Kasus Rizieq Shihab

BIN Bantah Anggotanya menyusup ke Pondok Pesantren di Megamendung Bogor Intai Rizieq Shihab

BIN membantah keras anggotanya menyusup ke Pondok Pesantren di Megamendung, Bogor mengintai Muhammad Rizieq Shihab.

TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy
BIN membantah keras anggotanya menyusup ke Pondok Pesantren di Megamendung, Bogor mengintai Muhammad Rizieq Shihab. Foto dok: Kedatangan Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq di Puncak Bogor disambut ribuan simpatisan, Jumat (13/11/2020). 

Akibatnya, sebanyak enam orang anggota Laskar Khusus Front Pembela Islam (FPI) itu tewas tertembak.

Menanggapi klaim penembakan polisi sebagai tindakan tegas terukur, Pakar Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel mengatakan, dalam psikologi forensik ada istilah penembakan yang menular atau contagious shooting

"Ketika satu personel menembak, hampir selalu bisa dipastikan dalam tempo cepat personel-personel lain juga akan melakukan penembakan. Seperti aba-aba; anggota pasukan tidak melakukan kalkulasi, tapi tinggal mengikuti saja," kata Reza kepada Wartakotalive.com, Senin (7/12/2020).

Karenanya kata Reza, saat itu menembak bisa menjadi perilaku spontan.

Baca juga: Disebut Pembantaian, Benny K Harman Pertanyakan Penembakan Mati Enam Anggota FPI : Rakyat Monitor

"Kemungkinan menembak menjadi perilaku spontan atau bukan aktivitas terukur semakin besar, ketika personel sudah mempersepsikan target sebagai pihak yang berbahaya. Jadi, dengan kata lain, dalam situasi semacam itu, personel bertindak dengan didorong oleh rasa takut," ujar Reza.

Apalagi kata dia, jika peristiwa yang dipersepsikan kritis berlangsung pada malam hari. 

Baca juga: Tiga Hari Jelang Peringatan Hari HAM Sedunia, Polisi Justru Tembak Mati Enam Orang Anggota FPI

"Ada data yang menunjukkan, dalam kasus penembakan terhadap target yang disangka bersenjata, padahal belakangan tidak membawa senjata, 70-an persen berlangsung pada malam hari saat pencahayaan minim. Sehingga mengganggu kejernihan penglihatan personel," kata Reza.

Dengan begitu katanya, sempurnalah faktor luar dan faktor dalam memunculkan perilaku. 

"Faktor luar adalah letusan pertama oleh personel pertama dan kondisi alam di TKP. Faktor dalam adalah rasa takut personel," ujar Reza Indragiri Amriel.

Baca juga: Posting Foto Enam Anggota FPI yang Tewas Tangan Polisi, Fadli Zon : Selamat Jalan Pejuang

Dengan gambaran seperti itu, Reza kemudian bertanya benarkah penembakan oleh personel polisi pasti selalu merupakan langkah terukur. 

"Tentu butuh investigasi, apalagi karena ada dua versi kronologi Investigasi kasus per kasus terhadap masing-masing dan antarpersonel," kata Reza Indragiri Amriel.

Reza Indragiri Amriel mengatakan, Investigasi oleh semacam Shooting Review Board nantinya tidak hanya mengeluarkan simpulan apakah penembakan memang sesuai atau bertentangan dengan ketentuan.

"Lebih jauh, temuan tim investigasi bermanfaat sebagai masukan bagi unit-unit semacam SDM dan Diklat," ujar Reza Indragiri Amriel. (Antaranews/bum)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved