Pasar Dinar Dirham

Ternyata Konsekuensi Hukum Dinar-Dirham Ala Zaim Saidi Berat, Saksikan di Program Aiman Malam Ini

Program AIMAN, tertarik mengangkat masalah itu untuk melihat bagaimana pasar yang viral ini terjadi di Depok. Dan ternyata konsekwensi hukumnya berat

Wartakotalive.com/Vini Rizki Amelia
Sejak ditangkapnya pemilik Pasar Muamalah, Zaim Saidi oleh Bareskrim Mabes Polri, suasana pasar Muamalah di ruko yang terletak di RT 003/04, Jalan Raya Tanah Baru, Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Beji, Kota Depok tampak sepi. Saksikan liputan eksusif Dinar Dirham di Kompas TV malam ini 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Pasar Muamalah Depok yang dibikin mantan pengurus YLKI dan pengamat sosial, Zaim Saidi kini sudah tak beroperasional lagi.

Zaim Saidi sudah diamankan polisi.

Kehadiran Pasar Muamalah yang menjadikan koin Dinas-Dirham sebagai alat tukar menjadi kontroversi.

Heboh Pasar Muamalah di Depok, Warga Sebut Penggunaan Dirham Untuk Zakat

Dinar dan Dirham Untuk Transaksi di Pasar Muamalah Depok, Warga: Hanya Buat Zakat Warga Kurang Mampu

Program AIMAN, tertarik mengangkat masalah itu untuk melihat bagaimana pasar yang viral ini terjadi di Tanah Baru, Beji, Depok, Jawa Barat.

Program ini akan diputar nanti malam Senin 8 Februari 2021 di Kompas TV pukul 20.00 WIB

"Saya mencoba berkeliling di lokasi Pasar yang belakangan viral menggunakan mata uang yang diciptakan sendiri oleh seseorang yang bernama Zaim Saidi. Ternyata ada sejumlah hal menarik yang saya dapatkan!"

"Disebarkan secara gratis di lingkungan, dan punya potensi inflasi yang meluas, jika pergerakannya masif."

Ekslusif di Program Aiman Kompas TV soal Pasar Muamalah yang menjadikan kon dinar dan dirham sebagai alat tukar. Acara tersebut akan disiarkan malam ini di Kompas TV, Senin 8 Februari 2021 pukul 20.00 WIB.
Ekslusif di Program Aiman Kompas TV soal Pasar Muamalah yang menjadikan kon dinar dan dirham sebagai alat tukar. Acara tersebut akan disiarkan malam ini di Kompas TV, Senin 8 Februari 2021 pukul 20.00 WIB. (KompasTV)

Demikian Aiman Wicaksono, host program Aiman, mengawali acara dengan narasinya.

Kali Ciliwung Meluap, Ratusan Warga Kampung Melayu Mengungsi di Sekolah dan Masjid

Berkisar hanya maksimal tak sampai 20 lapak jika digelar. Dioperasikan pada akhir pekan, berupa kios-kios dadakan. Jualannya kebanyakan kebutuhan sehari-hari dan herbal untuk kesehatan.

Yang Menarik dari Pasar Dinar-Dirham

Ada yang menarik yang saya dapatkan dari fakta yang ada. Karena saat saya datang, pasar ini sudah ditiadakan, pengelola Zaim Saidi, juga ditahan Polisi. Dua pasal yang dikenakan padanya. Pertama, bertransaksi tidak menggunakan Rupiah, ancaman hukumannya 1 tahun penjara.

Yang terberat adalah menciptakan Mata Uang sendiri, yakni Dinar-Dirham Amirat Nusantara yang tertulis pula dalam koin Dinar Emas dan Dirham Perak tersebut, nama sang pengelola yang menjadikannya sebagai pemimpin (Amir), Zaim Saidi.

Celine Evangelista Dikabarkan Akan Cerai dengan Stefan William, Benarkah Rumah-tangga Sedang Retak?

Saya berkeliling ke sejumlah warga, termasuk pedagang di sana. Tapi rupanya berbeda. Mereka mengaku tidak mengikuti pasar yang dikelola Zaim Saidi. Tetapi sebagian dari warga dan pedagang sekeliling mengaku mendapatkan Koin Dirham perak untuk berbelanja, yang diberi cuma-cuma oleh pihak Zaim Saidi.

Bahkan yang menarik, sebagian pedagang mengaku koin diberikan gratis dan dikoordinir oleh sejumlah RT untuk dibagikan ke warga.

Awalnya dikatakan diberikan kepada warga tidak mampu, tapi setelah saya berkeliling, banyak warga yang tampak tergolong mampu, semisal memiliki toko sembako lengkap dan paling besar di lingkungannya, juga diberikan koin-koin Dinar-Dirham ini.

Saksikan I Can See Your Voice Indonesia Season 5 yang Semakin Seru dan Menantang

Aiman Mencari Keping Logam Dinar-Dirham

Saya mencari ke sana dan sini untuk mendapatkan kepingan koin tersebut.

Dan akhirnya saya berhasil mendapatkan secara eksklusif kepingan koin Dirham. Koin Dinar yang saya dapatkan informasinya terbuat dari emas 22 karat seberat 4,25 gram. Dan memiliki nilai 4 Juta rupiah per keping.

Sementara keping koin Dirham terbuat dari perak murni dengan berat sekitar 3 gram setiap pecahan untuk 1 Dirham yang seharga dengan uang sekitar 75 ribu rupiah.

Yang menariknya lagi, telur ayam curah tak sampai 2 Kilogram yang biasanya di pasar-pasar tradisional dijual tak sampai 50 ribu rupiah, di pasar mata uang baru ini dijual seharga 1 dirham alias sekitar 75 ribu rupiah.

Wakapolda Metro Jaya Minta Anggotanya yang Pernah Terpapar Covid-19, Donorkan Plasma Konvalesen

Dinar-Dirham di Zaman Nabi

Dinar-Dirham memang alat pembayaran yang pernah digunakan di zaman Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wassalam, tapi bukan satu-satunya.

"Sebelumnya digunakan sistem barter (tukar-menukar barang), lalu digunakan garam sebagai alat pembayaran, hingga akhirnya keping emas dan perak yang dinamakan Dinar dan Dirham," ucap Ketua PBNU yang juga Sekretaris Dewan Penggerak Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), KH. Marsudi Syuhud.

Pada masa di depannya, sistem pembayaran ini terus berkembang, dan akhirnya tercipta uang kertas yang saat ini kita gunakan untuk alat pembayaran maupun elektronik. Tapi semuanya senilai alias sama dan serupa dengan rupiah, dan dijamin stabilitasnya oleh negara.

Ridho Rhoma Minta Maaf ke Orang Tua dan Masyarakat Setelah 2 Kali Tersandung Kasus Narkoba

Jadi menciptakan mata uang baru, sangat berbahaya bagi sebuah negara.

Kenapa?

Misalnya dengan dinar - dirham ini. Ada dua hal yang bisa terjadi. Pertama, jika digunakan masif, maka harga - harga dipastikan naik drastis, dan inflasi bisa tak terkendali. Hal ini terjadi sebagai efek dari pembulatan harga untuk disesuaikan dengan pecahan dinar - dirham tersebut.

Kedua, harga emas dan perak akan naik tajam, karena permintaan yang tinggi untuk membuat keping logam ini. Lagi - lagi juga berujung pada inflasi yang tak terkendali di sebuah negara.

Jika inflasi tak terkendali, harga uang menjadi turun dan tergerus jika tak mau dikatakan tak ada nilainya. Hal ini menyebabkan potensi Angka kemiskinan naik drastis di suatu negara. Angka kemiskinan yang tinggi secara tiba - tiba, jika tak dikelola dengan hati - hati, bisa memunculkan huru - hara di sebuah negara.

Anggota Polri Penyintas Covid-19 Donor Plasma Konvalesen untuk Menanggulangi Pandemi Virus Corona

Pakar Ekonomi Syariah, Banu Muhammad, mengatakan dalam Program AIMAN yang akan tayang pada Senin, 8 Februari 2020.

“Dalam khasanah fiqh Islam ketika berbicara Dinar-Dirham itu ya uang, dalam masa itu. Hari ini, Dinar-Dirham (di pasar Muamalah) itu komoditas, bukan alat tukar. Ya harusnya dia jangan sebut jual-beli. Harusnya sebut barter antara emas dan pecahan sekian, dengan bahan pokok, misalnya."

"Kebayang ga sih, kalo ada kondisi dimana semuanya begitu, yang ada harga emas akan naik karena demand yang sangat tinggi. Jadi, ga terkontrol lagi. Sementara harusnya kontrol moneter di satu pihak, yaitu bank sentral.”

Faktor Pandemi Virus Corona, Warga Pilih Mengungsi di Rumah saat Banjir

Masih lekat dalam ingatan, bagaimana Venezuela berjuang akan inflasi yang tak terkendali di negaranya mencapai titik tertingginya 8.000.000 persen di tahun 2019.

Dalam video sebelum dilakukan penahanan oleh Pihak Kepolisian, Zaim Saidi sempat membuat video yang disebarkan melalui media sosial. Ia membantah bahwa Dinar - Dirham yang dibuatnya adalah mata uang baru.

“Mereka menanyakan apakah Dinar dan Dirham ini alat pembayaran. Saya jelaskan, bahwa Dinar dan Dirham ini, Namanya pun bukan. Itu mengenai satuan berat, seperti kalo kita menyebut gram. Secara modern, berat itu diukur dalam gram, makanya dalam koin itu ada tulisan koin emas dan koin perak."

Terlepas dari perdebatan yang ada. Ternyata konsekuensi hukuman atas perbuatan ini, luar biasa. Lima Belas Tahun penjara ancaman hukuman maksimalnya. Di sisi lain, hampir sama sekali tak pernah terdengar kasus serupa, sebelumnya.

Ini Penyebabnya tes SKD CPNS 2021 Bukan Penentu Kelulusan

Layak dipikirkan soal edukasi, sehingga penegakkan hukum bisa dipertimbangkan menjadi upaya paling akhir.

Siapa yang melakukan edukasi?

Para ahli dan lembaga resmi yang punya kapasitas terbaik atasnya.

Sudah Diduga Pihak YLKI

Transaksi jual beli menggunakan dinar dan dirham di kota Depok atau di Pasar Muamalah berbuntut ditahannya Zaim Saidi

Mantan rekan kerja Zaim di Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, Tulus Abadi mengaku pihaknya sudah menduga Zaim akan berurusan dengan hukum. 

"Kita tidak kaget beliau sampai ditahan, karena memang pemahaman dia berbeda soal sistem ekonomi," ujarnya saat dihubungi  Kamis (4/2/2021).

Dipecat Presiden Jokowi Usai Sebut Bisa Hamil di Kolam Renang, Sitti KPAI Gugat Jokowi dan Menang

Dijelaskan Tulus, Zaim sudah lama tidak di YLKI, bahkan sekitar 1997  atau sudah 25 tahun lalu.

Secara pribadi,  ia dan rekan-rekan YLKI sekali-sekali masih berkomunikasi, namun karena ia tidak lagi fokus di perjuangan konsumen, maka komunikasi menjadi semakin jarang.

"Dalam 10 tahun terakhir ia fokus isu anti riba, serta dinar dan dirham, Tapi kita di Indonesia kan bukan negara agama, dan berlaku hukum positif," tuturnya.

Namun demikian, kata Tulus, dalam beberapa diskusi, Zaim adalah orang yang anti politik.

Zaim, kata Tulus, justru tidak setuju dengan gerakan HTI dan Khilafah.  

"Dia pernah kesal kepada pihak-pihak yang menolak demokrasi, tapi sistem ekonominya tetap dipakai, menurut Zaim, sistem ekonominya jangan dipakai seperti perbankan. . Kalau Riba memang sudah jelas haram," ujar Tulus.

Zaim secara pribadi, kata Tulus, adalah orang yang baik dan cerdas. Bahkan ia sering menulis kolom di beberapa media massa nasional. Ia juga menulis buku berjudul “Tidak Syariahnya Bank syariah”.

Diberitakan sebelumnya, Zaim menyebut banyak yang salah tafsir tentang Pasar Muamalah Depok. Ini penjelasan  dari sang pendiri Pasar Muamalah Depok, Zaim Saidi.

Pasar Muamalah Depok yang berada di Jalan M Ali, Tanah Baru, Kota Depok menjadi heboh lantaran diberitakan alat transaksinya menggunakan mata uang dirham dan dinar.

Sepintas mata uang dirham dan dinar merujuk kepada mata uang asing. Mata uang asing tersebut banyak digunakan sebagai alat membayar masyarakat Timur Tengah.

Namun, tafsiran itu ternyata salah. Alat tukar yang digunakan di Pasar Muamalah Depok tersebut adalah koin emas, koin perak, dan koin tembaga.

Koin yang digunakan sebagai alat untuk membeli barang itu dinamakan dirham, dinar, dan fulus.

Merujuk zaimsaidi.com, tentang dinar, dirham, dan fulus yang dijual di toko online, koin 1 dirham perak 2,957 gram, Wakala Resmi Nusantara nilainya setara Rp 73, 500.

Kemudian American Eagle Silver Coin 1oz (31.3g), Logam Mulia, Perak, 99.99% senilai Rp 800.000.

2019 Great Britain 2oz Silver Queen's Beasts The Bull (62.6g), Logam Mulia, Perak, 99.99% senilai Rp 1,6 juta.

Ada juga Bintan Dirham 2.975 gr Perak Logam Mulia Dari Wakala Resmi seharga Rp 72.000.

Lalu, koin Fulus nilainya Rp 6.100 - Rp 9.150.

Selain itu, terdapat juga dinas emas yang jenisnya bernama dinar Ashari.

"Isi berita itu sendiri banyak ketidakbenarannya. Menjurus sebagai hoax. Para penanggapnya pun umumnya tak paham. Termasuk nara sumber yang harusnya menjelaskan," kata Zaim Saidi yang merupakan pengamat Kebijakan Publik PIRAC di Instagram@zaim.saidi.

Baca juga: Gara-gara Sampah, Wali Kota Depok Mohammad Idris Rapat dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan

Zaim Saidi menambahkan bahwa alat tukar yang digunakan dalam pasar itu adalah koin emas, koin perak, dan koin tembaga.

Jadi itu bukan legal tender. Jadi tidak ada relevansinya dengan UU Mata Uang.

"Dinar Iraq atau Dirham Kuwait, itu legal tender. Jadi terkait UU Mata Uang. Itu mata uang asing Arab atau bukan. Di pasar kami uang-uang kertas macam itu justru diharamkan," ujarnya.

Menurut Zaim Saidi, ada pun alat tukar sunnah ini, seperti tertulis di atas koinnya adalah, perak, emas, dan fulus.

Ada pun terma dirham dan dinar tetap dipakai sebagai kata keterangan yang bermakna satuan berat.
Mithqal = dinar = 4.25 gr.

Jadi uang 1 emas adalah 4.25 gr emas, 22K
0.5 emas adalah uang emas 2.125 gr dst

Dirham = 14 qirath = 2.975 gr

0.5 dirham = 7 qirath = 1.4875 gr

Adapun fulus penjelasannya alat tukar recehan.

"Jadi dinar dan dirham itu bahkan bukan nama uang sunnah. Namanya mau diganti dengan rupiah atau ringgit atau tompel atau huik-huik, misalnya, bahkan dikasih nama cebong, ya boleh saja. Dinar dan dirham adalah satuan berat. Nama uangnya emas dan perak," tandasnya.

Koin Dinar yang dicetak Perum Percetakan Uang Negara RI
Koin Dinar yang dicetak Perum Percetakan Uang Negara RI (Repro Instagram@zaim.saidi)

Dicetak Tahun 2000

Zaim Saidi menyebutkan bahwa dinar emas, bersama dirham perak, sudah dicetak dan beredar serta digunakan masyarakat sejak awal 2000- an.

Di antaranya yang menerbirkan dan mengedarkan adalah PT PERURI yaitu perusahaan Percetakan Uang Negara RI.

"Hari-hari ini ada yang menyiarkan video, yang isinya mwngatakan penggunaan dinar dan dirham itu karena ideologi khilafah," tuturnya

Tidak Dipungut Uang Sewa

Sementara itu dikutip dari Tribunnews.com, para pedagang di Pasar Muamalah ini menjual beragam barang.

Di antaranya " sandal nabi", parfum, makanan ringan, kue, madu, dan pakaian.

Para pedagang di pasar tersebut tidak dipungut uang sewa dan dilarang disewakan antara pedagang.

Pajak juga tidak ditarik di pasar tersebut.

Seorang pedagang yang enggan disebutkan namanya menuturkan, dirinya sudah lama berjualan di pasar muamalah.

Menurutnya, pasar dengan sistem seperti zaman Rasul menguntungkan para pedagang juga pembeli.

Pria yang mengaku baru berusia 35 tahun ini juga merasa senang berjualan di pasar tersebut.

Baca juga: Sedang Mengaji Imam Masjid di Depok Mau Ditusuk, Ternyata Kuasa Allah SWT Diperlihatkan

Ia diketahui berjualan minyak wangi dan perlengkapan ibadah. Para pedagang kata dia juga tidak boleh menetap.

"Jadi selesai jualan langsung pulang," katanya.

Sejak dibuka tahun 2016, kata pedagang tersebut tidak pernah ada masalah atau komplain dari warga sekitar.

Justru kata dia tiap akhir pekan ramai pembeli.

“Kalau Minggu orang habis olah raga atau jalan-jalan suka mampir ke sini.

Ramai, tapi kalau sudah selesai ya sepi lagi,” ujarnya.

Pasar tersebut terlihat  tidak terlalu luas dan didirikan tenda seperti acara resepsi pernikahan untuk pedagang menjajakan dagangannya.

Tepat di depan pasar juga ada beberapa warung makan dan toko obat herbal.

Sementara di sisi samping ada rumah warga berderet.

Pasar bernama Pasar Sultan tersebut diadakan selama sepekan sekali pada Sabtu.

Sementara pasar muamalah di Tanjungpura, Ketapang, diadakan dua kali sepekan pada Jumat dan Minggu.

Meski terkesan memperlihatkan suasana layaknya pada zaman Rasul namun ternyata keberadaan pasar ini cukup menyita perhatian.

Artkel telah tayang di Kompas TV dengan judul AIMAN - Pasar "Dinar-Dirham", Ada Apa?

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved