Bersepeda jarak jauh
Bersepeda Mengitari Gunung Salak, Menemukan Kembali Kebersamaan di Atas Sepeda
Bersama pesepeda dari dua komunitas, Wartakotalive menyusuri jalur bersepeda jarak jauh mengitari kaki Gunung Salak, Bogor, sejauh 226km.
Ada enam orang yang ikut pagi itu sehingga rombongan kami seluruhnya delapan orang.
Didi, Jamal, Fadrian datang lebih dulu, disusul Yani, Pikki, dan Ovi.
Sepedanya bervariasi.
Ada yang menunggang sepeda balap, sepeda gunung, dan satu orang menunggang sepeda lipat.
Rencana awal, sebagian akan bersepeda sampai Cianten lalu kembali pulang lewat jalur semula.
Sebagian lagi menyusuri rute lanjutan yang di peta tergambar mengelilingi Gunung Salak.
Tak berlama-lama, pukul 06.30 WIB kami langsung bergerak menuju Bogor menyusuri jalan raya Parung.
Lalu lintas masih belum terlalu ramai.
Kami lalu berbelok ke Perumahan Telaga Kahuripan, mengambil jalan pintas menuju Ciampea.
Istirahat sebentar di pertigaan jalan, lalu lanjut hingga Pasar Ciampea yang ramai, berbelok ke kanan menuju Ciaruteun.
Jalan menyusuri kampung dan perkebunan relatif lebih sepi daripada Jalan Raya Bogor-Jasinga yang biasanya kususuri kalau menuju kawasan ini.
Vary yang memang kenyang pengalaman bersepeda jarak jauh menunjukkan jalan alternatif ini untuk menghindari kemacetan di Pasar Ciampea dan ramainya lalu lintas di jalan raya.
Namun sebagaimana jalan di perkampungan, banyaknya marka kejut terasa mengganggu keasyikan melaju di jalanan.
Jalan itu berujung di Jalan Raya Leuwiliang persis dekat jembatan Sungai Cianten.
Di pertigaan setelah pasar, kami berbelok ke kiri ke arah PLTA Karacak.
