Berita Nasional
Gus Miftah Ibaratkan NU dan PDIP seperti Buah Semangka, Kulitnya Hijau, Isinya Merah
Gus Miftah, dalam siaran Youtube PDI Perjuangan, mengaku sempat tekejut ketika diminta menjadi host dalam acara itu.
"Begitu mendengar kalimat semongko, yang saya ingat dua. jadi hijaunya warna semangko ini saya ingat dengan Nahdlatul Ulama, dan tengah berwarna merah saya ingat PDIP. Makanya ya, saya sering mengatakan NU itu tidak ada dimana-mana, tapi NU ada dimana-dimana," kelar dia.
Gus Miftah menambahkan, dari keterangan Gus Mis, sebanyak 109 kader NU yang menjadi kepala daerah dan wakil kepala daerah dari PDIP.
Jumlah tersebut, lanjut dia, belum lagi para anggota DPRD.
"Makanya saya pikir yang disampaikan Gus Mis ini ada benarnya, bahwa kemudian ada kedekatan antara Nahdlatul ulama dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan," tutur dia.
Megawati ingin PDIP dan NU beriringan
Sementara itu, Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menyampaikan selamat hari lahir (Harlah) ke-95 Nahdlatul Ulama (NU).
Megawati menilai di usia tersebut, NU telah matang sebagai sebuah organisasi.
Hal itu disampaikan Megawati Soekarnoputri dalam perayaan Harlah ke-95 NU yang digelar DPP PDIP secara virtual, Minggu (31/1/2021), dikutip dari Tribunnews.
"Pada hari yang berbahagia ini, Nahdlatul Ulama genap berusia 95 tahun, saya ucapkan selamat pada usia 95 tahun tentunya menunjukkan bagaimana telah matangnya sebuah organisasi dengan sikap dan perjuangan," kata Megawati.
Presiden ke-5 RI itu mengaku bersyukur dalam perjalanan bangsa Indonesia, kedekatan kaum nasionalis dan kaum religius hingga saat ini masih terus berjalan dengan erat.
"Begitupun hubungan PDI perjuangan dengan Nahdlatul Ulama sangat dekat dan selalu beriringan," ucapnya.
Kemudian Megawati bercerita, dirinya masih ingat bagaimana kedekatan Proklamator RI Bung Karno dengan KH Hasyim Asy'ri dan KH Abdul Wahab Hasbullah serta para pendiri NU lainnya.
Baca juga: Detik-detik Anggota FBR Dipukul Mundur Kelompok Flores saat Kerusuhan di Apartemen City Park
"Saya tidak akan pernah lupa, selalu ingat, Bung Karno diberi gelar oleh Nahdlatul Ulama yaitu Waliyul Amri Addharuri Bi As Syaukah, gelar yang merupakan dukungan besar warga Nahdliyin pada kepemimpinan beliau yang disahkan dalam Muktamar Nahdlatul Ulama di Surabaya tahun 1954," ujarnya.
Megawati menegaskan, kedelatan Bung Karno dengan kiai dan warga Nahdliyin itu akan dia teruskan dalam tindakan dan telah diamanatkan kepada seluruh kaum nasionalis juga para kader dan simpatisan PDI Perjuangan.
"Saya tidak akan pernah lupa, selalu ingat, Bung Karno diberi gelar oleh Nahdlatul Ulama yaitu Waliyul Amri Addharuri Bi As Syaukah, gelar yang merupakan dukungan besar warga Nahdliyin pada kepemimpinan beliau yang disahkan dalam Muktamar Nahdlatul Ulama di Surabaya tahun 1954," ujarnya.
Baca juga: Tengku Zul Berang dengan Klarifikasi Abu Janda yang Justru Dianggap Memfitnah Dirinya