Transportasi Jakarta

Anies Klaim Program Jaklingko Bikin Warga Jakarta Lebih Sejahtera, Ini Penjelasannya

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengklaim program Jaklingko yang dibentuk sejak 2018 lalu bikin warga Jakarta lebih sejahtera.

Penulis: Fitriyandi Al Fajri |
istimewa
Program Jaklingko yang dibentuk sejak 2018 lalu diklaim Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bikin warga Jakarta lebih sejahtera. Foto ilustrasi: Kartu JakCard dan JakLingko Bank DKI untuk LRT. 

WARTAKOTALIVE.COM, GAMBIR - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengklaim program Jaklingko yang dibentuk sejak 2018 lalu bikin warga Jakarta lebih sejahtera.

Dengan tarif Rp 5.000 per tiga jam melalui kartu Jaklingko, penumpang bisa naik angkutan umum seperti Transjakarta dan angkutan perkotaan (angkot) berkali-kali tanpa ada biaya tambahan.

Selain lebih hemat, kata Anies, keberadaan Jaklingko juga mendorong masyarakat beralih naik angkutan umum, terutama bus Transjakarta.

Video: Berduaan di Kamar Hotel dengan Senior, Polwan Digerebek Suaminya yang Juga Polisi

Pada akhir 2016 lalu, jumlah penumpang Transjakarta mencapai 340.000 orang per hari, kemudian tahun 2020 naik 3,5 kali lipat menjadi 1 juta lebih penumpang.

“Kalau armada kami tambah artinya punya uang, tapi kalau penumpang itu tambah artinya ada perubahan perilaku warga Jakarta. Dari naik kendaraan pribadi berubah menjadi naik kendaraan umum,” kata Anies saat penandatanganan kesepakatan bersama PT Transjakarta dengan UNUSIA tentang Sosialisasi Kolaborasi Tridharma Perguruan Tinggi pada Kamis (1/4/2021).

“Begitu itu (perubahan perilaku) terjadi, maka biaya hidup warga menurun karena pengeluaran mereka untuk transportasi jauh lebih rendah. Dengan begitu, harapannya mereka bisa lebih sejahtera karena anggarannya bisa digunakan untuk kebutuhan yang lain,” lanjutnya.

Baca juga: Anies Baswedan Optimistis PT JakLingko Indonesia Jangkau Angkutan Umum di Bodetabek

Baca juga: Cara Pendaftaran PPDB Jalur Afirmasi Peserta dari Panti Asuhan, Anak Sopir JakLingko Hingga KJP

Sistem Jaklingko ini, kata Anies, tidak hanya menguntungkan masyarakat, tapi juga para sopir dan pemilik kendaraan.

Para sopir tidak perlu lagi mengejar setoran karena DKI telah membayarnya berdasarkan satuan kilometer.

Sementara pemilik kendaraan akan merasa tenang karena mobilnya lebih terawat melalui pendapatan yang terprediksi dengan baik.

“Untuk angkot misalnya dalam kerja sama dengan Jaklingko mereka tidak lagi dihitung pendapatannya berdasarkan jumlah penumpang, tapi dihitung berdasarkan kilometer per hari, sehingga angkotnya nggak ngetem,” ujar Anies.

Baca juga: Transaksi Tunai Dibatasi, Pengguna JakLingko bisa Top Up Saldo dengan JakOne Mobile

“Karena dia ditargetkan satu hari sekian kilometer, misalnya minimal  90 km maksimal 110 kilometer, itu tidak boleh lebih dan kurang. Jadi ada penumpang atau tidak ada penumpang dia akan berkeliling terus,” sambungnya.

Dalam kesempatan itu, Anies juga menjelaskan asal muasal penamaan Jaklingko.

Dia menyebut, kata Jak memiliki makna Jakarta, sedangkan kata Lingko diambil dari daerah Manggarai, Nusa Tengggara Timur (NTT) yang artinya sistem distribusi irigasi persawahan berbentuk jaring laba-laba.

“Bahasa itu kami usulkan untuk diadopsi menjadi Bahasa Indonesia. Alhamdulillah sekarang sudah diakui sebagai Bahasa Indonesia jadi Jaklingko. Dengan Jaklingko ini seluruh operator angkot semuanya, termasuk bus menengah semuanya beroperasi dalam satu sistem,” ungkap Anies.

Baca juga: PSBB Jakarta, Pemilik JakCard dan Jaklingko Bisa Isi Saldo Pakai Aplikasi JakOne Mobile, Ini Caranya

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved