Banjir Jakarta

UPDATE Tinggi Muka Air Sabtu 27 Februari 2021: Semua Pintu Air Siaga 4, Kecuali Pasar Ikan

Update tinggi muka air di 12 pintu air, Jumat (26/2/2021) menunjukkan, Pintu Air Pasar Ikan Jakarta Utara berstatus Siaga 3.

Tribun Bogor
Sabtu (27/2/2021) pagi ini kondisi semua pintu air status Siaga 4 atau normal, termasuk di Bendung Katulampa. Hanya Pintu Air Pasar Ikan yang berstatus Siaga 3 atau waspada. Foto ilustrasi: Bendung Katulampa Bogor. 

4 Faktor

BMKG menyebut, ada beberapa hal faktor penyebab curah hujan ekstrem terjadi di Indonesia.

Faktor pertama, adanya aktivitas seruakan udara yang cukup signifikan dari arah Asia pada 18- 19 Februari.

"Seruakan udara dari Asia, aktivitas tersebut cukup signifikan."

Baca juga: Kasus Pasien Sembuh Kembali Terinfeksi Covid-19 Ditemukan di Indonesia, Ini Dugaan Penyebabnya

"Mengakibatkan peningkatan awan hujan di wilayah Indonesia bagian barat," ucap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat konferensi pers virtual, Sabtu (20/2/2021).

Faktor kedua, lanjutnya, aktivitas gangguan atmosfer di zona ekuator, yang mengakibatkan adanya perlambatan dan pertemuan angin dari arah Asia, dengan angin dari arah Samudra Hindia.

"Ada pembelokan, perlambatan dan pertemuan angin, dari arah utara."

Baca juga: Marzuki Alie Siap Mubahalah Soal SBY Bilang Mega Kecolongan 2 Kali, Andi Arief Minta Menahan Diri

"Ini kebetulan terjadinya tepat melewati Jabodetabek."

"Saat membelok, melambat, di situlah terjadi peningkatan intensitas pembentukan awan-awan hujan."

"Yang akhirnya membentuk sebagai hujan dengan intensitas tinggi," ulas Dwikorita.

Baca juga: Ditunjukkan Rekam Medik Lengkap, Komnas HAM Juga Tak Mau Ungkap Penyakit Maaher At-Thuwailibi

"Jadi angin yang dari utara itu terhalang, tidak bisa langsung menerobos ke selatan."

"Karena terhalang angin yang dari arah barat itu, sehingga angin dari utara itu membelok ke timur," tutur Dwikorita.

Saat laju angin dari utara ke selatan terhambat, di situlah terjadi peningkatan intensitas pembentukan awan-awan hujan, yang akhirnya menyebabkan terjadinya hujan di Jabodetabek.

Baca juga: PETA Surati Prabowo, Minta TNI Jangan Santap Hewan Hidup-hidup Saat Latihan Militer Cobra Gold

Faktor ketiga, adanya tingkat kebasahan dan labilitas udara di sebagian besar wilayah Jawa bagian barat.

Kebasahan dan labilitas udara ini cukup tinggi, dan mengakibatkan peningkatan potensi pembentukan awan-awan hujan di wilayah Jabodetabek.

"Jadi ini tingkat labilitas dan kebasahan udara yang berpengaruh dalam peningkatan curah hujan," terang Dwikorita.

Baca juga: DAFTAR 25 Pati dan Pamen Polri yang Dimutasi, Perombakan Pertama Jenderal Listyo Sigit Prabowo

Terakhir, terpantau adanya daerah pusat tekanan rendah di Australia bagian utara.

Daerah pusat tekanan rendah di Australia ini membentuk pola konvergensi di sebagian besar Pulau Jawa.

"Jadi fenomena yang ada di Pulau Jawa ini juga dipengaruhi terbentuknya daerah pusat tekanan rendah di Australia bagian utara, yang membentuk pola konvergensi di Pulau Jawa."

"Ini juga berkontraksi pada peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah Jawa bagian barat, termasuk Jabodetabek," paparnya. (soe/Fandi Permana)

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved