Bulan Suci Ramadan
Larangan Mudik Lebaran 2021, Pengelola Terminal Bayangan Parung Mengeluh, Pemesan Tiket Bus Menurun
Kebijakan larangan mudik Lebaran 2021 membuat pengusaha bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) di Terminal Bayangan Parung Bogor mengeluh.
Penulis: Yudistira Wanne | Editor: PanjiBaskhara
Sebelumnya, Menko PMK Muhadjir Effendy memutuskan untuk meniadakan kegiatan mudik Lebaran tahun 2021.
Hal itu disampaikan dalam Rapat Persiapan Hari Raya Idul Fitri 2021, Jumat (26/3/2021).
Larangan berlaku baik untuk aparatur sipil negara, TNI-Polri, karyawan BUMN, karyawan swasta, pekerja mandiri, dan seluruh masyarakat.
Larangan mudik tersebut akan berlaku pada 6-17 Mei 2021.
Pemerintah mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan pergerakan atau kegiatan-kegiatan ke luar daerah, kecuali benar-benar dalam keadaan mendesak dan perlu.
Ekonom: Larangan Mudik Ekonomi Tidak Tumbuh
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menilai keputusan larangan mudik oleh pemerintah bikin masyarakat tidak belanja.
Menurut dia agak mustahil jika ekonomi kuartal II 2021 bisa tumbuh hingga 7 persen dengan adanya larangan mudik ke luar Jakarta.
"Kok bisa terbang tinggi? Tidak mudik ya tidak belanja, tidak beli baju baru, tidak beli mobil baru," ujarnya melalui pesan singkat kepada Tribunnews, Minggu (28/3/2021).
Di sisi bisnis, Bhima menilai pengusaha fashion misalnya sudah stok bahan baku, sudah desain baju untuk momen Lebaran, tapi skenarionya jadi berubah.
"Namun karena mudiknya dilarang, mereka menanggung rugi. Ada juga yang siap merekrut karyawan yang sempat di PHK dengan harapan penjualan semasa mudik naik, maka butuh tambahan tenaga kerja," katanya.
Dia menambahkan, kerugian bisnis tersebut kalau ditotal tentu besar sekali akibat ketidakpastian kebijakan dari pemerintah.
"Jadi, pertumbuhan kuartal yang bertepatan dengan Lebaran sebelumnya mungkin bisa positif, tapi terpaksa proyeksinya diturunkan kembali. Kuartal II tahun 2021 ekonomi diperkirakan masih negatif," pungkas Bhima.
Kebijakan mendua
Sementara itu, Epidemiolog Universitas Indonesia Pandu Riono mengatakan keputusan pemerintah untuk melarang mudik tidak sejalan dengan kebijakan pemerintah yang juga mendorong orang mengunjungi tempat-tempat wisata.