Virus Corona
Penelitian Terbaru: 64 Persen Orang Terinfeksi B117 Kemungkinan Meninggal, Vaksin Pfizer Efektif
Kemunculan varian ini bersamaan dengan tingginya okupansi di rumah sakit-rumah sakit dan diketahui meningkatkan angka kematian.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Ketua Satgas Covid-19 dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban mengungkap penelitian terbaru terkait mutasi Covid-19 B117 yang awalnya dinamakan VOC N501Y.V1.
Ia menyebut, varian itu membuat orang yang terinfeksi menjadi lebih fatal.
Hal itu ditulisnya dalam akun media sosialnya, Minggu (21/3/2021).
Baca juga: Jaksa Minta Rizieq Shihab Dijerat Pasal 216 KUHP karena Menghina Persidangan, Begini Sikap Hakim
"Studi terbaru menyatakan orang yang terinfeksi varian ini didapati 64% lebih mungkin meninggal."
"Ketimbang orang yang terinfeksi dengan varian yang beredar sebelumnya," tulis Prof Zubairi.
Guru besar Universitas Indonesia ini melanjutkan, kemunculan varian ini bersamaan dengan tingginya okupansi di rumah sakit-rumah sakit dan diketahui meningkatkan angka kematian.
Baca juga: Dorong Presiden Jabat 3 Periode, Arief Poyuono: Saya Memang Mau Tampar dan Menjerumuskan Jokowi
Meski demikian, vaksin Pfizer terbukti efektif menangkal varian asal Inggris ini
"Kabar baiknya, vaksinasi di Inggris yang memakai Pfizer terbukti efektif menangkal varian B117 ini. Alhamdulillah," terangnya.
Zubairi mengatakan, studi sebelumnya menyatakan B117 ini lebih mudah menular tapi tidak mematikan, dan telah tersebar ke hampir 100 negara.
"Semoga studi terbaru yang dimuat di British Medical Journal (Jurnal Kedokteran Britania) ini jadi perhatian kita semua," harap Prof Zubairi.
Jakarta Nihil
Juru bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menegaskan, hingga kini kasus mutasi Covid-19 B117 belum ditemukan di DKI Jakarta.
Ia memaparkan, ada total 6 kasus B117 yang sudah ditemukan dan dilaporkan kepada GISAID (Global Initiative on Sharing All Influenza Data).
Yaitu, 2 kasus di Karawang (Jawa Barat), 1 kasus di Sumatera Utara, 1 kasus itu di Sumatera Selatan, 1 kasus di Kalimantan Timur, dan yang terakhir adalah 1 kasus di Kalimantan Selatan.
Baca juga: Moeldoko Bakal Diusung Jadi Capres 2024? Jhoni Allen: Kalau ke Bandung Harus Mampir ke Bogor Dulu
"Jadi sampai saat ini kasus yang berkedudukan di Jakarta kita belum temukan adanya variasi mutasi dari B117," ujarnya dalam diskusi virtual bertajuk 'Pemantauan Genomik Varian Baru SARS-Cov2 di Indonesia', Jumat (12/3/2021).
Nadia menuturkan, pelacakan kasus mutasi ini diambil dari pekerja migran Indonesia atau pelaku perjalanan dari luar negeri, sehingga tidak ditemukan di Jakarta.
"Pada laporan itu memang tertulis adalah laboratorium yang melakukan pemeriksaan asal sampel."
Baca juga: Gatot Nurmantyo Mengaku Pernah Diajak Kudeta AHY, Jhoni Allen: Jangan Asbun, Beda Integritas
"Jadi kemarin kita klarifikasi lagi, kita lakukan pelacakan kasus."
"Jadi 6 kasus itu tidak ada yang berasal dari Provinsi DKI Jakarta," terangnya.
Meski demikian, pihaknya akan terus melakukan monitoring terhadap berbagai kemungkinan terkait mutasi Covid-19.
Baca juga: UU Pemilu Batal Direvisi, Pilpres 2024 Diprediksi Bakal Makin Seru, Ini Alasannya
Di mana sejak awal pandemi terjadi di Tanah Air, peneliti dari berbagai lembaga terkait telah melakukan identifikasi virus.
"Karena kita tahu bahwa sebenarnya mutasi ini adalah sesuatu hal yang biasa dilakukan oleh virus."
"Dan kegiatan yang kita sebut sebagai Whole Genum Sequencing atau cara melihat identitas virus melalui PCR, dilakukan sejak awal Covid-19 masuk ke Indonesia," jelas Nadia.
Vaksin Masih Sangat Efektif
Juru bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmidzi menegaskan, vaksin Covid-19 yang saat ini digunakan efektif terhadap varian B117.
Menururnya, sampai saat ini belum ada penelitian ataupun bukti ilmiah yang menunjukkan vaksin yang telah diproduksi dan telah digunakan di belahan dunia lain, tidak bisa melindungi dari virus varian baru ini.
"Vaksin yang digunakan dalam upaya kita melakukan penanggulangan pandemi Covid-19 masih sangat efektif,” ujar Nadia, Rabu (10/3/2021).
Baca juga: Jangan Khawatir, Penderita Long Covid-19 Tak Bakal Menularkan Virus kepada Orang Lain
Ia mengungkapkan, karakteristik dari varian B117 ini lebih cepat menular, tetapi WHO belum mendapatkan laporan bukti virus mutasi Covid-19 ini lebih ganas.
Penelitian di negara lain, varian B117 disebut lebih cepat menular, namun tidak lebih mematikan.
Terkait penambahan empat kasus baru konfirmasi Covid-19 varian B117, dr Nadia menyampaikan keempatnya dalam keadaan sehat, tidak ada yang diindikasikan mengalami gejala berat.
Baca juga: Polisi Virtual Tegur 79 Akun Medsos Berpotensi Langgar UU ITE, Kebanyakan Unggah Sentimen Pribadi
Sampai saat ini hasil pelacakan kasus terhadap kontak erat dan keluarga juga dinyatakan tidak ada yang memiliki gejala mengarah ke Covid-19.
“Kami sampaikan kembali keempat kasus dengan varian B117 ini saat ini sudah sembuh."
"Mereka sudah menjalani pengobatan dan tatalaksana."
Baca juga: Lagi Dengar Pendapat Publik, Revisi UU ITE Tak Masuk Prolegnas 2021
"Semuanya mengalami gejala ringan dan sedang dan hanya melakukan isolasi secara terpusat di tempat-tempat isolasi."
"Dan memang ada yang dirawat di rumah sakit, tapi dengan kondisi yang ringan sedang.” ungkap perempuan berhijba ini.
Keempat kasus baru ini didapatkan dari hasil pemeriksaan Whole Genome Sequencing yang dilakukan oleh Badan Litbang Kesehatan Bersama dengan 16 laboratorium lainnya yang ada di Indonesia.
Baca juga: PTTUN Anulir Putusan PTUN Soal Jaksa Agung Salah Bilang Tragedi Semanggi Bukan Pelanggaran HAM Berat
Sehingga saat ini terdapat enam kasus konfirmasi positif Covid-19, setelah sebelumnya (1/3/2021) juga ditemukan dua kasus Covid-19 dengan varian B117 yang merupakan pelaku perjalanan luar negeri.
“Adapun keempat varian virus B117 ini ditemukan di 4 provinsi, yaitu di Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan,” jelasnya.
Nadia mengimbau, dengan adanya penambahan kasus Covid-19 varian B117, masyarakat diminta semakin waspada dan terus menerapkan disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Yaitu, memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, termasuk mengurangi mobilitas dan menghindari keramaian. (Rina Ayu)
