Berita Nasional

MUI Ingatkan Menag Gus Yaqut soal Rencana Afirmasi Syiah dan Ahmadiyah, Bisa Picu Ketegangan Sosial

Anwar mengatakan jika belum ada kesamaan kesepahaman, wacana membuka dialog soal Syiah dan Ahmadiyah justru akan menimbulkan ketegangan.

Editor: Feryanto Hadi
Istimewa
Yaqut Cholil Qoumas, Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor 

Kemudian, pada 9-11 September 2005, Rapat Pleno Syuriyah PBNU mengeluarkan pernyataan resmi, di antaranya:

Baca juga: Rais Syuriah PBNU Gus Ishom Sentil Aa Gym yang Minta Presiden Jokowi Lebih Dulu Disuntik Vaksin

1. Ahmadiyah adalah aliran sesat dan keluar dari Islam karena tidak mengakui Nabi Muhammad sebagai nabi terakhir sebagaimana dinyatakan secara tegas dalam Al Quran, As-Sunnah dan ijma’ ulama. Sungguh pun demikian, masyarakat tidak boleh bertindak anarkis terhadap aktivitas yang dilakukan oleh kelompok Ahmadiyah. Pelarangan terhadap paham dan aktivitas Ahmadiyah sepenuhnya diserahkan kepada pemerintah atau penegak hukum dan bukan wewenang seseorang atau kelompok.

2. Dalam menyampaikan keberatan keberadaan aktivitas jamaah Ahmadiyah di lingkungannya, masyarakat diminta hendaknya mengedepankan cara-cara damai dan santun. A

3. Kepada umat Islam, diharapkan dapat mempelajari Islam secara komprehensif agar tidak terjadi kekeliruan dan kesalahan dalam penafsiran-penafsiran keagamaan.

Baca juga: Batas Waktu Pengosongan Lahan di Megamendung Tinggal Hitungan Hari, Begini Sikap Pihak Habib Rizieq

4. Pemerintah diharapkan memiliki sikap yang tegas dan konsisten dalam menyikapi keberadaan aliran Ahmadiyah di Indonesia.

Sementara, Syiah di Indonesia memiliki penganut yang lebih besar dari Ahmadiyah.

Islam Syiah di Indonesia mewakili minoritas kecil di negara mayoritas Muslim Sunni. Sekitar satu juta orang Indonesia adalah Syiah, yang terkonsentrasi di sekitaran Jakarta. Syiah Indonesia paling banyak ditemukan di kawasan Jawa, Madura dan Sumatra

Sejumlah aktivitas pengikut Syiah di Indonesia selama ini kerap mendapatkan pertentangan dari warga Sunni.

Baca juga: Mahfud MD Klaim Tidak Ada Kriminalisasi Ulama, Mardani Ali Sera Singgung Keadilan Penegakan Hukum

Semisal perayaan Asyura. Di kalangan penganut Syiah, Asyura merupakan peringatan kematian cucu Nabi Muhammad, Hussein, yang tewas dalam pertempuran pada abad ke-7 di Karbala, Irak.

Majelis Ulama Indonesia sendiri pernah menyatakan tidak pernah melarang ajaran Syiah di Indonesia kecuali menghimbau umat Islam agar meningkatkan kewaspadaan tentang kemungkinan beredarnya kelompok Syiah Ghulat dan Rafidhah yang dianggap ekstrim.

Baca juga: Mengenal Sosok Chandrika Chika, Video Jogetnya di TikTok Viral hingga Jadi Idaman Para Pria

Afirmasi hak Amhadiyah dan Syiah

Sebelumnya Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan pemerintah akan mengafirmasi hak beragama warga Ahmadiyah dan Syiah di Indonesia.

Karena itu, pria yang akrab disapa Gus Yaqut itu menuturkan, tidak ingin ada kelopok bergama, termasuk minoritas Ahmadiyah dan Syiah terusir dari kampung mereka karena perbedaan keyakinan.

"Mereka warga negara yang harus dilindungi," kata Yaqut di Jakarta dikutip dari Kompas TV.

Gus Yaqut menambahkan bahwa Kementerian Agama akan memfasilitasi dialog yang lebih intensif untuk menjembatani perbedaan yang ada selama ini.

"Perlu dialog lebih intensif untuk menjembatani perbedaan. Kementerian Agama akan memfasilitasi," katanya,

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul MUI Minta Menteri Agama Yaqut Cholil Hati-hati soal Rencana Afirmasi Syiah dan Ahmadiyah

Sumber: Warta Kota
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved