Kerusuhan City Park
Warga Apartemen City Park Cengkareng Ungkap Akar Masalah Kerusuhan Berdarah yang Viral
Seorang warga Apartemen City Park berinisial E mengungkapkan akar masalah keributan yang memicu insiden berdarah, Jumat (29/1/2021).
Penulis: Desy Selviany | Editor: Valentino Verry
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Seorang warga Apartemen City Park berinisial E mengungkapkan akar masalah keributan yang memicu insiden berdarah, Jumat (29/1/2021).
Ia menyebut bahwa permasalahan itu bermula dari ormas FBR yang mulai berkuasa di lingkungan apartemen tersebut.
Ormas itu disebut mulai meresahkan warga apartemen karena memegang Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun (P3SRS) Apartemen City Park.
Menurutnya, warga sudah mulai geram dan resah dengan hal tersebut. Sebab saat ini P3SRS bukan dikelola oleh warga asli melainkan oleh orang yang diduga dikendalikan oleh ormas tersebut.
"Sebab saat ini tiga pengelola P3SRS bukan warga kami. Bahkan ada yang KTP dan unit saja tidak punya," ungkap wanita yang tidak mau disebutkan namanya itu, Sabtu (30/1/2021).
Berangkat dari situ kata E, pihak pengembang berencana mengambil alih aset mereka yang berada di tower makro, tower B, dan tower A.
Negosiasi alot sempat terjadi antara pihak pengembang Rekarumanda dan pihak P3SRS. Namun, akhirnya pihak P3SRS mengaku mau memberikan aset tersebut kepada pihak pengembang. Asalkan mereka diberi waktu selama tiga hari.
"Ternyata waktu tiga hari itu dipakai pihak P3SRS untuk blokir sertifikat itu ke BPN dan ditolak. Berarti pengembang berhak ambil aset," ujarnya.
Akhirnya pihak pengembang memberi somasi kepada P3SRS. Namun, demikian dari somasi pertama dan kedua tidak digubris sehingga pihak pengembang pada Jumat (29/1/2021) memutuskan masuk mengambil aset.
Kedua belah pihak sempat negosiasi saat pengambilan aset. Pihak P3SRS juga sudah mau menyerahkan aset tersebut ke pihak pengembang.
Namun demikian, perjanjian itu memang belum di atas hitam dan putih. Melainkan hanya masih dalam pembicaraan dan disaksikan oleh Kapolsek Cengkareng.
"Tapi Jumat siang saat pengembang mau ambil aset sudah penuh saja itu massa FBR menghalangi," terang E.
Menurutnya, beberapa massa FBR terlihat membawa senjata tajam, besi panjang dan bambu. Ternyata tim pengembang juga sudah menyiapkan beberapa pria yang diduga preman untuk menyerang FBR.
Terjadilah pertikaian tersebut yang kemudian viral di media sosial. Beberapa motor yang terparkir di luar apartemen diduga milik FBR dirusak oleh orang-orang suruhan Tim Pengembang.
Namun, satu orang dari tim pengembang disebut alami luka robek di bagian perutnya akibat sayatan benda tajam. Sejak Jumat siang itu, para penghuni pun terpaksa terkurung di dalam unit masing-masing karena kerusuhan tersebut.
