Berita Internasional
Demo Ricuh di Gedung Capitol AS, Seorang Wanita Tewas, Donald Trump Minta Massa Pendukungnya Pulang
Demo ricuh di Gedung Capitol Amerika Serikat (AS), Donald Trump minta massa pendukungnya pulang.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Aksi demo ricuh di Gedung Capitol Amerika Serikat (AS), Rabu (6/1/2021).
Aksi demo anarkis di AS ini dilakukan massa pendukung Donald Trump dan membuat seorang wanita tewas.
Setelah demo di Gedung Capitol AS ricuh, Donald Trump minta massa pendukungnya pulang.
Namun dalam video yang dipublikasikan, si Presiden AS ini memberi pesan acak antara meminta pendukungnya tertib dan di sisi lain menyerang rivalnya, Joe Biden.
Baca juga: AMERIKA Serikat Rusuh, Pendukung Donald Trump Bawa Bom Serbu Gedung Capitol, Tewas Ditembak Polisi
Baca juga: Donald Trump Ditolak Tetangga Tinggal di Palm Beach Karena Bikin Susah
Baca juga: Sah Sudah Kemenangan Biden-Harris: Rebut 306 Suara Elektoral, Trump-Pence Dapat 232 Suara
Sebelumnya, presiden 74 tahun itu berkicau tidak meminta massa untuk meninggalkan Gedung Capitol, tempat parlemen berkantor.
Rabu (6/1/2020), Kongres AS memang menggelar sesi gabungan untuk mengonfirmasi sertifikat kemenangan Biden.
Dalam serangkaian pidato sebelumnya, Trump meminta pendukung MAGA (Make America Great Again) untuk berdemo, dan dia akan mendukung mereka.
Pada akhirnya, demo AS berlangsung rusuh, di mana massa yang mencoba masuk Capitol bentrok dengan pasukan keamanan.

Massa pendukung Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bentrok dengan pasukan keamanan saat mereka menerobos masuk Gedung Capitol, Washington DC, paa 6 Januari 2021. Bentrokan terjadi setelah massa berusaha menghentikan kemenangan Joe Biden. (AFP PHOTO/JOSEPH PREZIOSO)
Terdapat kabar bahwa ada seorang perempuan yang tewas ditembak di dada, dengan pemerintah Washington DC menetapkan jam malam.
Merespons kekisruhan itu, si presiden kembali menyiram bensin dengan menyatakan kerusuhan tentu terjadi karena Pilpres AS dicurangi.
"Inilah yang terjadi jika kemenangan suci ini direnggut dari patriot yang sudah diperlakukan buruk sejak lama," kata dia.
"Pulanglah dengan damai dan penuh cinta. Ingatlah hari ini. Selamanya!" lanjut presiden dari Partai Republik tersebut dikutip Daily Mail.
Twitter kemudian memberi tanda bahwa twit sang presiden dianggap memberikan pernyataan yang salah, sebelum menghapus keseluruhannya.