Berita Regional

Roy Suryo Analisa Benda Mirip Rudal Bertuliskan Aksara China yang Ditemukan Nelayan Anambas

Roy Suryo coba mengaitkan temuan itu dengan masuknya kapal survei China yang tepergok berada di Selat Sunda beberapa waktu lalu.

Editor: Feryanto Hadi
Kompas TV
Benda mirip rudal bertuliskan aksara China ditemukan terdampar di pantai di sebuah pulan di Anambas. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- Pakar telematika Roy Suryo menyoroti soal temuan benda mirip rudal yang ditemukan nelayan di Anambas, Kepulauan Riau.

Roy menyebutkan, penemuan benda itu menjadi pertanyaan besar dari pertahanan maritim Indonesia.

Apalagi, peristiwa itu tidak lama setelah penemuan sea gilder di perairan Sulawesi maupun masuknya kapal survei China ke perairan Selat Sunda.

"Kalau beberapa saat lalu ada sampai 3x Drone ditemuka (dari sekitar 12) yg disebut2 "SeaGlider", kemudian kemarin ada Kapal Tiongkok"kepergok" di Laut Jawa, Maka sekarang ada "Rudal" (?) bertuliskan China yang ditemukan Nelayan biasa. Apa artinya ini semua? Pada kemana?" tanya Roy Suryo di akun Twitternya, dikutip Wartakotalive.com pada Minggu (24/1/2021).

Baca juga: Jansen Sitindaon Sayangkan Budiman Sudjatmiko Hanya Jadi Komisaris, Harusnya di Ring Satu Istana

Baca juga: Buntut Bentrokan Kelompok Kei dan FBR di Bekasi, Polisi Tangkap Dua Pelaku, Begini Awal Masalahnya

Bebekal foto yang beredar, Roy Suryo kemudian memberikan analisa terhadap benda yang disebut mirip dengan rudal itu.

Ia pun coba mengaitkan temuan itu dengan masuknya kapal survei China yang tepergok berada di Selat Sunda beberapa waktu lalu.

"Kalau dilihat Spec-nya, tidak mirip SeaGlider/Drone yang sudah 3x ditemukan sebelumnya. Dengan panjang 1,5m & berat 25kg, mirip2 Argo Float / 'profiling floats' untuk monitor suhu, salinitas, arus & sifat bio-optik lautan. Adakah kaitannya dengan Kapal Xiang Yang Hong 03 yang "kepergok"? tanya Roy Suryo.

Baca juga: Andre Rosiade Ingatkan Denny Siregar Hentikan Nyinyiran soal Sumbar: Mau Dapat Jabatan Komisaris?

Sebelumnya diberitakan Wartakotalive.com, benda yang disebut mirip rudal tersebut ditemukan terdampar di pantai di sebuah pulau di Anambas.

Akibat penemuan itu, warga setempat sempat resah lantaran warga takut benda mirip rudal itu kapan saja bisa meledak.

Ini adalah penemuan kedua kali, setelah dua tahun lalu juga sempat ditemukan benda yang sama di perairan Kepulauan Bintan.

Baca juga: Bu Mega Ultah, Banjir Ucapan hingga Dapat Kado Buku, Berikut Sisi Lain Beliau yang Jarang Diketahui

Baca juga: Beri Selamat kepada Budiman Sudjatmiko, Ferdinand Hutahaen Didoakan Segera Menyusul Jadi Komisaris

Benda mirip rudal bertuliskan aksara China ditemukan terdampar di pantai di sebuah pulan di Anambas.
Benda mirip rudal bertuliskan aksara China ditemukan terdampar di pantai di sebuah pulau di Anambas. (Kompas TV)

Dari laporan Kompas TV, pada salah satu bagian benda mirip rudal tersebut terdapat tulisan berbahasa Tiongkok.

 Benda mirip rudal dengan ukuran panjang sekitar 1,5 meter dengan berat diperkirakan 25 kilogram ini, memiliki baling-baling pada salah satu sisinya.

Baca juga: Dugaan Siswi Kristen di SMKN 2 Padang Diminta Berjilbab, Komnas HAM: Yang Bersalah Bakal Ditindak

Seorang nelayan di Kepulauan Anambas menemukan benda tersebut sudah terdampar di pantai, pada Selasa sore.

Benda tersembut sempat ia bawa ke rumah, namun akhirnya dievakuasi oleh TNI Angkatan Laut agar tidak meresahkan warga.

Benda mirip rudal tersebut kini berada di Lanal Tarempa, setelah dievakuasi dari rumah warga pada tanggal 21 Januari kemarin.

Baca juga: Disindir Dandhy Laksono soal Komisaris, Budiman Sudjatmiko Tak Terima, Ungkit Sebuah Momen Memalukan

Baca juga: Puji Pemotongan Gaji Kader PKS untuk Bencana, Tengku Zul Singgung Korupsi Bansos dan Partai Korup

Proses evakuasi dilakukan untuk meredakan keresahan warga yang mengira benda tersebut adalah rudal.

Menurut rencana benda mirip rudal ini akan dibawa ke Jakarta untuk dilakukan proses identifikasi.

Letkol Laut Erfan Indra Darmawan selaku Komandan Lanal Tarempa mengungkapkan, benda tersebut sudah diamankan pihaknya demi menghindari keserahan warga.

Baca juga: Syekh Rajab Langsung Terbang ke Indonesia setelah Bermimpi Habib Luthfi Duduk di Samping Rasulullah

"Untuk meredakan masyarakat yang menduga benda tersebut adalah rudal, benda tersebut kita amankan di Lanal Tarempa. Untuk tindak lanjut berikutnya, akan dibawa ke Jakarta untuk dilaksanakan observasi lebih lanjut," ungkapnya pada siaran Kompas TV.

Dave Laksono, anggota Komisi I DPR mengungkapkan, pemerintah perlu memperkuat maritim Indonesia.

Baca juga: Beri Selamat kepada Budiman Sudjatmiko, Ferdinand Hutahaen Didoakan Segera Menyusul Jadi Komisaris

"Dengan kembali diketemukannya suatu objek yang diduga rudal dari negara asing, ini membuktikan bahwa minimnya pengawasan maritim di Indonesia," ungkapnya.

"Ini berarti butuh suatu kebijakan tegas dari pemerintah baik political will dan kebijakan anggaran untuk memperkuat maritim kita," imbuhnya

Kapal intai Cina disergap di Selat Sunda

Sebelumnya, kabar penyusupan kapal survei China, Xiang Yang Hong ke perairan Indonesia di Selan Sunda menjadi perhatian khusus sejumlah pihak.

Masuknya kapal tersebut tanpa terdeteksi, dianggap menjadi lampu kuning bagi pertahanan Indonesia.

Terlebih, beberapa waktu lalu, ada temuan Seaglider yang justru ditemukan oleh nelayan.

Sebelumnya, badan Keamanan Laut ( Bakamla) berhasil mengintersep kapal survei China, Xiang Yang Hong 03 yang terbukti mematikan Automatic Identification System (AIS) ketika melintasi perairan Selat Sunda pada Rabu (13/1/2021) malam.

Baca juga: Polisi Pelajari Kemungkinan Pelanggaran Pidana di Pesta yang Dihadiri Raffi Ahmad hingga Ahok

Baca juga: Syekh Ali Jaber Tak Pernah Berniat Balik ke Madinah,Telanjur Cinta Indonesia, Siap Mati di Indonesia

"Bakamla RI berhasil mengintersep kapal survei China (Xiang Yang Hong 03) di Selat Sunda pada Rabu (13/1/2021)," ujar Kabag Humas dan Protokol Bakamla RI Kolonel Bakamla Wisnu Pramandita dalam keterangan tertulis, Kamis (14/1/2021).

Adapun AIS sendiri merupakan sistem tracking kapal otomatis yang memberikan informasi tentang keadaan kapal.

Baik posisi, waktu, haluan, dan kecepatannya untuk kepentingan keselamatan pelayaran.

Baca juga: Denny Darko Bikin Geger, Ramalkan Sosok Satrio Piningit Akan Muncul di Jakarta pada 2021

Kapal survei China, Xiang Yang Hong 03 yang terbukti mematikan Automatic Identification System (AIS) ketika melintasi perairan Selat Sunda pada Rabu (13/1/2021) malam.
Kapal survei China, Xiang Yang Hong 03 yang terbukti mematikan Automatic Identification System (AIS) ketika melintasi perairan Selat Sunda pada Rabu (13/1/2021) malam. (Dok Bakamla RI)

Wisnu menjelaskan, intersep kapal China ini bermula ketika Pusat Komando dan Pengendalian (Puskodal) Bakamla mendeteksi Xiang Yang Hong 03 tengah berlayar di perairan Selat Sunda.

Saat itu, kapal terdeteksi tengah melaju dengan kecepatan 10,9 knot dan haluan ke barat daya.

Berdasarkan pantauan, kapal tersebut telah mematikan AIS sebanyak tiga kali selama melintasi Alur Laut Kepulauan Indonesia–I (ALKI-I).

Baca juga: Raffi dan Ahok Didesak Diproses Hukum, Mustofa Nahra Nyindir: Pasti Hukumannya Lebih Berat dari HRS

Ketiganya ketika melintasi Laut Natuna Utara, Laut Natuna Selatan, dan Selat Karimata.

Menerima informasi tersebut, Direktur Operasi Laut Bakamla, Laksamana Pertama Bakamla Suwito yang sedang memimpin tim SAR Bakamla mengevakuasi kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di Kepulauan Seribu langsung berkoordinasi dengan komandan SAR gabungan.

Ia kemudian memerintahkan komandan kapal KN Pulau Nipah 321, Letkol Bakamla Anto Hartanto untuk segera bertolak menuju selat sunda mendekati kapal tersebut.

Baca juga: Profil Lengkap Syekh Ali Jaber, Ulama Kondang Asal Madinah, Putuskan Jadi WNI pada 2012

Sekitar pukul 09.30 WIB, KN Pulau Nipah 321 segera bertolak menuju Selat sunda.

Kapal kemudian tiba di lokasi sekitar pukul 13.40 WIB dan mendeteksi kapal survei China berada pada jarak 40 Nm dengan kecepatan 9 knot dan arah haluan ke selatan.

KN Pulau Nipah lalu meningkatkan kecepatan hingga 20 knot untuk mendekati kapal tersebut.

"Sekitar pukul 20.00 WIB, Kapal Xiang Yang Hong 03 terdeteksi pada jarak 10 Nm dari kapal Bakamla. KN Pulau Nipah 321 membuka komunikasi melalui radio marine band di channel 16 dan mendapat respon dari kapal survei China tersebut," kata Wisnu.

Baca juga: Satrio Piningit yang Muncul di Tahun 2021 Menurut Denny Darko Berdarah Jawa dan Bukan dari Militer

Berdasarkan hasil komunikasi dan identifikasi, diketahui bahwa kapal ini memang bertolak dari China menuju Samudera Hindia dan melewati perairan Indonesia menggunakan Hak Lintas Alur Kepulauan sesuai dengan UNCLOS.

Dari keterangan yang diberikan, penyebab tidak terdeteksinya AIS dalam tiga periode waktu disebabkan karena adanya kerusakan pada sistem tersebut.

Merujuk Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 7 Tahun 2019 tentang Pemasangan dan Pengaktifan Sistem Identifikasi Otomatis bagi Kapal yang berlayar di Wilayah Perairan Indonesia tertanggal 20 Februari 2019, dseibutkan setiap kapal berbendera Indonesia dan kapal asing yang berlayar di wilayah perairan Indonesia wajib memasang dan mengaktifkan AIS.

Baca juga: Syekh Ali Jaber Ajak Fadli Zon Berdoa Agar Indonesia Dihindarkan dari Penjajah yang Serakah

Setelah itu, KN Pulau NIpah 321 terus membayangi kapal survei China hingga keluar dari Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI). Sekitar pukul 21.00 WIB, kapal sasaran telah keluar dari ZEEI.

Selanjutnya, KN Pulau Nipah 321 putar arah kembali ke daerah operasi SAR.

"Kamis pagi, sekitar pukul 08.00 KN Pulau Nipah 321 tiba di daerah SAR dan bergabung kembali dengan tim SAR gabungan pesawat Sriwijaya Air SJ 182," imbuh Wisnu.

Baca juga: John Kei Didakwa Pasal Pembunuhan Berencana, Kuasa Hukum Sebut GodFather of Jakarta Itu Sudah Tobat

Prabowo dikiritik

'Penyusupan' kapal China itu membuat Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menjadi sorotan.

Prabowo dianggap telah 'kecolongan'.

Pegiat media sosial, Said Didu, bahkan menyebot bahwa pertahanan Indonesia sudah jebol lantaran kapal China itu dipergoki secara tidak sengaja saat sudah masuk begitu jauh ke perairan Indonesia.

Baca juga: Polisi Dalami Dugaan Kerumunan yang Dihadiri Raffi Ahmad hingga Ahok, Enam Saksi Sudah Diperiksa

Apalagi, posisi kapal itu sudah cukup dengan dengan Jakarta sebagai ibukota negara.

Bapak Menhan @prabowo yth, kalau ini benar berarti pertahanan kita sudah jebol. Sudah berapa miles kapal tersebut memasuki wilayah laut kita tapi tidak  "terdeteksi" dan sudah berada dekat Ibu Kota Jakarta," tulis Said Didu melalui akun Twitternya, Jumat (15/1/2021).

Selain Said Didu, sejumlah warganet juga protes lantaran tidak ada penindakan tegas terhadap kapal China yang terbukti melanggar teritorial dan kedaulatan RI itu.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved