Berita Internasional
Demo Ricuh di Gedung Capitol AS, Seorang Wanita Tewas, Donald Trump Minta Massa Pendukungnya Pulang
Demo ricuh di Gedung Capitol Amerika Serikat (AS), Donald Trump minta massa pendukungnya pulang.
Perwakilan Tinggi Uni Eropa Josep Borrell menggambarkannya sebagai "serangan yang tak pernah terlihat sebelumnya terhadap demokrasi AS, institusi dan supremasi hukumnya," dan menambahkan: "Ini bukan Amerika."
Banyak dari mereka, termasuk diplomat dan pemimpin top di Islandia, Prancis, Austria, Kolombia, dan Skotlandia, menyatakan ketidakpercayaan dan berusaha mengingatkan AS akan perannya sebagai model demokrasi di dunia.
"Amerika Serikat mewakili demokrasi di seluruh dunia," tulis Perdana Menteri Inggris Boris Johnson di Twitter.
"Kongres AS adalah kuil demokrasi. Menyaksikan adegan malam ini di #WashingtonDC sungguh mengejutkan," kata Presiden Dewan Eropa Charles Michel.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mendesak warga AS untuk menghormati hasil pemilihan November.
Seruan yang digaungkan oleh Presiden Parlemen Eropa David Sassoli, yang menambahkan, "Kami yakin AS akan memastikan bahwa aturan demokrasi dilindungi."
Beberapa pemerintah asing, termasuk Turki, juga memperingatkan warganya untuk mewaspadai potensi kekerasan lebih lanjut.
"Kami percaya bahwa AS akan mengatasi krisis politik domestik ini dengan matang. Kami merekomendasikan agar warga kami di AS menjauh dari tempat keramaian dan tempat pertunjukan diadakan," kata Kementerian Luar Negeri Turki dalam sebuah pernyataan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Demo AS Rusuh, Trump Akhirnya Minta Pendukungnya Pulang" dan "Para Pemimpin Dunia Mengutuk Demo di Gedung Capitol AS"