Breaking News
BREAKING NEWS: BPOM Rekomendasi Vaksin AstraZeneca Tak Digunakan, Ini Alasannya
BPOM merekomendasikan vaksin Covid-19 AstraZeneca tidak digunakan di Indonesia selama masih proses kajian, menyusul isu keamanan pada vaksin tersebut.
- European Medicines Agency-EMA (Uni Eropa),
- Medicine Health Regulatory Authority–MHRA (Inggris),
- Swedish Medical Product Agency (Swedia),
- Therapeutic Goods Administration–TGA (Australia),
- dan Health Canada (Kanada), tetap menjalankan vaksinasi walaupun telah menerima informasi kasus serius yang diduga terkait dengan vaksin Covid-19 AstraZeneca tersebut, dengan pertimbangan manfaat vaksin lebih besar dari risikonya.
Baca juga: BPOM Terbitkan Izin Penggunaan Darurat Vaksin AstraZeneca, Berikut Fakta-fakta yang Perlu Diketahui
"Hal ini didasarkan pada bukti ilmiah hasil uji klinik yang tidak ada indikasi keterkaitan antara vaksin dengan kejadian pembekuan darah," ujarnya.
Walaupun vaksin AstraZeneca telah mendapatkan Emergency Use Listing (EUL) dari WHO untuk vaksinasi Covid-19, katanya, BPOM tetap melakukan pengkajian lengkap aspek khasiat dan keamanan bersama Komite Nasional Penilai Obat (KOMNAS PO) serta melakukan kajian aspek mutu yang komprehensif.
Dari hasil uji klinik yang dilakukan pada 23.745 subjek di Inggris, Brasil, dan Afrika Selatan, diketahui bahwa data keamanan berupa efek samping sifatnya ringan sampai sedang, berupa reaksi lokal dan sistemik, juga tidak ada efek samping yang sifatnya serius dan terkait dengan gangguan pembekuan darah.
Baca juga: Vaksin AstraZeneca Mulai Didistribusikan Pekan ini, Berikut Perbedaannya dengan Vaksin Sinovac
"Secara umum manfaat vaksin Covid-19 AstraZeneca lebih besar dari risikonya," katanya.
Saat ini, vaksin AstraZeneca telah diterima Indonesia, melalui COVAX Facility yang diproduksi di Korea Selatan, dengan jaminan mutu sesuai standar persyaratan global untuk cara pembuatan obat yang baik (CPOB).
"Perlu dicatat bets produk vaksin Covid-19 AstraZeneca yang telah masuk ke Indonesia tersebut berbeda dengan bets produk yang diduga menyebabkan pembekuan darah dan diproduksi difasilitas produksi yang berbeda," ucap Penny menegaskan. (Antaranews)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/penny-k-lukito-bpom.jpg)