Berita Nasional

Hari Dokter Nasional Tidak Dirayakan Meriah, Fadli Zon: Terima Kasih Kepada Seluruh Dokter Indonesia

Hari Dokter Nasional, Fadli Zon : Terima Kasih Kepada Seluruh Dokter Indonesia yang telah menjadi garda terdepan dalam penanganan pandemi Covid-19

Editor: Dwi Rizki
Instagram @ikatandokterindonesia
Dua orang dari sebanyak 139 dokter Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang meninggal dunia akibat virus corona 

Harapan itu dibuktukan Pasangan suami istri dokter, yakni dr Arief Fadhillah dan dr Fauziah.

Keduanya sempat diisolasi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik selama 15 hari, dimulai dari 13 Agustus.

Dikutip dari Kompas.com, ditemui di rumahnya di daerah Kota Matsum, Kecamatan Medan Kota, pada akhir pekan lalu, Arief berbagi kisah. Learn more Dia mengatakan, sebelum dinyatakan positif Covid-19, tanggal 28 Juli dia merasa demam, tetapi tetap bekerja.

Dari beberapa kali rapid test, pada hasil foto toraks terdapat gambaran pneumonia bilateral.

Kemudian, pada 6 Agustus, dia tes swab yang hasilnya keluar empat hari kemudian, dia dinyatakan positif Covid-19.

Saat itu, lanjutnya, dia tidak lagi merasa demam.

Sesuai dengan anjuran dari pihak rumah sakit agar dirinya diisolasi, dia pun dijemput ambulans dari RS Malahayati ke rumahnya menuju RSUP Haji Adam Malik pada 13 Agustus, bersama dengan istrinya yang saat itu mengalami gejala batuk dan demam.

"Awalnya saya bilang, saya sudah tidak ada apa-apa. Saya sehat, tapi istri saya yang ada gejala sakit, akhirnya kami dua isolasi di rumah sakit," katanya.

Punya riwayat jantung

Arief meyakini bahwa sebelumnya dia sudah pernah terkena Covid-19 sehingga ketika hasil swab-nya keluar dan dinyatakan positif Covid-19 saat itu tidak berakibat fatal.

Padahal, dia memiliki sakit bawaan berupa jantung (sudah dipasang ring), hipertensi, dan obesitas.

"Saya kerja di rumah sakit, pakai alat pelindung diri (APD) tetap, APD-nya sederhana, tetap terpapar sedikit-sedikit sehingga kenal tubuh ini. Jadi imun bisa ngelawan saat virus masuk," katanya.

Menurut dia, virus ini tidak boleh disikapi dengan ketakutan dan rasa khawatir secara berlebihan.

Sebab, ketakutan atau kekhawatiran berlebihan bisa berakibat pada menurunnya imunitas.

Jika khawatir berlebihan pada Covid-19, harus melihat penyakit lainnya, seperti TBC, serangan jantung, rokok, seringnya minum alkohol, dan lainnya, karena angka kematian yang diakibatkan juga tidak sedikit.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved