Vaksinasi Covid19
Sudah Divaksin tapi Masih Bisa Terpapar Covid-19, Dezy Syukrawati: Bukan Salah Vaksinnya
Terdapat beberapa mekanisme sampai vaksin bekerja di dalam tubuh setelah disuntikkan kepada seseorang
Penulis: Rangga Baskoro | Editor: Feryanto Hadi
WARTAKOTALIVE.COM, BEKASI-- Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Bekasi, Dezy Syukrawati mengimbau kepada masyarakat untuk tidak khawatir terhadap vaksin Covid-19.
Hal itu untuk menanggapi kasus beberapa orang yang positif terpapar Covid-19 setelah vaksinasi termin pertama.
"Saya tegaskan, apabila ada yang terpapar Covid-19 setelah divaksin, bukan karena salah vaksinnya," kata Dezy saat dikonfirmasi, Rabu (24/3/2021).
Dezy menjelaskan terdapat beberapa mekanisme sampai vaksin bekerja di dalam tubuh setelah disuntikkan kepada seseorang
Baca juga: Toyota GR Yaris Dipasarkan Terbatas, Hanya 126 Unit di Tanah Air, Konsumen Langsung Serbu Dealer
Baca juga: Keluarga Istri Pengganda Uang di Bekasi Tolak Berkomentar soal Kasus Herman Gondrong
Dalam rentang waktu tersebut, antibodi seseorang juga mempengaruhi proses agar vaksin bisa bekerja di dalam tubuh.
"Vaksin itu kan virus mati yang dipakai, jadi bukan salah vaksinnya. Baik-baik saja vaksinya. Memang butuh waktu sampai vaksin itu bisa bekerja di tubuh kita," tuturnya.
Hal yang terjadi adalah, seorang pasien biasanya telah lebih dulu terpapar sebelum disuntik vaksin, dalam arti, virus Covid-19 sedang dalam tahap inkubasi.
• Mirip Adegan Film, 2 Napi di Rutan Salemba Ini Suka Bikin Onar, Akhirnya Dibuang ke Nusa Kambangan
Baca juga: Pernah Digosipkan Ngamar Bareng, Liza Aditya Mendadak Galau Jelang Pernikahan Atta Halilintar-Aurel
"Padahal kan vaksinnya belum bekerja, antobodi kita masih berproses. Lalu dalam rentang 14 hari sebelum disuntik, sudah terpapar duluan. Tapi malahan yang disalahin vaksinnya. Sebenarnya enggak ada kaitannya," ucap Dezy.
Dalam kasus tersebut, proses vaksinasi suntikan kedua tak akan diberikan kepada pasien hingga 3 bulan kedepan setelah ia dinyatakan negatif.
"Enggak ikut suntik kedua, baru bisa disuntik lagi setelah 3 bulan saat dia terkonfirmasi, vaksinasinya harus ngulang dari pertama," katanya.
Kasus meninggal setelah jalani vaksinasi
Seperti diketahui, belakangan muncul sejumlah kasus seorang terpapar covid-19 bahkan sampai meninggal dunia, meskipun dirinya sudah menjalani vaksinasi covid-19.
Salah satunya yang dialami Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PKS Kabupaten Bekasi, Imam Hambali.
Ia dikabarkan meninggal dunia diduga dalam kondisi positif terpapar Covid-19.
Sebelum dinyatakan meninggal dunia, Imam sempat mengikuti vaksinasi masal yang digelar Satgas Covid-19 di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi, Senin (1/3/2021) lalu.
Kabar meninggalnya Imam dibenarkan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bekasi, Muhammad Nuh.
"Benar, saya juga baru tahu berita dari tetangganya, saya kroscek dengan keluarganya betul wafat, tadi jam 3.30 pagi. Informasi ketika beliau minta instirahat karena lelah waktu itu habis rapat karena tipes, yang sampai ke telinga kita karena tipes," kata Nuh saat dikonfirmasi, Jumat (11/3/2021).
Baca juga: Digilai Banyak Pria Ganteng, Maria Vania Lebih Pilih Kiwil, Penggemarnya Patah Hati
Baca juga: Setelah Ancaman Santet, Moeldoko Cs Kini Akan Dipolisikan Gubernur Edy Rahmayadi terkait Kerumunan

Sebelum meninggal dunia, pihak keluarga sempat membawa Imam ke rumah sakit. Namun, ketika dilakukan pengecekan, pihak rumah sakit menyebut almarhum positif Covid-19.
"Dibawa ke rumah sakit untuk ngecek apakah ada Covid-19 dan sebagainya, tapi kayaknya mengarah ke Covid-19 di akhir hayatnya dan pemakaman akan menggunakan standar covid," ujarnya.
Mantan Ketua DPD PKS Kabupaten Bekasi periode sebelumnya ini, kaget dengan informasi yang menyebut almarhum meninggal lantaran adanya Covid-19, padahal almarhum telah mengikuti vaksinasi Covid-19 tahap pertama.
"Padahal sudah divaksin, kita juga enggak ngerti ya kok bisa ya. Katanya kalau sudah divaksin itu daya tahan tubuh 50 persen sudah bisa menangkal,” ungkapnya.
Baca juga: Menelisik Kecepatan Buraq, Kendaraan Supercepat yang Antarkan Rasulullah Menuju Langit ke Tujuh
Baca juga: Haris Pertama Pecat Balik Beberapa Pengurus yang Memecatnya sebagai Ketum KNPI
Kendati demikian, Nuh menyebut seluruh kader PKS Kabupaten Bekasi turut berduka.
Nuh menilai sosok Imam Hambali merupakan orang yang memiliki manajerial yang baik, mampu berbagi, mampu mendistribusikan kerja, serta mampu mendefinisikan kerja dengan baik.
"Tentu saja dia orang baik, mudah tersenyum, cerdas," ucapnya.
Salah satu program yang berhasil digagas beliau, sambung Nuh, yakni pembuatan KTA PKS digital. Menurutnya, program itu mampu meningkatkan jumlah kader secara signifikan.
Baca juga: Mengapa 10 Maret Diperingati sebagai Hari Jadi Kota Bekasi? Begini Sejarah Singkatnya
"Sebagai ketua DPD PKS, dia melaunching itu, tujuannya untuk menjawab terhambatnya pergerakan orang untuk datang ke sekretariat untuk menjadi kader PKS," Kata Nuh.