Dibegal Saat Bersepeda di Jalan Jenderal Sudirman, Anjasmara CT Scan hingga Tubuhnya Diketoki Palu
Anjasmara terjatuh dari sepeda lantaran melawan jambret di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, tepatnya di depan kampus Atmajaya.
Mereka berjalan santai dari Jalan Asia Afrika mengarah ke Palmerah dengan kecepatan sekitar 15 km/jam.
Sampai di depan Lapangan Tembak, Roland yang membawa tas pinggang kaget.
Seseorang yang berboncengan sepeda motor dari arah belakang menghampirinya dan langsung membuka buckle tas pinggang Roland dan langsung tancap gas.
"Kejadiannya cepat sekali, tahu-tahu tas berisi HP sudah pindah tangan dan mereka kabur cepat ke arah Palmerah," tutur Roland.
Menurutnya, pelaku berboncengan sepeda motor matik dengan nomor polisi yang tak terlihat.
Seorang diantaranya berjaket abu-abu dan bercelana jeans.
Roland lalu langsung mendatangi pos polisi di belakang gedung DPR/MPR untuk melapor.
Namun oleh polisi yang bertugas ia diarahkan melapor ke Polsek Tanah Abang di kawasan Pejompongan.
"Karena hari sudah siang dan ada keperluan, nggak bisa kalau harus ke Polsek Tanah Abang, akhirnya ya sudah saya pulang saja," tuturnya.
Tips Aman dari Begal Pesepeda
Aksi penjambretan terhadap pesepeda di Jakarta semakin marak. Selama Oktober 2020 saja, tercatat lima pesepeda jadi korban begal.
Jumlah tersebut hanya kasus yang viral dan sebagian bisa diungkap oleh polisi.
Saat beraksi, para pelaku menggunakan senjata tajam seperti pisau untuk mengancam korban.
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Heru Novianto menjelaskan, umumnya pelaku mengincar korban dengan cara mengikutinya.
Pelaku kemudian mengambil paksa barang berharga yang dibawa korban ketika ada kesempatan.
Chriswanto, pesepeda dari Komunitas Brompton Owners Group Kelapa Gading & Sekitarnya, mengatakan, dahulu tindak kriminalitas terhadap pesepeda hanya terjadi di jalanan yang sepi.
Namun, kini para pelaku semakin berani untuk beraksi di jalan-jalan protokol. Bahkan mayoritas terjadi pada pagi hari saat pesepeda sedang berangkat kerja atau berolahraga.
Untuk itu, Chriswanto membagikan sejumlah tips aman bagi pesepeda.
Pertama, para pesepeda diimbau agar tidak meletakkan benda berharga di tempat yang mudah dijangkau oleh penjambret, seperti di area stang atau kantong belakang jersey.
Pelaku mudah merampas barang korban kemudian kabur.
"Kami mengimbau pesepeda agar tidak meletakkan benda berharga di tempat yang mudah dijangkau penjambret seperti di area stang atau kantong belakang jersey pesepeda," tutur Chriswanto kepada Kompas.com, Kamis (22/10/2020).
Kedua, jika pesepeda terpaksa bersepeda sendirian, maka hindari jalanan yang sepi dan gelap.
Para pesepeda juga diminta tidak menunjukkan gawai maupun benda berharga lainnya.
Apabila sedang bersepeda bersama, pastikan jarak antara satu pesepeda dengan lain berdekatan.
Pasalnya, pelaku biasanya mengincar pesepeda yang lepas dari pleton atau mereka yang bersepeda sendirian.
Chriswanto menekankan agar pesepeda mengenakan helm demi keamanan.
"Helm dalam bersepeda adalah mutlak, bila terjadi perampasan, seringkali pesepeda akan terjatuh dan rawan terjadi benturan di kepala," ucap dia.
Sementara itu, Ketua Komunitas Bike to Work Indonesia, Poetoet Soedarjanto mengatakan, pilihan waktu saat bersepeda juga penting diperhatikan.
Apabila pesepeda biasa bersepeda harian seperti bekerja, disarankan mencari teman gowes yang searah.
Namun jika bersepeda sebagai olahraga atau berekreasi, pesepeda bisa memilih jalan yang aman serta waktu yang tepat.
Para pesepeda diingatkan untuk selalu waspada dengan keadaan sekitar.
"Saya menyarankan memilih jalan yang aman serta waktu yang tepat. Butuh banyak informasi terkait hal tersebut, maka kewaspadaan terhadap kondisi lingkungan menjadi sangat penting," tutur Poetoet.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Marak Pesepeda Jadi Korban Jambret, Berikut Tips Aman Bersepeda" dan di tribunjabar.id dengan judul Waduh, Jatuh Dari Sepeda Usai Lawan Jambret, Begini Kondisi Aktor Anjasmara