Seputar Tarkam

Bintang Tarkam Bogor: Tak Perlu Bandingkan Kompetisi Profesional dengan Tarkam

Bintang Tarkam Bogor: Tak Perlu Bandingkan Kompetisi Profesional dengan Tarkam. Simak selengkapnya dalam berita ini.

Penulis: Rafzanjani Simanjorang | Editor: Theo Yonathan Simon Laturiuw
Rafsanzani Simanjorang
Bintang tarkam asal Bogor, Gunandi Prasetiyo. 

WARTAKOTALIVE.COM, BOGOR - Secara kompetisi, tarkam memang berbeda jauh dengan kompetisi liga, baik Liga 1, Liga 2 bahkan Liga 3. Tarkam hanyalah laga amatir non profesional.

Secara resiko, tarkam pun punya resiko lebih banyak, baik faktor cedera serta unsur-unsur lainnya, seperti kecurangan, hingga keributan.

Namun, soal perjuangan pemain di lapangan hijau, tarkam punya kesamaan dengan pemain profesional.

Bahkan tak jarang, kisah perjuangan pemain tarkam lebih keras karena tak sedikit yang menggantungkan hidup dari kompetisi amatir ini.

Baca juga: Dugaan Siswi Kristen di SMKN 2 Padang Diminta Berjilbab, Komnas HAM: Yang Bersalah Bakal Ditindak

Hal ini pula yang membuat seorang bintang tarkam asal Bogor, Gunandi Prasetiyo kurang setuju jika banyak orang menganggap sepele tarkam.

"Tarkam itu tidak semudah yang dibayangin. Kasarnya saja, pemain liga pun kerap bermain dan sering kesulitan di tarkam. Levelnya memang berbeda dengan kompetisi profesional, tetapi pemain tarkam yang asli, punya daya juang tinggi, apalagi mereka merubah nasib lewat tarkam," ucap pemain yang akrab disapa Cebol ini kepada Warta Kota, baru-baru ini di Bogor.

Lanjutnya, meski hanya pemain tarkam, tetap saja kurang etis jika dipandang sebelah mata, apalagi pemain tarkam mendapat bullying dari netizen.

Tak hanya itu, daya tarik tarkam tersendiri yang bisa mengundang pemain-pemain profesional membuat pemain amatiran semakin berambisi untuk menang.

"Itulah tarkam, ada perjuangan disana. Banyak yang mengais rejeki. Jadi sama-sama dengan pesepak bola profesional. Hanya saja mereka ada klub, dan kepastian. Tetapi di tarkam, pemain yang harus pintar jaga diri, konsistensi permainan agar tetap dipanggil bos-bos dan bisa mencari rejeki. Intinya sama-sama cari uang hanya jalannya beda, mereka kompetisinya di liga dan kami di tarkam. Tapi tak perlu dibandingkan," tutupnya. 

Baca juga: Sajian Tahu Tempe Goreng Makin Lezat dengan Varian Baru Sajiku Bumbu Praktis, Rp 1.000 per Bungkus

Sumber: Warta Kota
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved