Berita Ekonomi
Jangan Sampai Ekonomi Amerika Pulih Duluan, Dampaknya Bisa Mengerikan
Agustinus menjelaskan, pulihnya ekonomi Amerika Serikat menyebabkan terjadinya peningkatan suku bunga.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Ada satu faktor yang dinilai perlu mendapat perhitungan dari pemerintah yakni kemungkinan ekonomi negara besar pulih lebih cepat akibat pandemi Covid-19.
Kendati beberapa negara maju ekonominya ambles dalam tahun lalu setelah muncul pandemi, tidak berarti pemulihannya lebih memakan waktu ketimbang Indonesia.
"Amerika Serikat (AS) bisa lebih cepat pulih. Beberapa negara utama dunia itu nampaknya dengan vaksin ini, lalu mereka segera pulih," ujar Ekonom sekaligus Rektor Unika Atma Jaya Agustinus Prasetyantoko dalam video conference, kemarin.
Baca juga: Menteri Keuangan Amerika Serikat Kerap Telepon Sri Mulyani untuk Menjalin Kerjasama Ekonomi
Menurut dia, pemulihan lebih cepat dari negara-negara maju tersebut akan memberikan dampak mengerikan ke negara berkembang, termasuk Indonesia.
Sebab, Agustinus menjelaskan, pulihnya negara utama di dunia tersebut menyebabkan terjadinya peningkatan suku bunga.
Baca juga: Disebut Ingin Nyapres di 2024, Elektabilitas Moeldoko Cuma 0,4 Persen, Tertinggal jauh dari AHY
Peningkatan suku bunga ini disebutkannya memiliki dampak tidak main-main ke Indonesia karena bisa membuat arus modal asing keluar atau capital outflow.
"Jadi, suku bunga akan naik di Amerika misalnya, sehingga mau tidak mau kita tidak bisa merespon dengan tidak menaikkan suku bunga lagi. Kalau tidak naikkan maka akan terjadi capital outflow," pungkasnya.
Menteri keuangan AS sering telpon Sri Mulyani
Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen menyampaikan niatnya untuk memperdalam kerjasama regional dan multilateral dengan Indonesia.
Hal tersebut disampaikan selama panggilan telepon dengan Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani awal pekan ini.
Dalam panggilannya dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani, Yellen menggarisbawahi keinginannya untuk memperluas hubungan antara kedua negara.
"Tujuannya untuk mengatasi tantangan seperti perlunya pemulihan yang kuat dari pandemi Covid-19 dan upaya global untuk mengatasi ancaman perubahan iklim," tulis Reuters, Kamis (11/3/2021).
Sayangnya, Yellen menyampaikan, tidak ada detail yang segera tersedia untuk dibuka sesegera ini.
Baca juga: Hakim Menangkan SRI MULYANI, Begini Duduk Perkara Lengkap Bambang Trihatmodjo Terkait Sea Games 1997
Baca juga: Syarat Menjadi Pemimpin Menurut Sri Mulyani, Jangan Egois dan Harus Suka Membantu
Adapun sebagai bagian dari kelompok G-20, Indonesia telah memainkan peran kunci dalam diskusi tentang masalah-masalah.
Di antaranta keringanan utang bagi negara-negara miskin yang sangat terpukul oleh pandemicdan kebutuhan untuk bergerak maju dengan langkah-langkah perubahan iklim.