Supriyanto
Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Nahdiana 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Dinas Pendidikan DKI Jakarta telah menyiapkan konsep pembelajaran tatap muka (PTM) di 100 sekolah saat pandemi Covid-19. Sekolah yang menetapkan PTM ini hanya berlaku bagi jenjang kelas 4 SD sampai 12 SMA.

Kepala Sub Bagian Humas Kerja Sama Antar Lembaga pada Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Taga Radja mengatakan, teknis PTM diawali oleh murid kelas 4 SD, kelas 7 SMP dan kelas 10 SMA. Sehari setelah digunakan, ruangan kelas tersebut akan disterilisasi menggunakan cairan disinfektan.

Sehari setelahnya, kata dia, PTM akan diterapkan untuk murid kelas 5 SD, kelas 8 SMP dan kelas 11 SMA. Setelah itu, ruangan akan kembali disterilisasi.

Terakhir PTM akan diterapkan bagi murid kelas 6 SD, kelas 9 SMP dan kelas 12 SMA. “Untuk PAUD, TK serta kelas 1, 2 dan 3 itu belajar di rumah. Rencana kami begitu,” kata Taga pada Senin (5/4/2021).

Baca juga: PBSI Batalkan Penyelenggaraan Indonesia Masters Super 100, Karena Pandemi Belum Menurun

Baca juga: Munas Kompartemen BPRS ASBISINDO, Aset Tumbuh 8,67 Persen Lampaui Industri Perbankan Umum

Dalam kesempatan itu, Taga juga tak menjelaskan nama-nama sekolah yang akan menjadi piloting atau percontohan PTM yang dimulai pada Rabu (7/4/2021) mendatang. Termasuk durasi PTM yang diterapkan di sekolah, apakah dikurangi atau tidak.

“Ini belum teknis kesana, sampai hari ini sekolah masih pelatihan yang menjadi piloting. Kita tunggu dari kementerian siapa yang siap,” ujarnya.

Berdasarkan data terakhir, kata dia, ada sekitar 100 sekolah yang bakal dijadikan piloting. Namun angka tersebut bersifat dinamis, artinya berpotensi berkurang berdasarkan hasil pelatihan yang disiapkan Kemendikbud.

“Kami nggak bisa menetapkan karena angkanya masih dinamis, dan kami juga pertimbangkan (keselamatan) anak-anak, jadi enggak bisa buru-buru mana piloting,” ucapnya.

Baca juga: Soal Larangan Mudik, Pemprov DKI Jakarta Masih Menunggu Arahan Pemerintah Pusat

Baca juga: Aparat Keamanan Turki Tangkap 10 Pensiunan Jenderal Angkatan Laut

“Jadi sekali lagi untuk PTM saya minta waktu karena informasi dari pak Ketua Pokja itu hasil pelatihan sore ini keluar jadi nanti saya kasih tahu kalau mau fixnya,” lanjutnya.

Taga menambahkan, para guru dan tenaga pendidikan sekolah memang harus divaksinasi terlebih dahulu. Informasi yang dia dapatkan, ada sekitar 29.000an guru dan tenaga pendidikan yang telah divaksin.

“Pendataan itu sampai tanggal 31 Maret yah, mereka sudah divaksin dosis satu dan dua. Untuk data pastinya sekarang ini sedang diproses karena itu kan dari Dinkes,” imbuhnya.

Kepala Disdik DKI Jakarta Nahdiana mengatakan selama masa ujicoba, pembelajaran dilakukan secara terbatas. Untuk kegiatan tatap muka juga hanya dilakukan selama satu hari dalam sepekan untuk setiap jenjang pendidikan.

Baca juga: Antisipasi Kecolongan Mudik, Airin Rachmi Diany Siapkan Posko Satgas Covid-19 hingga Tingkat RT/RW

Baca juga: AHY Sebut Prahara di Partai Demokrat Membuat Kader di Seluruh Indonesia Semakin Solid

Setelah itu, kegiatan belajar mengajar di sekolah akan diliburkan untuk disterilisasi. Sementara kegiatan ekstrakurikuler ditiadakan selama pembelajaran tatap muka berlangsung.

“Untuk pembelajarannya pun kami prioritaskan dulu dengan materi-materi esensial yang memang membutuhkan tatap muka dengan durasi 3-4 jam,” ujar Nahdiana.

Dia melanjutkan, untuk jumlah peserta didik juga dibatasi dengan maksimal 50 persen dari daya tampung. Para pelajar di kelas juga dilakukan pengaturan jarak 1,5 meter setiap peserta didik.

Kemudian untuk satuan pendidik telah mengikuti pelatihan tentang blended learning, sehingga ketika sudah mulai pembelajaran mereka juga melayani secara virtual. “Jadi nanti ada anak yang belajar di sekolah, ada juga yang belajar dari rumah karena orangtuanya tidak mengizinkan, anak tetap di rumah dan mereka tatap kami layani,” katanya.

Baca juga: VIDEO Pendakian Gede Pangrango Dibuka, Kuota Pendaki Dibatasi 300 Orang Per Hari

Baca juga: Gagal di Piala Menpora, Skuad Bhayangkara Solo FC Langsung Berlatih Kembali Persiapan Liga 1

Seperti diketahui, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria membeberkan ada 96 sekolah di Ibu Kota yang siap melaksanakan pembelajaran tatap muka. Kegiatan pembelajaran ini akan dimulai pada 7-29 April mendatang.

“Untuk tatap muka seperti yang sering kami sampaikan, sekarang kami sedang ujicoba pembelajaran campuran online dan offline selama dua bulan (Februari-Maret). Insya Allah kurang lebih ada 96 dari SD sampai SMA yang akan kami ujicobakan di seluruh wilayah Jakarta,” kata Ariza di Balai Kota DKI pada Rabu (31/3/2021) malam.

Ariza mengatakan, seluruh sekolah tersebut telah menjalani asesmen atau penilaian dari Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan. Meski pembelajaran tatap muka bakal dimulai, namun dia memastikan penerapannya dilakukan secara terbatas, dari jumlah pelajar yang masuk hingga jam belajarnya.

Baca juga: Uchok Sky Khadafi Berharap MA Kabulkan Permohonan Kasasi Kejagung Tentang Vonis Koruptor Jiwasraya

Baca juga: VIDEO: Viral Bentrok Ratusan Warga dengan Pekerja Tambang di Bungo Buntut Pemblokiran Akses Jalan

Mereka juga diwajibkan mematuhi protokol kesehatan Covid-19 seperti memakai masker, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan memakai sabun. Tidak menutup kemungkinan, kata Ariza, metode pembelajaran tatap muka ini akan dilakukan sampai tahun ajaran baru pada Juli 2021 mendatang.

Hal ini sebagaimana surat keputusan bersama (SKB) empat menteri, yaitu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan; Menteri Agama; Menteri Kesehatan; dan Menteri Dalam Negeri. Empat menteri itu telah memutuskan, pembelajaran tatap muka di sekolah akan dimulai pada Juli 2021 mendatang.

“Itu kan harapan bersama, namun demikian kita harus melihat fakta, data dan angka-angka yang ada. Memang kecenderungan dari penularan dan penyebaran Covid-19 dan kematian menurun, serta kesembuhan meningkatkan dan vaksinasi meningkat. Namun demikian kita harus lebih teliti dan cermat, kita akan putuskan setelah minta pendapat epidemiologi, Forkopimda, satgas pusat dan semua pihak termasuk saran masyarakat,” jelas Ariza

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved