Terorisme
Pusat Latihan Perang Jaringan Teroris Jamaah Islamiyah Dibongkar Densus 88, Lahirkan 10 Angkatan?
Pusat latihan perang jaringan teroris Jamaah Islamiyah (JI) di sejumlah lokasi di Jawa Tengah berhasil dibongkar. Ternyata lahirkan 10 angkatan
"Termasuk juga menggunakan senjata api dan dilatih menjadi ahli perbengkelan, perakitan bom, ahli tempur sampai ahli sergap (Penyergapan) yang mereka sebut sebagai pasukan khusus dengan seragam khusus,” terang Argo Yuwono.
Total sudah 7 angkatan sebanyak 96 anggota muda yang dilatih di sejumlah sasana yang tersebar di beberapa wilayah di Jawa Tengah.
“Setelah pelatihan disini, generasi muda ini selanjutnya dikirim ke Suriah untuk mendalami pelatihan militer dan perakitan senjata api serta bom."
Baca juga: Jelang Popda 2021, PASI Kabupaten Bogor Meninjau Persiapan Atlet Binaan
"Mereka mempersiapkan generasi muda ini dengan tujuan untuk menjadi pemimpin masa depan jaringan ini (JI),” tandasnya.
Selama proses perekrutan dan pelatihan tersebut, sudah banyak anggota Jamaah Islamiyah yang dikirim ke Suriah sejak 2013-2018 dengan dana yang sudah disiapkan oleh jaringan tersebut.
Upik Lawanga
Sebelumnya Irjen Pol Argo Yuwono menyebut tersangka teroris Jamaah Islamiyah (JI) Upik Lawanga yang ditangkap di Lampung dijuluki sebagai profesor.
Menurut Argo, julukan tersebut diberikan karena tersangka dikenal memiliki keahlian membuat bom dan senjata rakitan.

Tak hanya manual, akan tetapi tersangka mampu membuat senjata rakitan otomatis.
"Upik ini julukannya di antara mereka itu sebagai seorang profesor, kenapa disebut profesor? karena Upik ini ahli membuat bom high explosive dan senjata rakitan yang secara manual maupun otomatis," kata Irjen Argo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (18/12/2020).
Baca juga: Bagus Kahfi Impikan Bermain di Theatre of Dreams Bersama Manchester United
Tak hanya itu, kata Argo, kemampuan Upik Lawanga yang dijuluki professor dalam tindak pidana terorisme juga tidak bisa dipandang sebelah mata.
Dia dianggap sosok bisa cepat beradaptasi dengan wilayah persembunyiannya.
"Tersangka Upik ini juga disebut profesor karena bisa melihat, mempelajari karakteristik wilayahnya. Misalnya di Poso banyak orang menggunakan senter yang kalau malam untuk cahaya penerangan. Jadi yang bersangkutan membuat bomnya seperti senter," ungkapnya.
"Supaya orang-orang tidak curiga, kalau dia membawa bom berupa senter. Termos juga ada. Misal masyarakat sering bawa termos ke kebun, dia juga bawa (bom) termos supaya orang tidak curiga," sambungnya.
Baca juga: Dua Perampok Gasak Mobil dan Sejumlah Barang Berharga Rumah Kosong di Karang Tengah
Ia mengatakan pimpinan JI juga sempat memesan senjata api rakitan kepada Upik Lawangan beberapa bulan lalu.