Calo Rapid Test
Duduk Perkara Munculnya Calo Rapid Test di Stasiun Senen, Benarkah Tak Ditemukan Unsur Pidana?
Berikut ini duduk perkara kasus calo rapid test palsu untuk penumpang kereta api yang terungkap di Stasiun Senen. Benarkah tak ditemukan unsur pidana?
PT KAI juga akan menambah jumlah petugas rapid test di Stasiun Gambir dan Stasiun Senen.
Mulai Minggu (20/12/2020) fasilitas rapid test di kedua stasiun itu akan buka sampai malam hari.
Lima petugas rapid test pada siang hari dan lima petugas rapdi test saat sore hari.
"Jadi dalam sehari ada 10 petugas rapid test kami siagakan," ujarnya.
Pengawasan terhadap penyebaran pandemi virus corona itu menyusul terjadinya peningkatan jumlah penumpang jelang mudik Natal dan Tahun Baru 2021.
Didiek Hartantyo memastikan bahwa sampai saat ini keberangkatan dengan kereta api masih mensyaratkan rapid test antibodi.
Menurut dia, penumpang belum diwajibkan ikuti rapid test antigen.
Hal itu mengacu pada surat edaran Kementerian Perhubungan Nomor 9 Tahun 2020.
"Jadi kami memastikan perjalanan dengan kereta api sesuai dengan protokol kesehatan yang berlaku. Kami juga sediakan face shield kepada setiap penumpang," katanya.
Baca juga: HASIL Pilkada Jatim 2020, PKB Paling Jelek, Partai Gerindra dan Demokrat Terbanyak Raih Kemenangan
Pengakuan Pelaku
Salah satu pelaku calo rapid test berinisial EY (34) menampik memberikan surat rapid test abal-abal.
Dia mengatakan bahwa dirinya hanya menawarkan jasa antar ke klinik rapid test di dekat Stasiun Senen.
EY mengaku sudah menawarkan jasa rapid test sejak kebijakan rapid test diberlakukan pemerintah.
"Saya bukan calo. Saya ngojek. Hanya tawarkan jasa rapid test saja kalau memang ada yang butuh," ujar EY ditemui di Polres Metro Jakarta Pusat, Minggu (20/12/2020).

Dia mengaku kerap memakai jaket ojek online ketika menawarkan jasa rapid test.
Namun jaket itu milik temannya karena dia sudah bukan pengemudi ojek online lagi.
EY juga menampik memaksa penumpang menawarkan jasa rapid test.
Menurut EY, dia hanya membantu penumpang yang membutuhkan rapid test saat fasilitas rapid test di Stasiun Senen sudah tutup.
Biasanya penumpang yang diincar EY adalah penumpang yang melakukan perjalanan kereta saat malam hari ketika fasilitas rapid test di stasiun sudah tutup.
"Kalau ada satpam misalnya melihat penumpang tidak bisa berangkat karena belum rapid test, maka saya antarkan," kata EY.
Baca juga: PT Angkasa Pura II Siapkan 3 Alternatif Layanan Tes Covid-19 Bandara Soekarno-Hatta Mulai Hari Ini
Jasa yang ditawarkan EY untuk antar pulang pergi ke klinik rapid test ialah Rp 50.000. Sementara jasa rapid test dari klinik Rp 95.000.
"Saya hanya tawarkan jasa antar saja Rp 25.000 sekali jalan. Bolak-balik Rp 50.000 ribu," ujarnya.
EY mengaku memberikan jasa itu hanya ikut-ikutan pengemudi ojek lain yang juga menawarkan jasa di Stasiun Senen.
Dia memastikan bahwa rapid test yang dipakai penumpangnya merupakan rapid test resmi.
(TRIBUNJAKARTA.COM/KOMPAS.COM/WARTAKOTA)
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Calo Hasil Rapid Test di Stasiun Senen: Pengakuan Pelaku, Penjelasan Polisi hingga Bantahan KAI,