KISAH Karyawan TransJakarta Alih Profesi Jadi Pemangkas Rambut, Paling Enak Tangani Kuli Proyek
Sisi lain yang membuat Lansix Pocin Barbershop menjadi primadona bagi para customer, tersedianya menu lain seperti cuci rambut dan refleksi kaki.
Penulis: Yudistira Wanne |
WARTAKOTALIVE, DEPOK - Berkualitas dan memberikan pelayanan maksimal merupakan salah satu alasan mengapa Lansix Pocin Barbershop selalu banyak pengunjungnya.
Muhammad Ansori, hairstyler Lansix Pocin Barbershop mengaku, dalam upayanya memberikan kualitas kepada customer, maksimal dia membutuhkan waktu 60 menit dalam proses pengerjaan.
Tempat yang strategis, tak jauh dari Stasiun Kereta Api Pondok Cina, tepatnya di RT 01 RW 08 No 14 B, Kelurahan Pondok Cina, Kecamatan Beji, membuat Lansix Pocin Barbershop memiliki magnet tersendiri.
Baca juga: Ini Alasan Polisi Tolak Rekonstruksi Terbuka Kasus Kebakaran Gedung Kejaksaan Agung
"Di sini kita memang mengutamakan kualitas untuk memperoleh tingkat kepuasan customer."
"Paling banyak nanganin orang itu lima orang tanpa jeda."
"Nah, kalau customer yang minta buru-buru itu paling 30 menit."
Baca juga: Polisi Belum Butuh Keterangan Ahmad Yani Sebagai Saksi Kasus Ujaran Kebencian, Pemeriksaan Ditunda
"Paling banyak itu 30 customer yang datang ke sini," ujarnya.
Sisi lain yang membuat Lansix Pocin Barbershop menjadi primadona bagi para customer, yakni tersedianya menu lain seperti cuci rambut dan refleksi kaki.
Customer pun diberikan softdrink usai melakukan potong rambut.
Baca juga: Upah Minimum 2021 Tak Naik, Presiden KSPI Nilai Menaker Tak Sensitif Terhadap Nasib Buruh
"Di sini kelebihannya customer diberikan softdrink usai dicukur."
"Selain itu di sini juga ada refleksi kaki, cuci rambut, dan berbagai menu sajian lainnya," ungkapnya.
Adapun harga yang ditawarkan di Lansix Pocin Barbershop beragam sesuai pilihan customer, yakni dewasa Rp 30 ribu, anak-anak Rp 25 ribu, dan cuci rambut Rp 15 ribu.
Baca juga: Satu Anggota KKSB di Intan Jaya Ditembak Mati, TNI Polri Bantu Menggali Makam
Lalu, botak licin Rp 30 ribu, botak anak-anak Rp 25 ribu, kumis + jenggot Rp 12 ribu, pijat hairtonic Rp 15 ribu, dan complete Rp 50 ribu.
Terkait permintaan terbanyak, Adel menjelaskan saat ini undercut masih menjadi pilihan bagi para kawula muda.
"Di sini banyak yang minta potong rambut model undercut, bukan ciri khas di sini sih."
Baca juga: Wasekjen PA 212 Bilang Rizieq Shihab Bakal Pulang ke Indonesia Saat Momen Maulid Nabi
"Tapi ibarat barang, best seller-nya ya paling banyak permintaan potong undercut," jelasnya.
Sebelum eksekusi pemotongan dimulai, pria yang akrab disapa Adel itu biasanya memberikan arahan terkait model rambut yang tepat.
"Kalau saya biasanya melihat model rambut dan bentuk kepalanya terlebih dahulu, untuk mencocokkan jenis potongan rambut yang pas."
Baca juga: Cairan Pembersih Tanpa Izin Edar Picu Kebakaran, Kapuspenkum Kejagung: Kenapa Masih Dijual?
"Nah, yang sulit itu, ketika ada model rambut lurus dan jabrik."
"Biasanya itu kalau salah nyukur (kependekan) ya langsung berdiri rambutnya," jelasnya.
Dari kualitas yang tersaji tersebut, Adel mengaku ada beberapa customer dari negara lain yang penasaran dengan hasil polesan di Lansix Pocin Barbershop.
Baca juga: Pasien Covid-19 di Kabupaten Bogor Tambah 48 per 26 Oktober 2020, Sembuh 38 Orang
"Di sini saya sudah memotong rambut orang-orang luar negeri seperti Filipina, Vietnam, Nigeria, baru tiga sih yang saya tangani selama di sini."
"Sebenarnya ada rasa canggung juga sih kalau memotong rambut orang luar negeri, karena takut tidak sesuai ekspetasi."
"Kalau paling enak sih potong rambut kuli proyek. Dia tidak ribet," tambahnya.
Baca juga: Warga Sudan Mau Bunuh Diri dari Atap JPO Tol Jagorawi, Sempat Lari Saat Dibujuk Turun
Terkait hasil sempurna, Adel menegaskan modal awalnya adalah kepercayaan customer.
"Customer yang penting percaya aja, saat saya memberi usulan berdasarkan hasil pengelihatan model kepala dan rambut cocoknya seperti apa."
"Kalau customer tetap menginginkan model rambut sesuai dengan keinginannya, ya sudah saya ikutin."
Baca juga: INI Jadwal Penutupan Rest Area KM 50A Arah Cikampek dan KM 52B Arah Jakarta Saat Libur Panjang
"Tapi untuk hasilnya, saya tidak janji sesuai. Soalnya model rambut itu kan cocok-cocokan."
"Tapi yang utama kan saya sudah menyarankan."
"Untuk menjaga mood, yang penting customer jangan terus bertanya saat proses pengerjaan," sambungnya.
Tanpa Silet
Yang membedakan pangkas rambut biasa dengan barbershop adalah cukuran silet usai customer rambutnya dipotong.
Adel menjelaskan, jenis kulit setiap orang berbeda, sehingga lebih baik menghindari risiko yang membuat customer kecewa.
"Kenapa kalau di barbershop tidak dikerok pakai silet setelah rambut itu dipotong?"
Baca juga: Begini Cara Warga Cijantung Bantu Keluarga Pasien Covid-19 Isolasi Mandiri di Rumah
"Jujur, meski bisa, tapi saya takut karena main silet itu risikonya besar."
"Itu kan kena kulit dan bisa iritasi juga," paparnya.
Awal Jadi Hairstyler
Adel mengaku baru satu bulan menjadi karyawan di Lansix Pocin Barbershop.
Sebelumnya, Adel merupakan salah satu karyawan dari TransJakarta yang saat ini sedang dirumahkan.
Untuk mengisi waktu luang, Adel pindah profesi menjadi seorang hairstyler di Lansix Pocin Barbershop.
Baca juga: HUT ke-19 Kabupaten Kepulauan Seribu Bakal Digelar Sederhana, Ada Pengecatan Kampung 1.000 Warna
"Baru sebulan. Basic cukur itu saya sudah dari SMP."
"Itu sudah mulai pegang kepala orang.
"Makanya pas saat kontrak di salah satu perusahaan habis, saya ke sini."
Baca juga: PSBB Proporsional Diperpanjang Hingga 25 November, Kabupaten Bekasi Keluar dari Zona Merah
"Tadinya cuma buat ngisi waktu luang saja sambil nunggu panggilan lagi dari TransJakarta kan."
"Tapi ketika menjalankan ini enjoy. Saya nikmatin saja," paparnya.
Adel tak menutup kemungkinan untuk kembali merapat ke TransJakarta, tapi dia berkomitmen untuk menekuni profesi yang dijalankan saat ini.
Baca juga: PT AIA Financial Digugat Pailit ke Pengadilan Niaga
"Saya masih ada kesempatan dipanggil lagi oleh TJ."
"Tapi kalau untuk ngelamar-ngelamar lagi di tempat lain, sepertinya lebih baik di sini," ucapnya. (*)