Guru Honorer

Berlari, Berjalan Kaki, dan Bersepeda Himpun Rp 6,1 Miliar Untuk Guru Honorer dan Perbaikan Sekolah

Gerakan berlari, berjalan kaki, dan bersepeda yang digelar KWI menghimpun dana Rp 6,1 miliar untuk guru honorer dan perbaikan sekolah di Indonesia.

istimewa/Panitia LG4C
Ignatius Kardinal Suharyo memimpin misa penutupan LG4C di Katedral Jakarta, pada Kamis (14/01/2021). 

“Sudah 23 tahun saya aktif di dunia pendidikan Indonesia. Saya paham betul beratnya beban para guru honorer. Itu sebabnya saya gembira bisa turut mencari donasi melalui hobi olahraga,” ujar Yustiana.

Sepanjang Desember, doktor manajemen pendidikan ini memulai jalan pagi pada pukul 02.30 WIB.

“Seluruh jadwal kerja dan pelayanan saya tak terganggu sedikit pun oleh aktifitas LG4C,” kata Yustiana.

Posisi nomor satu LG4C diraih oleh pesepeda Roni Pramudya dari Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta dengan total jarak tempuh 3.925,11 km.

Program belasarasa ini mendapat perhatian dari berbagai media nasional di tanah air, serta sejumlah media internasional.

Selain bahasa Indonesia, kegiatan Caritas Christmas disiarkan pula dalam bahasa Inggris, Perancis, Spanyol, dan Italia.

Keterlibatan Ignatius Kardinal Suharyo, 17 uskup Indonesia, serta sekitar 900 lebih rohaniwan - rohaniwati Katolik dalam program ini cukup menyedot perhatian media.

Baca juga: Keuskupan Agung Jakarta Berikan Pesan Natal 2018 dari Gereja Katedral

Glenn Sebastian, Koordinator Program LG4C, menyampaikan pidato singkat setelah misa penutupan:

“Terimakasih kepada semua pihak dan setiap pribadi yang turut berperan dalam acara ini,”ujarnya.”Kita telah menempuh jarak amat panjang. Namun yang paling penting kita dapat menyalakan serta menghidupi api belarasa,” kata Glenn.

Menutup rangkaian program Caritas Christmas Cross Challenge, Ignasius Kardinal Suharyo mempersembahkan misa di Katedral Jakarta, pada Kamis, 14/1/2021.

Mendampingi Kardinal adalah Pater Kristiono Puspo SJ serta Romo Fredy Rante Taruk Pr.

Kardinal Suharyo menyatakan, gerakan belarasa ini bukan menggunakan kekuatan sendiri, tapi kekuatan bersama, yang dihimpun para pemrakarsa dan panitia serta ditanggapi oleh seluruh peserta dan para dermawan.

"Melalui cara ini, gerakan belarasa ini dapat mendengarkan bersama dengan jernih suara-suara dari dunia pendidikan Indonesia," tuturnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved