Gara-gara Saling Ejek di Medsos, Tawuran Berdarah Antar Geng Motor di Tambora Tewaskan 1 Orang
Polisi mengidentifikasi pelaku dengan berbekal rekaman CCTV serta keterangan warga sekitar yang diperoleh saat olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Penulis: Desy Selviany | Editor: Mohamad Yusuf
WARTAKOTALIVE.COM, PALMERAH - Pelaku tawuran berdarah antara genk motor yang menewaskan seorang pemuda berinisial R (20) diringkus polisi.
Dua pelaku merupakan anak di bawah umur.
Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Ady Wibowo mengatakan bahwa ada empat pelaku yang diduga terlibat dalam tewasnya korban.
Tiga dari empat pelaku berhasil diringkus jajaran Reskrim Polsek Tambora.
Ketiga pelaku yang berhasil diringkus polisi berinisial AT (17), DH (17), dan AM (19).
Polisi mengidentifikasi pelaku dengan berbekal rekaman CCTV serta keterangan warga sekitar yang diperoleh saat olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Awalnya, polisi menangkap satu orang pelaku pada Senin di wilayah Indramayu.
Kemudian, dilakukan pengembangan dan ditangkap dua orang lainnya.
Hasil pemeriksaan, satu orang tersangka ternyata sudah pernah melakukan aksi yang sama sebelumnya.
Namun, korban yang ia tusuk tidak sampai meninggal.
"Salah satu pelaku sudah dua kali melakukan ini walau tidak sampai meninggal, yang pertama terjadi pada Januari 2020," kata Ady.
Ady menjelaskan bahwa aksi tawuran tersebut dipicu dari saling ejek antara genk motor pelaku dengan genk motor korban.
Tawuran yang terjadi di Jalan K.H. Moh Mansyur, Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat, pada Kamis (28/1/2021) melibatkan Geng Balok yang berlokasi di Tambora dan Geng Pesisir 301 Jakarta Utara.
"Diawali dengan saling menantang di media sosial antara Geng Balok yang berada di Tambora dan Geng Pesisir 301 yang ada di Jakarta Utara," jelas Ady.
Kedua genk motor itu kemudian bersepakat untuk bertemu pada Kamis pukul 04.00 WIB.
Kala itu, Geng Pesisir 301 yang menyambangi Geng Balok di Tambora.
Ketika bertemu, kedua belah pihak terlibat aksi pelemparan dan pemukulan di TKP.
Saat itu, R yang terlibat dalam tawuran diserang menggunakan sebuah celurit oleh anggota dari Geng Pesisir 301 Jakarta Utara.
Ia diserang di bagian punggung, kepala, dada, dan tangan.
"Terdapat luka pada korban di bagian punggung, kepala, dada, tangan, di tangan itu karena menangkis sambitan celurit yang dibawa geng motor wilayah Jakarta Utara," kata Ady.
Usai tawuran berakhir, R segera dilarikan ke Rumah Sakit Tarakan.
Namun, nyawa R sudah tidak terselamatkan ketika tiba di sana.
Sementara itu Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Putu Elvina menyayangkan peristiwa tersebut.
Terlebih peristiwa itu melibatkan anak-anak di bawah umur.
Menurutnya penyebab tawuran yang melibatkan anak selama ini ialah karena krisis identitas.
"Salah satu penyebabnya karena krisis identitas bagi anak," kata Putu yang juga hadir dalam konferensi pers tersebut.
Pada saat krisis identitas, para remaja akan mengelompokan diri pada kelompok tertentu untuk mudah menguatkan eksistensi mereka.
Sehingga saat berkelompok, mereka juga akan mempublikasikan aksi kekerasan yang dilakukan kelompoknya sebagai bentuk eksistensi.
Dari situ, mereka akan merasa dikenal dan menganggap dirinya diakui oleh masyarakat.
"Semakin viral eksistensi mereka, mereka dianggap diakui, disegani, dan ditakuti dalam konteks negatif," lanjutnya.
Menurutnya, upaya pencegahan tawuran masih lemah ditegakkan.
Apalagi, belakangan ini, tawuran menjadi lebih rentan dilakukan dengan adanya media sosial.
Hal itu terlihat dalam kasus yang menewaskan pemuda di Tambora berinisial R.
"Untuk saling bully dimulai online dan berakhir di offline, dengan tawuran," katanya.
Tawuran Terekam CCTV
Duel antar kelompok remaja pecah pada Minggu (24/1/2021) malam.
Mereka terlibat aksi saling melayangkan senjata tajamnya di wilayah Kosambi, Kabupaten Tangerang.
Hal itu diungkapkan langsung oleh Kapolsek Teluknaga, AKP Edy Suprayitno.
Bahkan aksi dari gerombolan pemuda itu terekam CCTV.
"Diduga akan melakukan tawuran karena masing-masing membawa senjata tajam," ujar Edy kepada Warta Kota, Senin (25/1/2021).
Baca juga: Dilantik Sebagai Sekda DKI, Ini Daftar Harta Kekayaan Marullah Matali
Baca juga: Diduga Lelah Terima Aduan Warga yang Tak Dapat Bansos, Jadi Penyebab Dipotongnya Dana BST Kemensos
Baca juga: Lowongan Kerja di Jakarta Smart City DKI, Gaji Terbesar Rp 23 Juta, Banyak Posisi, Cek di Sini
Mereka melancarkan aksinya tersebut persis di Jalan Salembaran Raya. Kedua kelompok ini juga membawa sepeda motor.
"Sekarang dalam penyelidikan," ucapnya.
Sekelompok pemuda yang berjumlah sekitar 30 sepeda motor menyerang kelompok lainnya yang hanya empat motor.
Kedua kelompok ini sama-sama melengkapi diri dengan senjata tajam.
Adapun kelompok yang jumlahnya kalah banyak tersebut salah satu sepeda motornya dirampas.
"Kami duga mereka mau tawuran karena mereka kalah kekuatan yang dari sini kan 30 motor, kita cek di situ. Yang motor oranye cuma empat motor mereka. Jadi, motor mereka dirampas," kata Edy.
Kendati demikian, pihaknya masih melakukan penyelidikan yang mendalam untuk bisa mengungkap kasus yang meresahkan masyarakat itu.
Kepolisian juga akan memaksimalkan patroli rutin untuk mengantisipasi kejadian serupa agar tidak terulang kembali.
"Kami sudah lakukan patroli-patroli terus, karena mereka kan malam melakukan aksinya. Dari pagi sampai malam kita selalu patroli. Pengawasan lebih ketat lagi," ungkapnya.
Bentrok Antar Ormas hingga Berceceran Darah
Terjadi bentrokan antara dua organisasi masyarakat (ormas) yang berseteru di Jalan KH Noer Ali, Bekasi Barat, Kota Bekasi, Kamis (21/1/2021) sekira pukul 04.00 WIB.
Kasubag Humas Polres Metro Bekasi Kota Kompol Erna Ruswing mengatakan akibat bentrokan tersebut, dua orang mengalami luka berat dan dilaporkan kritis.
"Ada dua korban yang mengalami luka berat setelah bentrokan terjadi," ungkap Erna saat dikonfirmasi, Jumat (22/1/2021).
Baca juga: Dilantik Sebagai Sekda DKI, Ini Daftar Harta Kekayaan Marullah Matali
Baca juga: Diduga Lelah Terima Aduan Warga yang Tak Dapat Bansos, Jadi Penyebab Dipotongnya Dana BST Kemensos
Baca juga: Lowongan Kerja di Jakarta Smart City DKI, Gaji Terbesar Rp 23 Juta, Banyak Posisi, Cek di Sini
Kejadian berawal saat satu kelompok ormas merayakan ulang tahun pimpinannya yang dikenal dengan sebutan 'macan', di sebuah kafe.
"Ormas yang hendak merayakan ultah pimpinannya mendatangi ruko. Kurang lebih jumlahnya ada 30 orang," ungkapnya.
Kemudian sebanyak 7 orang yang berasal dari ormas lain, mendatangi rombongan tersebut.
Lalu terjadi salah paham hingga berujung perkelahian.
"Bentrokan dipicu karena kesalahpahaman yang terjadi di parkiran kafe. Mereka kemudian berkelahi," kata Erna.
Akibatnya, dua dari tujuh orang anggota ormas yang dikeroyok mengalami luka berat.
Baca juga: Crazy Rich Surabaya Menangkan Gugatan 1,1 Ton Emas dari PT Antam, Ini Kronologi Awal Mula Kasusnya
Baca juga: Airin Sebut, Penyintas Covid-19 di Kota Tangerang telah Donor Ratusan Kantong Plasma Konvalesen
Baca juga: Profil dan Jejak Karier Marullah Matali, Putra Betawi yang akan Dilantik Sebagai Sekda DKI Hari Ini
Korban atas nama Novian (29) mengalami luka sobek pada pipi kiri, gigi rontok pada rahang kiri dan luka memar pada telinga kiri.
Korban lainnya atas nama Erickson (18) mengalami luka sobek pada pelipis kiri, luka lecet pada pelipis kanan dan luka memar pada dada kiri.
"Kami masih melakukan penyelidikan. Kasusnya ditangani Polres Metro Bekasi Kota," ujarnya.
Rebutan Lahan Parkir
Tawuran antar kelompok pemuda terjadi di depan Kejaksaan Jakarta Timur jalan DI Panjaitan, Cipinang Besar Utara, Kecamatan Jatinegara, viral di media sosial.
Seperti dilansir dari akun instagram @ndorobeii, peristiwa tawuran tersebut terjadi pada Kamis (21/1/2021) pukul 17.00.
Belum diketahui secara pasti apa penyebab tawuran tersebut.
Dalam kolom komentar salah seorang netizen menyebutkan bahwa aksi tawuran tersebut terjadi dekat tempat tinggalnya.
Baca juga: Dicari Polisi Selama Dua Tahun, Buronan Pelaku Tawuran Maut Akhirnya Tertangkap Setelah Curi Dompet
Baca juga: VIDEO Pelaku Tawuran Maut di Duren Sawit Ditangkap Setelah Buron Dua Tahun
Diduga tawuran tersebut dipicu lantaran perebutan lahan parkir.
Komentar lain menyebtukan bahwa tawuran tersebut merupakan tawuran antar warga berlainan RW.
Tampak dalam video tersebut warga yang ketakutan akan aksi tersebut meminta para pemuda itu menghentikan aksi tawurannya.
Sejumlah pemuda tampak membawa senjata tajam dan saling balas melempar batu hingga botol ke jalan.
Baca juga: Begini Jika Kelompok Remaja Milenial Tawuran, Bikin Video TikTok Dulu Sambil Acungkan Senjata Tajam
Ditangkap Setelah 2 Tahun Buron
Rangga Abdullah (34), pelaku tawuran maut pada tahun 2018 silam akhirnya tertangkap setelah sempat buron dua tahun.
Pelarian Rangga selesai usai tertangkap mencuri dompet pemilik warkop.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur AKBP Imron Ermawan mengatakan aksi Rangga telah mengakibatkan korbannya, Samuel Sebastian Tampubulon meninggal dunia.
Baca juga: Viral Penjual Surat Tes PCR Palsu 1 Jam jadi, Bebas Pilih Tanggal, Kepergok Dr Tirta Langsung Ngamuk
Baca juga: Risma Blusukan, Warga Kolong Tol Penjaringan Dijanjikan Relokasi ke Tempat Layak Seperti di Surabaya
Baca juga: Pihak Pelapor Minta Gisel Berikan Hak Asuh Anak Pada Gading Marten
"Pada Juni tahun 2018 lalu pelaku terlibat tawuran antar dua kelompok, tepatnya di Jalan Perintis Kemerdekaan, Pulogadung. Dia selama dua tahun lari," kata Imron, Rabu (6/1/2021).
Ketika itu Rangga bersama temannya membacok korban hingga tewas.
Sementara teman pelaku lebih dulu ditangkap dan sudah divonis bersalah oleh pengadilan.
"Tersangka kedua ini lari ke tiga tempat, Jawa Tengah, lalu mondok lagi, sampai akhirnya kembali ke Jakarta Timur dan ditangkap," ujar Imron.
Atas perbuatannya Rangga dijerat Pasal 170 KUHP ayat 3 tentang penganiayaan secara bersama yang mengakibatkan kematian dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara.
"Ini peringatan bagi pelaku tawuran, khususnya di Jakarta Timur. Bahwa walaupun berupaya melarikan diri tapi tetap tertangkap," tegasnya.
Sebelumnya Rangga tertangkap warga usai mencuri dompet pemilik warkop, Ani (38) di Jalan Soekanto, Kecamatan Duren Sawit, pada Minggu (3/1/2021) malam.
Baca juga: Baru Dilarang oleh Pemerintah, FPI Ganti Nama jadi Front Persatuan Islam, Deklarasi di Jakarta
Baca juga: Polisi yang Bunuh Diri, Tembak Anak dan Istri di Depok Dikenal Tetangga Sosok Pendiam dan Kreatif
Baca juga: Ternyata Pria Berinisial MYD di Video Syur, Seorang Pengusaha dan Kerap Bekerjasama dengan Gisel
Ani mengatakan Rangga beraksi dengan modus berpura-pura jadi pembeli. Ketika Ani sedang menyiapkan pesanan minuman dingin, Rangga mengambil dompetnya dan melarikan diri.
Rangga sempat diamankan di Polsek Duren Sawit lalu diserahkan ke Polres Metro Jakarta Timur setelah tertangkap warga di depan SPBU hingga sempat diamuk dan nyaris dibakar massa.
Tawuran Sambil Bikin TikTok
Ada-ada saja ulah dua kelompok remaja zaman milenial yang hendak tawuran di wilayah Kota Depok ini.
Sebelum beraksi di Jalan Haji Dul, Ratu Jaya, Pancoran Mas, Kota Depok, pada Selasa (5/1/2021) dini hari, kelompok remaja ini bikin video TikTok sambil memperlihatkan senjata tajam.
Cara tersebut dilakukan agar lawannya takut dan tak berani melawan.
Kepala Tim Jaguar, Iptu Winam Agus, menjelaskan, pihaknya mendapat laporan dari masyarakat sekitar bahwa akan terjadi keributan di lokasi tersebut.
Menindaklanjuti laporan tersebut, Tim Jaguar pun segera bergegas ke lokasi kejadian, dan mendapati sejumlah remaja yang langsung kocar-kacir melarikan diri.
"Kami sergap dan berhasil amankan tiga orang dan yang lain melarikan diri. Lanjut kita sisir lokasi dan kita temukan empat sajam (senjata tajam) jenis celurit dan satu stik golf," ujar Winam dikonfirmasi wartawan, Selasa (5/1/2021) seperti dilansir TribunJakarta.com.
Winam menjelaskan, hasil pemeriksaan ke-tiga remaja yang tertangkap ini merupakan warga sekitar, dan hendak tawuran dengan kelompok remaja dari Gang Nyamuk, Pondok Jaya.
Lebih lanjut, Winam menuturkan dua kelompok remaja ini mengatur janji untuk tawuran melalui media sosial.
Bahkan, ke-tiga remaja yang diamankan ini sempat membuat video TikTok sambil mengacungkan senjata tajam tersebut untuk menantang dan menakut-nakuti kelompok lawannya.
"Untuk nakutin lawannya, anak-anak dari Gang Haji Dul sebelum tawuran bikin vidio terlebih dahulu. Di share di instagram mereka, mereka komunikasi dengan lawannya lewat pesan di instagram," ungkapnya.
Mulanya, ke-tiga remaja ini tak mengakui bahwa sajam tersebut yang ditemukan di lokasi sekitar adalah milik mereka.
Namun setelah petugas menunjukan bukti video tersebut, mereka pun hanya bisa tertunduk lemas dan mengakuinya.
Ketiganya kemudian digelandang ke Polsek Pancoran Mas, untuk pemeriksaan lebih lanjut.
"Tadinya sajam tidak diakui oleh mereka. Setelah melihat video tersebut mereka tidak mengelak lagi," pungkasnya. (dik/m24)