Berita Jakarta

Kampanye Kreatif Pencegahan Covid-19 dengan Seni Mural Karya PPSU Kelurahan Bukit Duri

Salah satu petugas yang menghias mural Covid-19 yakni Gunawan. Dia adalah petugas PPSU dari Kelurahan Bukit Duri, Jakarta Selatan.

Editor: Feryanto Hadi
Istimwa
Mural sebagai media sosialisasi pencegahan Covid-19 di Kelurahan Bukit Duri, Jakarta Selatan 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA--Masih belum stabilnya kurva kasus Covid-19 membuat semua pihak perlu bahu-membahu untuk bersama-sama meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya menaati protokol kesehatan.

Selama ini, sejumlah edukasi sudah dilakukan.

Selama masa PSBB transisi kegiatan 3M (Mencuci Tangan, Memakai Masker, dan Menjaga Jarak) terus dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Baca juga: Begini Tahap Pengembangan Vaksin Covid-19 Hingga Bisa Diproduksi Massal, Libatkan Hewan dan Manusia

Termasuk pemberian sanksi sosial kepada pelanggar protokol kesehatan.

Namun, masih saja masyarakat yang terkesan cuek dan mengabaikan segenap imbauan yang dilakukan.

Upaya lain dilakukan oleh jajaran Kelurahan Bukit Duri, Jakarta Selatan.

Baca juga: Terima Gaji dan Tunjangan dari DKI, Sopir Ambulans Gawat Darurat Dilarang Bentuk Serikat Pekerja

Mural di Kelurahan Bukit Duri, Jakarta Selatan
Mural di Kelurahan Bukit Duri, Jakarta Selatan (Istimewa)

Kelurahan Bukit Duri terus berupaya mengedukasi masyarakat sekitar wilayahnya dalam kegiatan kreatif yang menyenangkan yakni Seni Mural Covid-19.

Ahmad Syarif, Lurah Bukit Duri menuturkan, gambar mural Covid-19 ini terinspirasi dari banyaknya korban Covid-19 di wilayah kita khususnya Bukit Duri.

Selain itu juga masih banyak warga yang kita tegur karna tidak menggunakan masker, tidak adanya tempat cuci tangan dan masih banyak yang berkerumunan yang tidak menghiraukan himbauan kita.

Baca juga: Pemprov DKI Pinjam Duit Pemerintah Pusat Rp 1 triliun untuk Penanganan Banjir 2020

"Kita buat mural Covid-19 ini juga mendapatkan dukungan penuh dari Gubernur DKI Jakarta dan Walikota Jakarta Selatan sebagai bentuk usaha kita untuk menurunkan angka Covid-19 di wilayah Bukit Duri," ujar Syarif, Jumat (23/10/2020)

"Dari gambar mural Covid-19 kita buatkan khususnya kepada petugas medis sebagai garda terdepan, pahlawan dalam memerangi virus dan lain-lainnya," imbuhnya.

Baca juga: Pembunuh Ditangkap, Kerabat Presiden Jokowi Dihabisi di Kandang Ayam Pakai Linggis lalu Dibakar

Syarif menyebut, mural tersebut mewakili para pejuang yang banyak berguguran dalam memperjuangkan nyawa yang terkena Covid-19.

Ia menambahkan, salah satu petugas yang menghias mural Covid-19 yakni Gunawan.

Dia adalah petugas PPSU dari Kelurahan Bukit Duri, Jakarta Selatan.

Karakter superhero sebagai media edukasi untuk pencegahan penularan virus corona
Karakter superhero sebagai media edukasi untuk pencegahan penularan virus corona (Istimewa)

Gunawan disebutkan sangat kreatif dalam menuangkan ide-ide untuk membuat Mural Covid-19.

Mural yang kita buatkan ini sepanjang sekitar 30 Meter.

"Dari petugas yang membuat Mural ini sebanyak 5 petugas. Kami juga bekerja sama dengan masyarakat serta FKDM, Ibu-Ibu PKK dalam bersosialisasi kepada masyarakat akan bahaya Covid-19 ini," jelas Syarif.

Baca juga: Pengunjung TMII Belum Maksimal Selama PSBB Transisi

Syarif mengklaim, sejauh ini dadi wilayah Bukit Duri penyebaran Covid-19 sudah menurun.

"Kita akan terus berkreatif untuk membuat Mural Covid-19 ditempat yang lainnya. Pesan saya kepada masyarakat tentang Mural Covid-19 yakni bahayanya Covid-19 dan selalu menjaga 3M,"ungkapnya.

Sementara itu, Gunawan, Petugas PPSU mengungkapkan rasa bangganya telah diberikan kesempatan dalam menuangkan ide-ide untuk membuat Mural Covid-19 di wilayah Bukit Duri, Jakarta Selatan.

Baca juga: Pemkot Bekasi Talangi Biaya Perawatan Pasien Covid-19 RS Swasta yang Ditolak Kemenkes

Mural sebagai media sosialisasi pencegahan Covid-19 di Kelurahan Bukit Duri, Jakarta Selatan
Mural sebagai media sosialisasi pencegahan Covid-19 di Kelurahan Bukit Duri, Jakarta Selatan (Istimwa)

"Selain menuangkan ide-ide dalam mural, saya juga hobi dalam menggambar. Saya tuangkan perasaan saya dalam pembuatan mural covid-19 ini," kata dia.

"Kepada para pejuang yang sudah berusaha dalam memperjuangkan Covid-19 ini. Mudah-mudahan dengan adanya Mural Covid-19 ini, agar masyarakat sadar akan bahayanya Covid-19 dan tetap selalu menjaga protokol kesehatan yang sudah dianjurkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta,"pungkasnya.

Tingkat penularan

Di kesempatan lain, Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana mengimbau warga Jakarta tidak liburan ke luar kota, menyambut libur panjang akhir pekan depan mulai 28 Oktober sampai 1 November 2020.

Bahkan idealnya, Nana mengimbau warga tetap di rumah saja berkumpul bersama keluarga.

"Imbauan ini untuk menekan pandemi Covid-19 dan mencegah penyebarannya."

Baca juga: Begini Tahapan Vaksinasi di Kota Depok, Ridwan Kamil Ajukan 300 Ribu Paket Vaksin Covid-19

"Sebab angka penularan Covid-19 di Jakarta masih tinggi, yakni rata-rata 1.000 per harinya," kata Nana, Jumat (23/10/2020).

Nana meminta jika terpaksa harus ke luar rumah atau ke luar Jakarta, warga menerapkan protokol kesehatan yang ketat agar tak terpapar Covid-19.

"Pekan ini akan ada libur panjang, saya selaku Wakil Satgas DKI tentunya mengimbau kepada warga dalam rangka libur panjang, jangan sampai terjadi penyebaran Covid-19 ini ke mana-mana."

Baca juga: Tebal Naskah UU Cipta Kerja Berubah Lagi Jadi 1.187 Halaman, Mensesneg Pastikan Substansinya Sama

"Khususnya warga DKI Jakarta, lebih baik tidak berlibur keluar Jakarta atau tetap di rumah saja,” tuturnya.

Nana memastikan Polda Metro Jaya bersama seluruh jajarannya akan terus berupaya menekan penyebaran Covid-19.

"Kami terus lakukan pembagian masker dan menyosialisasikan cuci tangan serta meminta warga untuk tetap menjaga jarak," katanya.

Baca juga: BREAKING NEWS: Kebakaran Rumah di Legok Tangerang, 5 Orang Meninggal Dunia

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria juga meminta warganya tak keluar kota saat libur panjang di akhir Oktober 2020.

Politikus Partai Gerindra ini mengaku khawatir, kepergian warganya keluar daerah untuk sekadar liburan, bisa memicu peningkatan kasus Covid-19, begitu mereka kembali ke Jakarta.

Hal itu dikatakan Ariza karena berkaca pada pengalaman kasus harian Covid-19 di Jakarta yang menembus rekor pertama kali pada Minggu (30/8/2020) lalu.

Baca juga: Sebut Moeldoko Jenderal Bermental Komprador, Warga Koja Mengaku Ingin Memperbaiki Bangsa

Saat itu, jumlah kasus baru Covid-19 dilaporkan menembus 1.114 orang.

Angka itu dipicu karena adanya warga Jakarta yang pergi liburan ke daerah lain saat libur panjang akhir pekan (long weekend), pada rentang waktu 16-22 Agustus 2020.

“Perlu kami sampaikan yang harus digarisbawahi juga khususnya warga Jakarta."

Baca juga: Chat di Handphone Saksi Kasus Jaksa Pinangki Diduga Dihapus, Dirdik Jampidsus: Baru Dengar Saya

"Kita mengalami dua kali peningkatan yang signifikan di bulan-bulan lalu."

"Yang disebabkan adanya libur panjang karena warga Jakarta banyak yang keluar daerah,” kata Ariza, Selasa (20/10/2020).

Karena itu, Ariza mengimbau warganya untuk menahan diri agar tak keluar daerah.

Baca juga: Mahfud MD Sebut Situasi Keamanan Bakal Lebih Kondusif Meski Demonstrasi Tetap Ada

Alih-alih keluar kota memicu kerumunan orang, hendaknya warga tetap beraktivitas di Ibu Kota, terutama di dalam rumah dengan mengisi waktu bersama keluarga.

“Kami mengimbau dan meminta pada libur panjang di akhir Oktober ini, kurang lebih ada libur panjang sampai lima hari."

"Ya sedapat mungkin warga Jakarta tidak keluar kota,” imbau Ariza.

Baca juga: Hari Ini Dibeberkan Mahfud MD ke Publik, Benny Mamoto Yakin Investigasi TGPF Intan Jaya Terpercaya

Menurutnya, warga Jakarta harus belajar dari pengalaman lonjakan kasus Covid-19 pasca-libur panjang beberapa waktu lalu.

Pesan Ariza ini bukan berarti pemerintah daerah lepas tangan bila terjadi lonjakan kasus.

Namun alangkah baiknya, warga menahan diri demi kepentingan bersama.

Baca juga: Meski Sulit, Demokrat Mau Coba Langkah Legislative Review untuk Revisi UU Cipta Kerja

Apalagi, selama ini liburan keluarga tidak hanya diikuti orang berusia produktif saja, namun juga diikuti anak-anak di bawah usia 9 tahun dan orang lanjut usia (lansia) di atas 60 tahun.

Dua kelompok itu, ujar dia, sangat rawan terhadap penularan Covid-19.

Di sisi lain, banyak warga Jakarta yang berstatus orang tanpa gejala (OTG).

Baca juga: Penularan Covid-19 di Kabupaten Bogor Melandai, 3 Kecamatan Kini Masuk Zona Hijau

Mereka tidak menyadari telah terpapar Covid-19 karena tidak merasakan batuk, demam, dan flu.

Namun, keberadaannya membahayakan bagi orang lain yang memiliki komorbid, anak-anak dan lansia.

“Kita harus belajar dari peristiwa dua kali libur panjang di Jakarta ini terjadi peningkatan signifikan."

Baca juga: Usai Kecelakaan, Hanafi Rais Kini Rajin Berzikir dan Baca Buku yang Mengetuk Pintu Langit

"Dan tentu sebagaimana sering kami sampaikan, kalau ada pelonggaran di mana pun itu, artinya potensi orang yang keluar rumah meningkat."

"Potensi orang yang berinteraksi juga meningkat.”

“Kemudian potensi kerumunan juga bisa meningkat, pada akhirnya juga potensi penularan penyebaran bisa meningkat."

"Untuk itu, tempat yang terbaik sebagaimana sering disampaikan Pak Gubernur adalah tetap berada di rumah, kecuali bagi mereka yang mempunya kegiatan penting sekali,” beber Ariza.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved