KISAH Karyawan TransJakarta Alih Profesi Jadi Pemangkas Rambut, Paling Enak Tangani Kuli Proyek
Sisi lain yang membuat Lansix Pocin Barbershop menjadi primadona bagi para customer, tersedianya menu lain seperti cuci rambut dan refleksi kaki.
Penulis: Yudistira Wanne |
Tanpa Silet
Yang membedakan pangkas rambut biasa dengan barbershop adalah cukuran silet usai customer rambutnya dipotong.
Adel menjelaskan, jenis kulit setiap orang berbeda, sehingga lebih baik menghindari risiko yang membuat customer kecewa.
"Kenapa kalau di barbershop tidak dikerok pakai silet setelah rambut itu dipotong?"
Baca juga: Begini Cara Warga Cijantung Bantu Keluarga Pasien Covid-19 Isolasi Mandiri di Rumah
"Jujur, meski bisa, tapi saya takut karena main silet itu risikonya besar."
"Itu kan kena kulit dan bisa iritasi juga," paparnya.
Awal Jadi Hairstyler
Adel mengaku baru satu bulan menjadi karyawan di Lansix Pocin Barbershop.
Sebelumnya, Adel merupakan salah satu karyawan dari TransJakarta yang saat ini sedang dirumahkan.
Untuk mengisi waktu luang, Adel pindah profesi menjadi seorang hairstyler di Lansix Pocin Barbershop.
Baca juga: HUT ke-19 Kabupaten Kepulauan Seribu Bakal Digelar Sederhana, Ada Pengecatan Kampung 1.000 Warna
"Baru sebulan. Basic cukur itu saya sudah dari SMP."
"Itu sudah mulai pegang kepala orang.
"Makanya pas saat kontrak di salah satu perusahaan habis, saya ke sini."
Baca juga: PSBB Proporsional Diperpanjang Hingga 25 November, Kabupaten Bekasi Keluar dari Zona Merah
"Tadinya cuma buat ngisi waktu luang saja sambil nunggu panggilan lagi dari TransJakarta kan."
"Tapi ketika menjalankan ini enjoy. Saya nikmatin saja," paparnya.
Adel tak menutup kemungkinan untuk kembali merapat ke TransJakarta, tapi dia berkomitmen untuk menekuni profesi yang dijalankan saat ini.
Baca juga: PT AIA Financial Digugat Pailit ke Pengadilan Niaga
"Saya masih ada kesempatan dipanggil lagi oleh TJ."
"Tapi kalau untuk ngelamar-ngelamar lagi di tempat lain, sepertinya lebih baik di sini," ucapnya. (*)