Sepak Bola Tarkam

PENGAKUAN Pilu Pengurus Tim Tarkam Gatra Family FC dari Bojong Nangka Tangerang, Begini Katanya

Agus Salim, Ketua Gatra Family FC dari Bojong Nangka, Tangerang mengatakan, pengurus tim mengeluarkan uang demi hobi dan kesenangan batin.

Penulis: RafzanjaniSimanjorang |
Wartakotalive.com/Rafzanjani Simanjorang
Agus Salim, Ketua Tim Tarkam Gatra Family FC mengatakan, pengurus tim mengeluarkan uang demi hobi dan kesenangan batin. 

WARTAKOTALIVE.COM, TANGERANG - Apa yang membuat seseorang mau mengurusi tim tarkam?

Tak hanya soal kompetisi yang amatir, sangat jarang sebuah tim tarkam memiliki keuntungan saat ikut kompetisi.

Boleh dibilang, pengurus tim mengeluarkan uang demi hobi dan kesenangan batin.

Video: Gunandi Cebol Bintang Tarkam, Hobi Bola yang Bisa Menghidupi Keluarga

Itulah salah satu pengakuan bernada pilu yang diungkapkan Ketua Gatra Family FC, bernama Agus Salim

Warta Kota pun menyuguhkan sebuah suka duka sebagai pengurus tim tarkam, dengan narasumber Ketua Gatra Family FC, bernama Agus Salim

Gatra Family FC adalah tim dari Carangpulang, Kelurahan Bojong Nangka, Tangerang.

Baca juga: BERITA DUKA: Diektur Utama Batik Air Capt Achmad Luthfie Meninggal Dunia Semalam

Baca juga: Deden Teguh: Dari Hobi Lirik Peluang Bisnis Tanaman Hias

"Sukanya itu, saya senang membawa nama kampung kami di kompetisi tarkam, bahkan dengan pemain-pemain asli dari kampung. Pemuda-pemuda kami pun bergairah untuk olahraga," buka Agus kepada Warta Kota, Sabtu (23/1/2021) di Tangerang.

Lantas dukanya, Agus menjelaskan duka saat tarkam muncul saat pemain cedera, baik engkel maupun cedera lainnya.

Sebagai tim kampung, pihaknya pun bertanggung jawab untuk memberikan perhatian.

"Kadang kami bawa ke tukang urut, itu biayanya patungan juga, kadang biaya sendiri. Tapi saya bersyukur, hingga saat ini pemain tak pernah mengalami cedera parah," tambahnya.

Baca juga: Pepusnas Serahkan Bantuan 1.000 Buku Komunitas Berbasis Data Desa Presisi ke Desa Pantai Bakti

Gatra Family FC menjungjung tinggi sportivitas di atas lapangan.

Hal ini pun mampu meredam resiko-resiko yang tak diinginkan di tarkam, baik permainan keras maupun keributan lainnya yang mampu menimbulkan kerugian.

Kata Family yang berarti keluarga pun ditanamkan kepada para pemain sejak berdirinya tahun 2010 silam.

Pemain Tarkam Asli Punya Daya Juang yang Tinggi

Secara kompetisi, pertandingan antarkampung (tarkam) memang berbeda jauh dengan kompetisi liga resmi di Indonesia, baik Liga 1, Liga 2, dan Liga 3.

Baca juga: Bintang Tarkam Bogor: Tak Perlu Bandingkan Kompetisi Profesional dengan Tarkam

Tarkam hanyalah laga amatir non profesional.

Secara risiko, tarkam pun punya resiko lebih banyak, baik faktor cedera serta unsur-unsur lainnya, seperti kecurangan, hingga keributan.

Namun, soal perjuangan pemain di lapangan hijau, tarkam punya kesamaan dengan pemain profesional.

Bahkan tak jarang, kisah perjuangan pemain tarkam lebih keras, karena tidak sedikit yang menggantungkan hidup dari kompetisi amatir ini.

Hal ini pula yang membuat seorang bintang tarkam asal Bogor, Gunandi Prasetiyo, kurang setuju jika banyak orang menganggap sepele tarkam.

Baca juga: Golok Setan FC, Tim Tarkam Tangerang yang Perhatian ke Pemainnya

"Tarkam itu tidak semudah yang dibayangin. Kasarnya saja, pemain liga pun kerap bermain dan sering kesulitan di tarkam," kata Gunandi kepada Warta Kota.

"Level tarkam memang berbeda dengan kompetisi profesional. Tetapi, pemain tarkam yang asli punya daya juang tinggi. Apalagi, mereka merubah nasib lewat tarkam," ujar pemain yang akrab disapa Cebol itu.

Gunandi menerangkan bahwa meski hanya pemain tarkam, tetap saja kurang etis jika dipandang sebelah mata, apalagi pemain tarkam mendapat bullying dari netizen.

Tak hanya itu, daya tarik tarkam tersendiri yang bisa mengundang pemain-pemain profesional membuat pemain amatiran semakin berambisi untuk menang.

Baca juga: Terinspirasi Film, Ini Dia Tim Tarkam Golok Setan FC, Peraih 70-an Gelar Juara Kompetisi Jabodetabek

"Itulah tarkam, ada perjuangan di sana. Banyak yang mengais rezeki. Jadi, sama-sama dengan pesepak bola profesional. Hanya saja mereka ada klub, dan kepastian," terang Gunandi.

"Tetapi di tarkam, pemain yang harus pintar jaga diri, konsistensi permainan, agar tetap dipanggil bos-bos dan bisa mencari rezeki. Intinya, sama-sama cari uang hanya jalannya beda. Mereka kompetisinya di liga dan kami di tarkam. Tetapi, tidak perlu dibandingkan," tutur Gunandi.

Golok Setan FC

Kompetisi sepak bola tarkam adalah sebuah kompetisi amatir yang kerap dilakukan di lapangan sepak bola terbuka di kampung-kampung. 

Baca juga: Beberapa Klub Ingin Kompetisi Bergulir Tanpa Degradasi, Imran: Seperti Tarkam Saja

Uniknya, meski hanya liga amatiran, banyak pula tim-tim tarkam yang rela merogoh kocek dalam-dalam untuk mendatangkan pemain profesional.

Alasannya, tidak hanya untuk meraih juara, tetapi untuk membuat partai semakin meriah.

Tak peduli keluar banyak uang, biasanya, bos-bos tarkam melakukannya karena telah hobi dan untuk kepuasan batin.

Namun, seni di tarkam tak hanya itu.

Baca juga: Bintang Tarkam Asal Bogor Impikan Buka Akademi Sepak Bola

Golok Setan FC misalnya, tim tarkam yang dibentuk tahun 2009 ini mengatakan seni di tarkam lebih unik.

"Saya memandang seni di tarkam adalah bagaimana saat tim lokal bertemu dengan tim-tim bertabur bintang, baik pemain asing maupun pemain liga. Kami pun kerap dicurangi. Namun, itulah seninya tarkam," ucap Doddy selaku pengurus Golok Tarkam FC.

Doddy adalah keponakan dari manajer Golok Setan FC, dan sering menemani Golok Setan FC di kompetisi.

Menurut Doddy, kecurangan-kecurangan di tarkam adalah seni tarkam yang unik, yang mengundang rasa penasaran.

Baca juga: Pemain Sepak Bola Bogor Ini Sebut Risiko Main Tarkam Tak Hanya Soal Cedera, Lalu Apa Lagi?

"Memang termasuk duka di tarkam ya. Dan di tarkam, saya rasa tidak ada tim-tim yang mencari keuntungan. Tapi itulah seni tarkam," tutupnya.

Golok Setan FC sendiri telah meraih 70-an trofi sejak kemunculannya di kompetisi tarkam Jabodetabek. (m21)

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved