Kesehatan

Pfizer dan American College of Cardiology Hadirkan NCD Academy, Platform Edukasi Kedokteran Gratis

NCD Academi, Platform Edukasi Kedokteran berkelanjutan online berguna juga untuk penatalaksanaan pencegahan dan pelayanan penyakit tidak menular (PTM)

Penulis: LilisSetyaningsih | Editor: Fred Mahatma TIS
Istimewa
Webinar Pfizer Media Health Forum pada 17 Oktober 2020 

NCD Academy memastikan bahwa platform online ini dilengkapi dengan edukasi yang memadai untuk para tenaga kesehatan profesional.

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Pandemi Covid-19 sampai sekarang belum berakhir. Namun penyebaran penyakit tidak menular (PTM) hingga kini juga tidak pernah menurun.

Bahkan di masa pandemi, PTM juga jadi penyakit penyerta yang memperberat bila terjadi Covid-19.

Bagi pasien PTM, konsultasi dan berobat teratur harus dilakukan untuk menghindari kekambuhan penyakit.

Namun, di masa pandemi, menggunakan teknologi jadi sarana yang disarankan, kecuali kondisi darurat.

Baca juga: Masyakat Masih Banyak Abaikan Protokol Kesehatan saat Gunakan Jasa Angkutan Umum, Ini Alasannya

Baca juga: Presiden Joko Widodo Waspadai Peningkatan Kasus Covid-19 saat Libur Panjang

Hal ini kemudian jadi keprihatinan para pakar mulitidisiplin dari 6 negara Asia Tenggara (Thailand, Malaysia, Indonesia, Filipina, Vietnam, dan Singapura) yang menyerukan pentingnya tindakan yang mendesak dan efektif untuk mengoptimalkan pengendalian PTM di kawasan Asia Tenggara, khususnya pada masa pandemi seperti sekarang.

Daftar rekomendasi yang disusun dan diterbitkan pada jurnal Risk Management and Healthcare Policy dengan judul “Moving Towards Optimized Non-communicable Disease Management in the ASEAN Region: Recommendations from a Review and Multidisciplinary Expert Panel” berusaha untuk mengatasi kesenjangan dalam hal kebijakan, sekaligus meningkatkan praktik klinis dan kesehatan masyarakat.

Baca juga: Lawan Penyakit Jantung Aritmia dengan Perbaiki Gaya Hidup

Baca juga: Berkat JKN-KIS, Dahlan Menyebut Biaya Pengobatan Penyakit Jantung Istrinya Jadi Lebih Terjangkau

Masalah pengendalian PTM berusaha dijawab jurnal tersebut lewat beberapa rekomendasi, seperti penerapan solusi yang terintegrasi, kemitraan publik-swasta multisektoral, serta pendekatan "seluruh-badan-pemerintah" (whole-of-government) dan "seluruh-bagian-masyarakat" (whole-of-society).

PTM, termasuk penyakit kardiovaskular, kanker, pernapasan kronis, diabetes, dan gangguan mental2, telah mengakibatkan lebih dari 70 persen kematian di dunia, sekaligus menimbulkan beban finansial dan sosial yang sangat besar di berbagai negara (baik yang berpenghasilan tinggi, menengah, maupun rendah).

Baca juga: OPPO Art Jakarta Virtual 2020, Pemeran Virtual Karya Seni Rupa, Tetap Bermakna di Tengah Pandemi

Webinar Pfizer Media Health Forum pada 17 Oktober 2020
Webinar Pfizer Media Health Forum pada 17 Oktober 2020 (Istimewa)

Di Indonesia

Di Indonesia, angka kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Pada tahun 2016, dilaporkan bahwa angka kematian di Indonesia sebesar 1.863.000 jiwa, di mana 35 persen dari angka tersebut disebabkan oleh penyakit kardiovaskular.

Dengan terjadinya pandemi Covid-19, bukan tidak mungkin kondisi ini dapat semakin parah.

Maka dari itu, selain menjalankan protokol kesehatan Covid-19, penting pula untuk tetap memperhatikan upaya optimalisasi pencegahan dan pelayanan pengobatan PTM.

Baca juga: Hari Ini Meluncur, Mitsubishi Xpander Terbaru Masih Menyisakan Teka-Teki

Penyebab utama kematian

Dr. dr Anwar Santoso, SpJP(K), FIHA., Dewan Penasihat & Dewan Etik Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) serta salah satu penulis dalam jurnal Risk Management and Healthcare Policy mengatakan, meskipun tersedia banyak pengobatan yang efektif, PTM seperti penyakit kardiovaskular terus menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia. 

Hal ini diperparah dengan adanya pandemi Covid-19 yang telah mengganggu upaya pencegahan dan pelayanan pengobatan PTM di berbagai negara, termasuk Indonesia. 

Perlu ada upaya untuk terus melanjutkan penyediaan layanan kesehatan esensial dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pencegahan PTM, khususnya penyakit kardiovaskular. 

Dokter Anwar mengatakan, Jurnal Risk Management and Healthcare Policy ini merekomendasikan penerapan metode skrining dan pengintegrasian pelayanan kesehatan secara komprehensif dalam mencegah PTM.

Oleh karena itu, penerapan kebijakan, penanganan kesenjangan dalam praktik klinis, dan pemberdayaan masyarakat harus diprioritaskan.

Selain itu, keterlibatan pasien, keluarga, dan masyarakat sekitar juga berperan penting dalam mencapai kesinambungan dan keberhasilan perawatan PTM.

Sistem kesehatan di seluruh dunia menghadapi tantangan berupa peningkatan kebutuhan akan pelayanan kesehatan bagi orang-orang dengan PTM dan diperparah dengan adanya Covid-19. 

Hal ini dapat menimbulkan dampak negatif karena akses yang terbatas - seperti tertundanya diagnosis yang berakibat pada peningkatan stadium penyakit; terganggunya proses terapi (pengobatan, rehabilitasi, perawatan paliatif); dan peningkatan faktor-faktor risiko perilaku seperti fisik kurang aktif.

Ancaman terbesar

Dr. dr Lia G Partakusuma, Sp.PK, MM, MARS., Sekretaris Jenderal Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) mengatakan, seiring dengan terjadinya pandemi Covid-19, layanan kesehatan pun ikut terdampak hingga menjadikan PTM, terutama penyakit kardiovaskular, sebagai salah satu ancaman kesehatan terbesar bagi masyarakat dalam jangka panjang. 

Kondisi tersebut diperburuk dengan terbatasnya ruang gerak masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan.

Namun, berbagai fasilitas kesehatan di Indonesia telah melakukan ragam upaya untuk menjaga kontinuitas pelayanannya, terutama bagi pasien PTM.

Telehealth

Salah satu upaya untuk memastikan layanan pasien PTM terus berlanjut di tengah pandemi adalah dengan memanfaatkan teknologi telehealth yang memungkinkan konsultasi jarak jauh antara pasien dan dokter secara daring. 

Kegiatan ini membuka akses bagi pasien dari seluruh daerah di Indonesia untuk tetap dapat meneruskan program pengobatannya tanpa harus datang ke Rumah Sakit.

Dengan kemajuan teknologi informasi, pasien masih bisa berkomunikasi langsung dengan Dokternya, serta mendapatkan arahan tata laksana sesuai kebutuhan dan kondisi pasien. 

Namun bila terdapat gejala yang berat maka tentu pasien diwajibkan segera mendapat pertolongan ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19. 

Adanya pandemi juga telah menciptakan ‘infodemik’, di mana informasi yang beredar seringkali terlalu banyak dan membingungkan, sehingga bisa menimbulkan menimbulkan stigma, misinformasi dan bahaya kesehatan fisik serta mental.

Webinar Pfizer Media Health Forum pada 17 Oktober 2020
Webinar Pfizer Media Health Forum pada 17 Oktober 2020 (Istimewa)

NCD Academy, platform digital gratis

Untuk itu, Pfizer berkolaborasi dengan American College of Cardiology (ACC) menghadirkan NCD Academy sebagai platform digital gratis yang dirancang untuk menyediakan informasi-informasi terbaru terkait PTM dan mengoptimalkan kemampuan para tenaga kesehatan profesional dalam melakukan pelayanan pengobatan PTM.

Satria Surjati, General Manager Upjohn Division, Pfizer Indonesia mengatakan, inisiatif Upjohn Division, berkolaborasi dengan berbagai pihak melalui program NCD Academy, merupakan suatu solusi untuk para pasien, terutama pasien PTM. 

NCD Academy adalah sebuah platform berbasis web interaktif dan user-friendly (mudah digunakan) yang dirancang untuk menyediakan edukasi bagi para profesional di bidang kesehatan, seperti dokter umum, internis, perawat, dan lain-lain, agar mereka mampu melakukan pencegahan dan pelayanan pengobatan PTM secara lebih baik.

NCD Academy juga memastikan bahwa platform online ini dilengkapi dengan edukasi yang memadai untuk para tenaga kesehatan profesional.

NCD Academy yang dibentuk di atas Global Prevention Programs serta diluncurkan oleh Pfizer dan American College of Cardiology (ACC) bersama NCD Alliance pada tahun 2016, hingga kini telah menyelenggarakan 44 seminar daring (6 di antaranya sudah dilakukan di Indonesia), sekaligus menyediakan sains, teknologi, sumber daya, dan materi edukasi atau modul kepada lebih dari 70.000 dokter di 9 negara untuk mengatasi penyakit kardiovaskular dan memperkuat praktik terbaik dalam merawat pasien. 

Program ini telah menjangkau 230 juta pasien di China, Rusia, Argentina, Meksiko, Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, Malaysia, Indonesia, dan Vietnam. 

Melalui NCD Academy, tenaga kesehatan profesional dapat mengakses rangkaian program edukasi kedokteran berkelanjutan online secara gratis, yang dirancang untuk meningkatkan pengetahuan klinis, serta mendapatkan rekomendasi klinis berdasarkan jurnal termutakhir untuk mecegah PTM.

Program ini akan membantu para dokter dan otoritas kesehatan global dalam mengembangkan strategi untuk memitigasi PTM berbasis data yang pada akhirnya dapat membantu meningkatkan hasil klinis pasien. (*)

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved