Gereja Ortodoks Rumania Dikecam, Akibat Tewaskan Bayi Usai Baptis dengan Cara Benamkan ke Air Suci

Bayi tersebut tewas dalam upacara baptis setelah dilakukan pembenaman bayi tiga kali ke dalam air suci di Gereja Ortodoks di Rumania.

Editor: Mohamad Yusuf
Daniel MIHAILESCU / AFP
Sebuah gambar yang diambil pada 11 Mei 2014 menunjukkan seorang pendeta Ortodoks Rumania menenggelamkan seorang anak di air suci saat dibaptis, di sebuah gereja di Bukares, Rumania. Banyak orang Rumania dimobilisasi di jejaring sosial pada minggu pertama Februari 2021, untuk meyakinkan Gereja Ortodoks untuk mengubah ritual pembaptisan setelah bayi berusia enam minggu meninggal karena serangan jantung di rumah sakit pada 1 Februari 2021 dan adanya cairan di paru-parunya terungkap melalui otopsi, tak lama setelah dibaptis di sebuah gereja di Suceava (timur laut Rumania). 

Alkitab mengajarkan bahwa bagi setiap orang yang bertobat dan percaya kepada Tuhan Yesus, pengampunan dosa diberikan. Pengampunan dosa dilambangkan dengan air baptisan percik yang menggambarkan darah Kristus yang dicurahkan untuk penebusan manusia (Kisah Rasul 2: 30; 22: 16; I Korintus 6: 11; Kolose 1:14)

2. Sebagai tanda milik Kristus

Tanda menjadi milik Kristus, tanda menjadi murid Yesus. Itulah sebabnya Tuhan Yesus memerintahkan agar para murid diberi tanda Baptis Suci. (Yohanes 4:1-2)

3. Baptisan sebagai sebagai karunia hidup baru

Yohanes mengembangkan gagasan baptisan sebagai kelahiran baru. Dalam percakapan dengan Nikodemus Yesus bersabda:

“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seseorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah……..Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali” (Yohanes 3:5,7)

4. Sebagai tanda bahwa dirinya diterima dalam persekutuan gereja

Dengan dibaptis seseorang diterima sebagai warga gereja sebab sakramen baptis merupakan sakramen inisiasi atau sakramen pertama Gereja Katolik yang menjadi pintu masuk seseorang menjadi murid Kristus.

Penjelasan tentang perbedaan baptis anak dan baptis dewasa

Pertama, sakramen Baptis sebagai sakramen, tentu saja adalah sakramen yang sama jika diberikan kepada orang dewasa maupun kepada anak-anak.

Hukum Gereja menyatakan “sakramen-sakramen adalah sama untuk seluruh Gereja dan termasuk khasanah ilahi“ (KHK Kan no 841) Penerima sakramen boleh berbeda-beda, tetapi Sakramen Baptis-nya tetaplah sama.

Sakramen Baptis adalah pintu gerbang untuk sakramen-sakramen lainnya karena sakramen inilah yang memberikan rahmat penghapusan dosa asal dan semua dosa lainnya dan menganugerahkan keselamatan yang merupakan buah penebusan Kristus.

Melalui Sakramen Baptis ini, semua orang yang dibaptis disatukan dengan Yesus Kristus, dan karena itu juga disatukan dengan semua orang yang sudah bersatu dengan Kristus.

Kedua, perbedaan antara Baptis dewasa dan Baptis anak-anak terletak pada penerimaan sakramen itu, bukan pada keabsahan atau terjadinya sebuah sakramen.

Dalam hal terjadinya, setiap sakramen ditentukan oleh materia (“bahan” atau tindakan minimal yang ditentukan Gereja harus ada), forma (doa yang menyertai pelaksanaan sakramen), intensi dari pelayan sakramen dan kuasa yang dimiliki oleh pelayan sakramen.

Perlu diingat bahwa terjadinya sakramen tidak tergantung pada penerimaan dari orang yang menerimanya. Tetapi dalam hal efektivitas rahmat yang diberikan dalam diri orang yang bersangkutan, keikutsertaan subyek penerima sangat menentukan.

Tanpa tanggapan aktif dari penerima, sebuah sakramen menjadi sakramen yang sah tetapi mandul. Tetapi penerima pertama ialah komunitas atau Gereja, bukan pribadi masing-masing anggota Gereja.

Ketiga, anak-anak dibaptis sebagai anak, bukan sebagai orang dewasa yang sudah mampu menanggapi rahmat Allah secara bebas dan mengasimilasinya.

Sebagai anak, mereka masih tergantung dalam segala hal pada orang tua mereka. Karena itu, buku liturgi Upacara Pembaptisan Anak-anak mengatakan bahwa “mereka dibaptis dalam iman Gereja yang diakui oleh para orangtua dan wali baptis serta semua hadirin.

Karena itulah, dalam pelaksanaan liturgi pembaptisan, orang tua dan wali baptis mewakili anak-anak menjawab ajakan dan pertanyaan imam.

Untuk selanjutnya, orangtua dan wali baptis mempunyai kewajiban untuk mendidik anak-anak itu dalam iman Katolik.

Dengan demikian, sakramen itu baru mendapatkan artinya yang penuh.

Karena itulah, Gereja menetapkan persyaratan utama untuk pembaptisan bayi ialah bahwa “ada harapan cukup beralasan bahwa anak itu akan dididik dalam agama Katolik; bila harapan itu tidak ada, baptis hendaknya ditunda.” 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bayi Tewas Usai Dibaptis, Gereja Kristen Ortodoks Romania Dikecam", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/global/read/2021/02/05/101622670/bayi-tewas-usai-dibaptis-gereja-kristen-ortodoks-romania-dikecam.
Penulis : Miranti Kencana Wirawan

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved