Guru Honorer

Berlari, Berjalan Kaki, dan Bersepeda Himpun Rp 6,1 Miliar Untuk Guru Honorer dan Perbaikan Sekolah

Gerakan berlari, berjalan kaki, dan bersepeda yang digelar KWI menghimpun dana Rp 6,1 miliar untuk guru honorer dan perbaikan sekolah di Indonesia.

istimewa/Panitia LG4C
Ignatius Kardinal Suharyo memimpin misa penutupan LG4C di Katedral Jakarta, pada Kamis (14/01/2021). 

Menurut Fredy, KARINA-KWI akan berupaya maksimal agar seluruh donasi benar-benar sampai ke tangan mereka yang paling membutuhkan.

Baca juga: Aktivaku Salurkan Donasi 500 Paket Sembako Melalui Lembaga Daya Dharma Keuskupan Agung Jakarta

“Ini dana publik yang harus dikelola dengan akuntabel, akurat, transparan”, ujar doktor bidang ekonomi bisnis ini.

Terkait penerima bantuan, KARINA-KWI bekerjasama dengan Komisi Pendidikan KWI melakukan seleksi dan verifikasi.

Sekretaris Eksekutif Komisi Penddikan KWI, TB Gandhi Hartono SJ bersama tim Komisi Pendidikan di 27 provinsi telah menyaring data sejak November 2020.

"Tujuannya, agar para penerima donasi benar-benar selaras dengan tujuan gerakan belarasa, yakni The poorest of the poor,” ujar Romo Gandhi – sebutan akrabnya.

Gandhi mencontohkan beberapa wilayah luar Jawa yang masuk ke dalam peta penyaringan donasi.

Diantaranya Papua, Aceh, Mentawai, Londa Lima-Sumba Timur, Maumere-NTT, Ternate- Maluku Utara. 

“Tentu saja masih banyak wilayah lain yang kami petakan sejak November 2020. Tujuannya, agar yang mendapat bantuan adalah mereka yang benar-benar membutuhkan,” ujar Gandhi.

Sejumlah peserta LG4C mengaku amat gembira bisa mengikuti program ini secara penuh.

Salah satunya Sr. Dr. Yustiana CB, pemimpin Ordo Suster Carolus Boromeus (CB) Indonesia.

Suster Provinsial –begitu dia biasa disebut- mencatat posisi nomor 6 dari 3001 peserta –sekaligus peringkat pertama jalan kaki- dengan total aktifitas 846 km jalan dan lari.

Sr. Dr. Yustiana, CB., dengan rekor 846 km jalan dan lari untuk LG4C di Yogyakarta, pada Desember 2020.
Sr. Dr. Yustiana, CB., dengan rekor 846 km jalan dan lari untuk LG4C di Yogyakarta, pada Desember 2020. (Panitia LG4C)

Yustiana, 56 tahun, mengaku menggemari olahraga sejak remaja.

“Bagi saya, kebutuhan olahraga sudah seperti kebutuhan makan,” ujarnya kepada tim media LG4C.

“Manfaatnya luar biasa. Saya tidak pernah sakit selama tiga dekade terakhir. Olahraga memberikan kesegaran tubuh, jiwa, energi sekaligus,” dia melanjutkan.

Itu sebabnya, berjalan dan berlari sejauh 846 kilometer bagi biarawati Katolik kelahiran Yogyakarta ini sama sekali tak terasa sebagai beban.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved