Investasi
Cerita Luhut 6 Jam Berada di Gedung Putih, Hasilnya Tak Sia-Sia Bawa Investasi AS Rp 28 Triliun
Nah di laman facebooknya, hari ini Luhut pun bercerita tentang kehadirannya hampir 6 jam di gedung putih. Ternyata ia bawa investasi Rp 28 T
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Seperti diketahui Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan usai berkunjung ke Ameriksa Serikat.
Juru Bicara Menko Marves Jodi Mahardi memastikan, Luhut Binsar Pandjaitan akan melakukan karantina sepulang dari kunjungan ke Amerika Serikat.
Hal ini demi mencegah terjadinya penularan Covid-19. "Kita akan melakukan karantina sebagaimana kita lakukan setelah kembali dari Tiongkok waktu itu," kata Jodi kepada Kompas.com, Kamis (19/11/2020).

Baca juga: Baru Sepekan Diumumkan Indonesia Masuk Resesi, Luhut Klaim Indonesia Keluar dari Resesi, Kok Bisa?
Baca juga: Menko Luhut Hingga Gatot Nurmantyo Serta Dokter Pahlawan Covid-19 Dianugerahi Bintang Jasa
Menurut Jodi, pihaknya mengacu pada Surat Edaran Menteri Kesehatan tentang protokol kesehatan bagi WNI dan WNA yang kembali di Indonesia dari luar negeri.
Bagi WNI yang tiba di Tanah Air dengan hasil rapid test non reaktif, kata Jodi, dilakukan karantina di tempat yang disiapkan oleh pemerintah atau lokasi lainnya.
Nah di laman facebooknya, hari ini Luhut pun bercerita tentang kehadirannya hampir 6 jam di gedung putih.
"Saya tidak pernah membayangkan bahwa akan ada waktu suatu hari saya hampir selama 6 jam berada di White House, dan bahkan berkesempatan untuk diterima di Oval Office.," tulis Luhut mengawali tulisannya.
Baca juga: Meksi Sudah Ajak Bergabung, PKS Sarankan Rizieq Shihab Tak Masuk Partai Politik
Untuk mengisi waktu saya selagi menjalani karantina mandiri selama beberapa waktu ke depan, saya ingin berbagi sedikit cerita terkait kunjungan saya tersebut.
Didampingi oleh Dubes Muhammad Luthfi, tujuan utama saya ke Amerika ialah menyampaikan apresiasi Presiden Jokowi terhadap Presiden Trump yang telah memperpanjang GSP kepada kita sehingga Indonesia menjadi satu-satunya negara di Asia yang mendapat peluang emas ini.
Saya ingin tekankan bahwa dengan negara manapun, selama bisa membantu kepentingan nasional, kita akan selalu menjaga hubungan baik, begitu pula dengan Amerika Serikat.
Selama 2 tahun terakhir, saya intens berkomunikasi dengan Jared Kushner, menantu Presiden Trump dan rekannya Adam Boehler, CEO IDFC yang notabene mereka adalah tangan kanan Presiden Trump.
Baca juga: Heboh Tulisan Rudi S Kamri Tentang Sang Bandar Chaplin Danai HRS, Benarkah Chaplin itu Jusuf Kalla?
Karena kedekatan itulah “Letter Of Interest” investasi sebesar US$2 miliar dari IDFC kepada SWF Indonesia ditandatangani pada 19 November lalu.
Ini adalah oleh-oleh yang besar karena keberadaan Amerika Serikat sebagai negara industri maju akan berpengaruh penting bagi perkembangan SWF di Tanah Air.
Selain pejabat Gedung Putih, banyak sekali Investor yang bertemu dengan rombongan kami untuk mengetahui perkembangan Indonesia hari ini, terlebih setelah disahkannya UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
Saya juga bertemu dengan Kristalina Georgiva Managing Director IMF yang memuji akan penanganan ekonomi ditengah pandemi yang Indonesia jalankan.
Baca juga: Kendaraan Berat Dilarang Keluar Tol Barat pada 27 November 2020, Ada Proyek Tol Becakayu
Pujian ini bukan tanpa sebab, menurutnya Indonesia dirasa sangat baik mengelola kebijakan moneter dan fiskalnya ditengah situasi pandemi ini.
Bahkan Presiden World Bank mengucapakan terimakasih karena Indonesia telah berkontribusi dalam program Carbon Credit bagi Dunia. Dimana Indonesia setidaknya memiliki 75 hingga 80 persen Carbon Credit Dunia.
Berbagai respons baik saya terima selama kunjungan saya di sana adalah buah dari budaya dan adat ketimuran serta visi Presiden Joko Widodo yang sangat dikagumi oleh pemimpin negara manapun sehingga saya yakin Indonesia akan selalu menjadi mitra strategis bagi negara sahabat, tak terkecuali Amerika Serikat dalam ekonomi maupun geopolitik, siapapun pemimpinnya.
Saya berharap akan terus menjalin komunikasi yang baik dengan pemerintahan AS berikutnya, sehingga terbuka peluang kerjasama yang luas di berbagai bidang, tentunya dengan pembicaraan yang lebih intens dan strategis.
Baca juga: Tahun Depan Akan Dibuka Seleksi Pengangkatan Guru Honorer Jadi PPPK
Investasi Rp 28 Triliun
Sementara itu Dilansir dari situs Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Amerika Serikat (AS) secara resmi telah menandatangani Letter of Interest (LOI) untuk menginvestasikan sebesar US$ 2 Miliar (Rp 28 triliun).
Investasi tersebut dari IDFC kepada Indonesia Investment Authority atau Sovereign Wealth Fund Indonesia.
LOI tersebut diteken oleh CEO IDFC AS Adam Boehler di Washington DC pada Kamis (19/11/2020) waktu setempat. Penandatanganan itu disaksikan langsung Menko Kemaritiman dan Investasi Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan.
LOI tersebut diharapkan dapat menarik minat investor AS untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Saat ini Indonesia sedang membutuhkan investasi untuk pembangunan infrastruktur
Kerja sama ini dirasa akan memperkuat ikatan ekonomi antara AS dan Indonesia.
Tak hanya menjadi investor, IDFC juga akan bekerja sama dengan mitranya di Jepang, Uni Emirat Arab, dan Singapura untuk ikut berpartisipasi di Indonesia Investment Authority.
Seperti diketahui, SWF Indonesia akan beroperasi pada awal 2021. Dirjen Kekayaan Negara Kementerian Keuangan, Isa Rachmatarwata menegaskan SWF Indonesia memiliki tiga tugas utama yang muaranya bisa mendatangkan revenue atau pendapatan semaksimal mungkin.
Baca juga: Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19, Jokowi Minta Libur Panjang Akhir Tahun Dikurangi
Tiga hal yang akan dilakukan SWF, kata Isa, pertama, memaksimalkan aset. SWF akan mencari cara agar untuk bisa mendatangkan akses-akses yang memadai untuk bisa meningkatkan nilai aset negara.
Kedua, SWF juga akan berkonsentrasi kepada pembangunan negara.
Menurut Isa memang salah satu tujuan SWF didirikan untuk membangun negara. Jenis proyeknya bisa bervariasi, mulai dari yang secara komersial visible, sampai yang tidak visible. Proyek-proyek yang tidak visible misalnya, proyek yang sifatnya sosial.
Ketiga, SWF juga bertugas untuk kepentingan stabilisasi ekonomi.
Tugas ini, artinya SWF akan mendukung kebijakan counter cyclical atau membantu mengurangi beban pemerintah dalam setiap kebijakan yang ditempuh.
Menurut Jodi, Luhut dan delegasinya pulang kembali ke Tanah Air pada Kamis (19/11/2020) sore. "Kita pulang ke Indonesia sore ini," katanya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, seluruh pihak yang kembali ke Indonesia dari luar negeri harus melakukan karantina kesehatan demi mencegah penularan Covid-19.
Baca juga: Gelar Operasi di Laut, BNN bersama Polairud Baharkam Gagalkan Lima Kasus Penyelundupan Narkoba
Ia menyebut, tak boleh ada dispensasi terkait hal ini. "Jadi saya pikir tidak boleh ada dispensasi pada siapapun yang balik terutama dari negara-negara yang dianggap bermasalah," kata Luhut dalam sebuah diskusi daring, Selasa (17/11/2020).
Luhut menyinggung adanya pejabat yang terlibat dalam kerumunan di DKI Jakarta beberapa waktu lalu.
Ia menyayangkan sikap pejabat itu yang tak melakukan karantina demi mencegah penularan virus.
Namun demikian, Luhut tak menjelaskan secara detail siapa pejabat yang ia maksud.
"Dan disayangkan juga pejabat ada yang hadir dalam kerumunan itu dan juga tidak karantina," ujar dia.
Luhut lantas membandingkan sikap pejabat itu dengan dirinya sendiri. Tiga minggu lalu, sekembalinya dari Yunani, Luhut melakukan karantina selama satu minggu sebelum melakukan kegiatan lain. Ia mengaku akan melakukan prosedur yang sama ketika kembali ke Tanah Air selepas bertugas di Amerika.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kembali dari AS, Luhut Dipastikan Langsung Lakukan Karantina",