Kabar Artis

Kecewa Dipecat dari Kursi Direktur Utama TVRI, Helmy Yahya Beberkan Hikmah Besar yang Diperolehnya

Helmy mengatakan bahwa dirinya enggan bersikap seolah-oleh keberhasilan TVRI adalah karena kinerjanya sendiri.

Penulis: Bayu Indra Permana | Editor: Feryanto Hadi
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Mantan Direktur Utama LPP TVRI Helmy Yahya didampingi sejumlah Direksi LPP TVRI dan kuasa hukum, berbicara kepada wartawan terkait pemecatannya oleh Dewan Pengawas LPP TVRI, saat menggelar konferensi pers di Jakarta, Jumat (17/1/2020). 

WARTAKOTALIVE.COM,  JAKARTA - Helmy Yahya mengaku bahwa dirinya sempat kecewa karena dicopot dari kursi Direktur Utama TVRI.

Namun, perasaan kecewa itu tak lama, ia percaya bahwa tuhan memiliki rencana yang lebih baik untuknya di balik pemecatan tersebut.

"Pertama kecewa, abis itu saya ambil hikmahnya aja. Saya percaya Allah punya rencana yang lebih baik untuk saya," ucap Helmy Yahya saat ditemui di kawasan Kuningan Jakarta Selatan, Selasa (1/12/2020).

Baca juga: Kronologi Massa Penolak Habib Rizieq Berlarian saat Didatangi Kelompok Pro HRS, FPI Bantah Terlibat

Helmy mengatakan bahwa dirinya enggan bersikap seolah-oleh keberhasilan TVRI adalah karena kinerjanya sendiri.

"Saya enggak mau seolah-olah keberhasilan TVRI itu keberhasilan saya sendiri, karena saya didukung oleh direksi dan tim," ucapnya.

Kekecewaan Helmy karena ia sedang dalam momentum yang baik untuk memajukan TVRI saat itu, bahkan ia mengetahui beberapa karyawannya menangis atas pemecatan dirinya.

Baca juga: Kondisi Kesehatan Tio Pakusadewo Memburuk Sejak Jalani Masa Tahanan di Polda Metro Jaya

Hingga kini pun ia masih kerap dipanggil 'dirut' oleh beberapa orang yang mengakui kinerjanya di TVRI.

"Tapi saya kecewa kenapa? karena lagi enak-enaknya nih, saya pas rapat dengar pendapat bareng DPR saya sempat nangis, karena saya tahu ribuan karyawan TVRI yang mencintai saya itu menangis mereka melepas saya," tutur Helmy Yahya.

"Di seluruh Indonesia, orang sampai sekarang mereka masih panggil saya Dirut," terangnya.

Baca juga: Helmy Yahya Bertanya, Pilih Duo Maia atau Duo Ratu, Begini Jawaban Ahmad Dhani Prasetyo

Di balik pemecatan yang ia alami, Helmy melihat sisi positifnya yakni pencapaian yang berhasil ia lakukan selama dua tahun menjabat sebagai direktur utama.

"Tapi saya tahu betul bahwa ini semua rencana Allah, saya lihat dari sisi baiknya. Saya dikasih waktu 5 tahun untuk membuat orang nonton TVRI, tapi baru 2 tahun orang udah kembali nonton TVRI," jelas Helmy Yahya.

Adik Tantowi Yahya ini menyatakan, tetap mendukung TVRI meski tak lagi memiliki jabatan di televisi tersebut.

Tak hanya itu, Helmy Yahya menilai, ia justru ketiban rezeki usai dicopot dari jabatannya.

"Allah punya rencana lebih baik untuk kita. Hari ini saya diberhentikan, saya dapat banyak kesempatan, rezeki mengalir luar biasa," papar Helmy Yahya.

Helmy lantas mengatakan, jadwalnya kian padat meski tak lagi jadi Dirut TVRI.

"Tarif saya jadi tiga kali lipat tetapi tetap dibeli orang, jadi menurut saya ada hikmahnya," ujar Helmy Yahya.

Pada Januari 2020 lalu Helmy Yahya dicopot dari jabatannya sebagai direktur utama TVRI karena beberapa alasan.

Baca juga: HELMY Yahya Ungkap Kondisi TVRI Saat Baru Jadi Dirut: 72 Persen Karyawan Berusia Kolonial

Saat itu beberapa kali upaya mediasi dijalani Helmy dan pihak TVRI namun tak menemukan hasil.

Persaingan bisnis

Sementara itu, terkait pencopotan Helmy Yahya, Komisi I DPR Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Effendi Simbolon menilai ada oknum tertentu di balik pemecatan Helmy Yahya dari jabatan direktur utama (dirut) TVRI.

Hal itu ia yakini sebagai bagian upaya persaingan kelompok bisnis tertentu yang ujungnya menyingkirkan Helmy Yahya.

Selain kepentingan ekonomi, duga Effendi Simbolon, ada juga kepentingan politik tertentu.

Udara Dingin Bikin Begal Bokong Bergairah, Barangnya Bangun Sebelum Beraksi

"Ini sebenarnya persoalannya tidak seperti yang di permukaan."

"Ini persoalannya ada persoalan yang lebih mendasar. Persoalan persaingan bisnis," katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (21/1/2019).

"Ada unsur, ada pihak yang mendesain ini agar Helmy ini memang out dari TVRI."

"Dan ini kelompok politik tertentu, kelompok pelaku ekonomi tertentu dan pelaku ekonomi media juga," tuturnya.

Effendi Simbolon menilai pencopotan Helmy Yahya itu hanya karena sejumlah tayangan yang dipersoalkan Dewan Pengawas TVRI

Yakni, tayangan Liga Inggris dan Discovery Channel.

"Nah. Antara lain lah (Liga Inggris). Masalah-masalah bisnis kemudian berdampak kepada kepentingan bisnis," ujarnya.

Effendi Simbolon menilai kisruh TVRI bisa dibawa ke ranah hukum.

Ia menduga ada upaya penyerangan terhadap Helmy Yahya.

Fokus ke Piala Dunia U-20, PSSI Isyaratkan Tak Gelar Turnamen Piala Presiden Tahun Ini

"Saya mendorong untuk ini juga ada unsur dugaan yang berbau pelanggaran hukum."

"Karena kan kalau itu direkayasa kemudian dipindahkan, dikeluarkan ada unsur itu," paparnya.

Sebelumnya, Ketua Dewan Pengawas (Dewas) TVRI Arief Hidayat Thamrin mengungkap pihaknya mendapatkan protes dari publik, saat banjir melanda wilayah Jabodetabek di awal 2020.

Arief mengatakan penyebab dari protes publik tersebut adalah Direksi TVRI menyiarkan Discovery Channel ketika warga menghadapi banjir.

"Sempat ketika ada banjir, kami sedang menayangkan Discovery Channel."

 Bakal Segera Akhiri Masa Jomblo, Anies Baswedan Minta Cawagub DKI Ikuti Visi dan Misinya

"Ini kami dapat protes dari publik, 'Kok banjir-banjir, Dicovery Channel-nya tayang terus, enggak peduli banjir'."

"Ini sangat miris, kami sudah tegur tapi ternyata direksi melanjutkan," ungkap Arief dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi I DPR, di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (21/1/2020).

Arief mengatakan, tupoksi TVRI sesuai visi misi sebenarnya adalah televisi publik yang mengutamakan edukasi, jati diri, dan media pemersatu bangsa.

 DUA Remaja Begal Sopir Truk, Hasilnya untuk Mabuk Lem Aibon

Namun pada kenyataannya, ia menyayangkan banyaknya tayangan dari luar negeri, baik yang berbayar maupun tidak.

Tayangan tersebut meliputi Liga Inggris hingga Discovery Channel.

"Realisasinya sekarang kita nonton Liga Inggris mungkin banyak yang suka."

 PKS Sempat Tahan dan Minta Gerindra Tunda Umumkan Dua Nama Baru Cawagub DKI karena Alasan Ini

"Discovery Channel kita nonton buaya di Afrika, padahal buaya di Indonesia barangkali akan lebih baik," kata dia.

Menurutnya, ini membuat seolah-olah direksi mengejar rating dan share layaknya TV swasta.

Dengan menayangkan tayangan luar negeri ini, katanya, otomatis ada pembelanjaan APBN.

 DUA Kali Ikut Demonstrasi Ricuh, Pemuda yang Viral Bawa Bendera Tak Tahu Apa Tuntutan Massa

Padahal, Presiden Joko Widodo meminta adanya pembatasan pembelanjaan APBN ke luar negeri.

"Artinya ada uang rupiah kita APBN dibelanjakan keluar, yang Presiden menyatakan dibatasi dan ini terjadi."

"Sedangkan program kepublikan menurut pengamat, ahli, dan akademisi sebenarnya kami ini diminta lebih memperhatikan edukasi," bebernya.

 8 Tahun Dipasang, DWS di Bidara Cina Cuma Bunyi 4 Kali, Itupun Saat Musim Panas dan Tak Banjir

Arief mengatakan pencopotan Helmy Yahya selaku Direktur Utama TVRI adalah untuk mengembalikan TVRI ke tupoksinya.

Arief mengatakan, banyaknya tayangan luar negeri baik yang berbayar maupun tidak, seperti Liga Inggris, tak menunjukkan jati diri TVRI selaku TV yang mengutamakan edukasi.

"Sehingga ke depan kami menyiapkan proses pergantian Dirut untuk mengembalikan TVRI ke tupoksinya," ucapnya.

 Saran Susi Pudjiastuti Selesaikan Konflik Natuna: Kalau Ada yang Nyolong Tangkap! Tak Perlu Drama

Selain itu, pergantian atau pencopotan Helmy Yahya juga dimaksudkan agar karyawan-karyawan TVRI dapat memperoleh kembali hak-haknya yang selama ini tidak diberikan.

"Juga untuk mengawal proses tunjangan kinerja agar lancar dan karyawan bisa menerimanya, sehingga kesejahteraan bisa lebih baik," jelasnya.

Arief sendiri menilai penyegelan dan lain sebagainya adalah upaya penggiringan opini untuk mendapat simpati di media.

 MURNI Belajar dari YouTube, Haerul Bikin Pesawat Terbang karena Terinspirasi BJ Habibie

Ia pun menegaskan Dewas KPK hanya menjalankan tugas.

Kemudian, Arief mengutip dua pernyataan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate.

Pertama, terkait Dewas memiliki kewenangan mencopot dan sudah dilalui sesuai peraturan.

 JADWAL Ujian Nasional 2020: UN Terakhir Sebelum Diganti Dua Program Nadiem Makarim

"Kedua, pergantian pimpinan lembaga adalah hal biasa."

"Jangan kaitkan reputasi pribadi dan diletakkan kepada lembaga."

"Harus dipisahkan antara reputasi pribadi dengan sebuah lembaga negara."

 PPP Sebut Kasus Romahurmuziy Cuma Perkara Gratifikasi yang Tidak Dilaporkan ke KPK, Bukan Suap

"TVRI adalah beda, tidak seperti TV swasta, harus menjalankan misi publik dan Dewas sudah sesuai aturan."

"Itu pernyataan Pak Johnny Plate," beber Arief.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved