Bulan Suci Ramadan

Larangan Mudik Lebaran 2021, Pengelola Terminal Bayangan Parung Mengeluh, Pemesan Tiket Bus Menurun

Kebijakan larangan mudik Lebaran 2021 membuat pengusaha bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) di Terminal Bayangan Parung Bogor mengeluh.

Penulis: Yudistira Wanne | Editor: Panji Baskhara
TribunnewsBogor/Yudistira Wanne
Kebijakan larangan mudik Lebaran 2021 membuat pengusaha bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) di Terminal Bayangan Parung Bogor mengeluh, lantaran jumlah pemesan tiket bus di Terminal Bayangan Parung turun drastis, Selasa (30/3/2021). 

WARTAKOTALIVE.COM, PARUNG - Pemerintah resmi mengeluarkan pernyataan larangan mudik Lebaran 1443 H, 6 - 17 Mei 2021 mendatang.

Kebijakan larangan mudik Lebaran 2021 itu dikeluarkan untuk cegah penyebaran virus corona meski sebagian masyarakat sudah melakukan vaksinasi.

Meski Bulan Suci Ramadan 1443 H masih dua pekan lagi, para pengusaha bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) sudah merasakan dampaknya.

Menurut Wakil Pengelola Terminal Bayangan Parung, Kabupaten Bogor, Dimong saat ini jumlah pemesan tiket bus di Terminal Bayangan Parung turun drastis.

Baca juga: Dukung Larangan Mudik Lebaran, Wagub DKI: Tempat Terbaik Adalah di Rumah Bersama Keluarga

Baca juga: BERITA POPULER: Pelaku Pemboman Makassar, Fahri Hamzah Gantikan Moeldoko, Konflik Mudik Lebaran

Baca juga: HEBOH Larangan Mudik Lebaran 2021, PT KAI Tunggu Surat Edaran Satgas Covid-19 dan Kemenhub

"Dampak larangan mudik sekarang ini sudah mulai terasa. Biasanya, penumpang itu setiap hari selalu ada. Sekarang itu bus kosong saja dari malam," ujarnya, Selasa (30/3/2021).

Lebih lanjut, Dimong menjelaskan bahwa saat ini penumpang AKAP yang berpegian jumlahnya terhitung.

"Tapi ya tetap ada juga sih. Paling 10 orang yang menggunakan jasa bus. Dari sekian persen kursi ya hanya 10 penumpang. Penumpang itu kebanyakan AKAP," jelasnya.

"Sebelum ada larangam mudik, penumpang normal. Setiap bus pasti ada penumpangnya, minimal itu 5 kursi kita bawa ya," tambahnya.

Dengan adanya larangan mudik, Dimong mengeaskan banyak pengusaha bus AKAP yang melelang kendaranya.

"Untuk armada bus banyak yang menganggur, bahkan sampai ada yang sampai dilelang. Tapi kan aturannya gini"

"kalau memang AKAP tidak boleh, mobil pribadi boleh tidak? Itu yang menjadi pertanyaan," tegasnya.

Dimong membeberkan bahwa sebenarnya berpergian menggunakan AKAP dapat dikoordinir dengan baik.

"Justru kalau pakai AKAP, satu titik terkoordinir. Kalau pribadi pasti kan tidak terkoordinir. Tiba-tiba masuk Jawa Tengah, Jawa Timur, gitu"

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bogor
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved