Berita Tangsel

Kisah Wasinah, Pedagang Tahu Keliling Berjuang di Tengah Pandemi Covid-19 dan Kenaikan Harga Kedelai

Meski usianya tidak lagi muda, Wasinah tak segan mengayuh sepeda mengelilingi kawasan Pamulang untuk sekadar menjajakan tahu.

Editor: Feryanto Hadi
(Warta Kota/Rizki Amana)
Seorang pedagang tahu keliling bernama Wasinah Santoso sedang menyiapkan dagangannya di industri Perajin Tahu Non Formalin Tasbim. 

Terpaksa dirinya mengambil kebijakan tersebut hingga menunggu kembalinya kestabilan ekonomi di masyarakat serta harga dari bahan pokok kedelai. 

"Sudah menurun dari Maret awal tahun 2020 itu sudah ada kelonjakan naiknya kedelai emang enggak dirasa Rp 50 terus naik Rp 100. Perlahan-lahan naiknya enggak sekaligus, sampai di akhir penghujung Desember lah tertingginya. Nah di saat Desember itu lah pengrajin tahu tempe sudah kewalahan, nomboknya sudah berlebihan. Akhirnya saya kurangin tenaga kerja," pungkasnya.

Naikkan harga

Sementara itu perajin tempe di Cipayung terpaksa menaikkan harga tempenya lantaran melambungnya harga  kedelai.

Seorang produsen tempe tahu di Cipayung, Indah mengatakan, saat ini harga kedelai yang menjadi bahan baku utama pembuatan tempe tahu masih berkisar Rp 9.200 per kilogram.

"Belum turun, masih tinggi. Makanya sekarang harga dinaikkan 20 persen," kata Indah, Kamis (7/1/2021).

Kenaikan harga tempe tahu itu menjadi kesepakatan para produsen tempe tahu setelah aksi mogok produksi pada 1-3 Januari 2021.

Namun hingga saat ini, harga kedelai tidak ada tanda-tanda turun.

Baca juga: Kenaikan Harga Kedelai Paksa Perajin Tahu dan Tempe di Kota Tangerang Selatan PHK Karyawan

Baca juga: Setelah Produsen Mogok, Harga Tempe dan Tahu di Jakarta Barat Naik 20 Persen

Selain menaikkan harga tempe tahu, kata Indah, ada produsen tempe tahu yang memilih mengecilkan ukuran produksinya.

Menurut Indah, hal itu menjadi pilihan masing-masing produsen tempe tahu.

"Kalau saya sih produksi tetap, enggak merubah ukuran. Hanya harganya saja yang dinaikkan, buat menutup ongkos produksi," ujarnya.

Ketua Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Puskopti) DKI Jakarta, Sutaryo mengatakan para produsen sepakat kenaikan harga jual maksimal 30 persen dari sebelumnya. 

"Kalau stok kedelai di pasaran memang dari awal tidak langka, stoknya ada. Tapi harganya naik, naik dalam waktu singkat," ujarnya. 

Baca juga: Tempe dan Tahu Kembali Muncul Dijual di Jakarta Utara, Dampaknya Harga Naik atau Ukuran Mengecil

Baca juga: Harga Kedelai Naik, Tahu Tempe di Sejumlah Pasar Kota Depok Alami Kenaikan Rp 2.000

Akan tetapi, stok kedelai di pasaran sekarang masih impor dari Amerika Serikat.

Sementara China sedang meningkatkan impor dari Amerika Serikat hingga awal Maret 2021 sehingga menjadi persoalan utama harga kedelai di Indonesia.

Amerika Serikat merupakan satu dari empat negara penghasil kedelai terbesar di dunia.

Ditambah produksi kedelainya paling cocok untuk dijadikan bahan baku tempe di Indonesia

"Kalau nggak dikunci harganya (stabil), sekian hari, minggu depan naik lagi, kita goncang juga. Karena prediksinya harga terus naik sampai akhir Februari (2021),” ucapnya. 

Sumber: Warta Kota
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved