Aksi Terorisme

1.250 WNI Jadi Teroris di Suriah dan Irak, Ada yang Tewas, Ditahan, dan Tinggal di Tenda Pengungsian

Boy Rafli mengungkapkan, WNI yang berangkat ke Irak dan Suriah bukan hanya yang telah berusia dewasa.

Wartakotalive.com/M Nur Ichsan Arief
Densus 88 Mabes Polri, memindahkan 26 tersangka aksi terorisme dari Gorontalo dan Makassar ke Mabes Polri di Jakarta, Kamis (4/2/2021). Dari 26 orang tersangka, 7 berasal dari Gorontalo dan 19 dari Makassar. Para tersangka merupakan anggota Jamaah Anshorud Daulah yang berafiliasi pada ISIS.. 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar mengungkapkan, sebanyak 1.250 Warga Negara Indonesia (WNI) berangkat ke Irak dan Suriah hingga 2021, untuk ikut kegiatan terorisme.

Boy Rafli menyatakan fakta itu menunjukkan paham radikalisme masih menjadi masalah.

Bukan hanya di Indonesia, akan tetapi masalah yang juga dialami masif di seluruh dunia.

Andi Arief Sebut Jokowi Sudah Tegur Moeldoko, Minta Tak Ulangi Perbuatan Tercela kepada Demokrat

"Dari setujunya mereka dengan apa yang ditawarkan dalam konteks narasi radikalisasi itu, rela berangkat ke Irak dan Suriah."

"Jadi tercatat dalam data keberangkatan itu ada 1.250-an orang," kata Boy Rafli dalam diskusi daring, Jumat (5/2/2021).

Boy Rafli mengungkapkan, WNI yang berangkat ke Irak dan Suriah bukan hanya yang telah berusia dewasa.

Natalius Pigai Siap Bertemu Abu Janda: Saya Tak Pernah Terpikirkan untuk Memenjarakan

Namun, dia mendata ada WNI yang masih berusia anak-anak.

Boy Rafli menjelaskan, nasib mereka di sana juga mengenaskan.

Ada yang telah meninggal dunia di medan perang, namun ada pula yang diketahui yang tinggal di tenda pengungsian.

Abu Janda: Saya Kagum Sama AM Hendropriyono, Makanya Reaktif Terhadap Hinaan Natalias Pigai

"Di mana sebagian mereka sudah mati, sebagian mereka ditahan."

"Ada wanita di dalam camp pengungsian. Anak-anak juga demikian," jelas Boy Rafli.

Ia menuturkan kasus itu menjadi bukti nyata paham radikalisme masih menjadi pekerjaan rumah.

Jimly Asshiddiqie: WNA Mutlak Tidak Boleh Dilantik Jadi Bupati, Coret!

Paham itu tidak sadar masuk melalui ajaran agama yang keliru, hingga propaganda di media sosial.

"Ini adalah proses radikalisasi masif yang terjadi, baik face to face dan juga melalui media sosial."

"Dan juga mempengaruhi cara berpikir dan mulai bersikap ekstrem."

DAFTAR 106 Rumah Sakit Rujukan Covid-19 di Jakarta, Pemprov DKI Tambah 5

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved