Kudeta di Myanmar
MYANMAR MEMBARA, Ini Sikap Terbaru Indonesia Atas Penggunaan Kekerasan oleh Junta Militer
Indonesia menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas penggunaan kekerasan di Myanmar, yang telah menyebabkan korban jiwa dan luka-luka.
Terbaru, Korban jiwa akibat unjuk rasa menentang kudeta militer di Myanmar bertambah.
Baca juga: Massa Junta Militer Myanmar Mengamuk, Serang Demonstran Anti-Kudeta di Yangon
Baca juga: Bertemu Menlu Myanmar di Bangkok, Retno Marsudi Sampaikan Indonesia akan Bersama Rakyat Myanmar
Kali ini sebanyak 2 orang tewas tertembak polisi Myanmar yang berusaha meredam pengunjuk rasa.
Lebih dari sepekan sebelumnya, Jumat (19/2/2021), seorang wanita bernama Mya Thwate Thwate Khaing dinyatakan meninggal dunia saat berunjuk rasa.
Ada pun dua orang tewas dan belasan lainnya terluka saat polisi Myanmar melepaskan tembakan atas protes terhadap pemerintahan militer pada Minggu (28/2/2021).
Informasi tersebut disampaikan oleh seorang dokter dan seorang politisi di hari kedua demonstrasi yang terjadi di negara itu mengutip laporan Reuters.
Baca juga: Bukan karena Covid-19, Ini Penyebab Artidjo Alkostar Meninggal
Polisi melepaskan tembakan di berbagai bagian kota utama Yangon setelah granat setrum dan gas air mata gagal membubarkan massa.
“Seorang pria dibawa ke rumah sakit dengan luka tembak di dada dan meninggal,” kata seorang dokter di rumah sakit yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.
Outlet media Mizzima juga melaporkan kematian tersebut.
“Polisi juga melepaskan tembakan di kota selatan Dawei yang menewaskan satu orang dan melukai beberapa lainnya,” kata politisi Kyaw Min Htike kepada Reuters dari kota itu.
Outlet media Dawei Watch juga mengatakan setidaknya satu orang tewas dan lebih dari selusin luka-luka.
Baca juga: Pelatih Luis Edmundo Mendukung Pemain Persita Tangeang U-20 Tampil di Turnamen Piala Menpora 2021
Polisi dan juru bicara dewan militer yang berkuasa tidak menanggapi panggilan telepon Reuters yang meminta komentar.
Penduduk Mandalay mengatakan polisi juga menindak protes besar-besaran di kota kedua Mandalay dan di kota timur laut Lashio.
Di kota Yangon, dari gambar yang diposting oleh media menunjukkan beberapa orang dibantu pergi, meninggalkan trotoar dengan berlumuran darah, setelah polisi menembak.
Polisi juga melemparkan granat kejut, menggunakan gas air mata dan menembak ke udara, kata saksi mata.
Kendati demikian, ratusan pengunjuk rasa menolak turun pada sore hari. Beberapa berbaris, sementara yang lain mendirikan barikade.
Baca juga: Millen Cyrus Segera Dipulangkan ke Rumah Setelah Kembali Ditangkap Polisi, Begini Penjelasan Polisi