Omnibus Law
Di Atas Mobil Komando, Koordinator BEM SI Singgung Menkominfo Johny G Plate Soal Hoaks
Sindiran itu diungkapkan Koordinator Pusat Aliansi BEM Seluruh Indonesia (SI) Remy Hastian Putra Muhammad Puhi saat naik mobil komando unjuk rasa.
Penulis: Desy Selviany | Editor: Mohamad Yusuf
Karenanya Nana mengimbau massa aksi yang berdemo tidak terlalu banyak, karena selain rentan terpapar Covid-19 juga rentan disusupi pihak tak bertanggung jawab yang ingin memicu kerusuhan.
Baca juga: Video, Sebut Dirinya Orang Kaya Nongkrongnya di Mal, Wanita ini Disindir Telak Crazy Rich Surabaya
Baca juga: Suami Celurit Pria yang Pergoki Telanjang dengan Istri di Kamar, Ternyata Mantan PSK
Baca juga: Polisi Sebut Cai Changpan Napi yang Kabur dari Lapas Tangerang Bunuh Diri, Fadli Zon: Ajaib
"Kami siap memediasi perwakilan kelompok massa yang berdemo, untuk bertemu dengan pihak terkait. Karenanya kami harapkan jumlah massa yang berdemo tidak usah datang terlalu banyak," kata Nana, saat dikonfirmasi, Selasa (20/10/2020).
Meski begitu kata Nana, pihaknya tetap siap mengamankan dan mengawal jalannya aksi unjuk rasa agar berjalan tertib dan tidak terjadi anarkisme.
"Kami sudah siap mengamankan dan mengawal jalannya aksi. Kami harapkan demonstrasi berjalan tertib, dan kelompok massa yang berdemo mampu memproteksi kelompoknya agar tak disusupi perusuh," katanya.
Sebab kata Nana pihaknya akan melakukan langkah tegas kepada siapapun yang melakukan kerusuhan dan anarkisme saat berunjuk rasa.
Sebelumnya jajaran Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya berhasil mengamankan tiga orang remaja yang berperan sebagai provokator atau penggerak para pelajar, melakukan kericuhan dalam demonstrasi menolak UU Cipta Kerja.
Ketiga orang tersebut terbukti telah melakukan hasutan dan berita bohong terkait ajakan kepada para pelajar, untuk berbuat kerusuhan dalam demo menolak UU Ciptaker, melalui akun Facebook dan Instagram.
Mereka adalah MLAI (16), WH (16), dan SN (17).
"Ketiga orang inilah yang mengajak pelajar datang tanggal 8 Oktober dan tanggal 13 Oktober lalu untuk berbuar kerusuhan. Kemudian mengundang lagi untuk datang demo tanggal 20 Oktober hari ini agar kembali melakukan kerusuhan ya," papar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus, Selasa (20/10/2020).
Ia mengatakan MLAI dan WH berperan melakukan provokasi ajakan berbuat kerusuhan kepada anak-anak SMK/STM. Kedua orang tersangka melakukan ajakan tersebut lewat grup yang ada di Facebook.
"Pertama mengamankan dua orang, khususnya yang (mengajak pelajar) STM ya. 2 orang ini karena ditemukan dalam grup Facebook bernama STM seJabodetabek dengan follower-nya sekitar 20 ribu members. Kedua orang ini adalah admin dari grup itu," kata Yusri.
Kedua orang tersebut diketahui masih berusia remaja dan berstatus pelajar. MLAI diketahui merupakan pelajar salah satu SMK di Jakarta.
Baca juga: Antre Bantuan Presiden UMKM Rp 2,4 Juta, Lautan Manusia Tumpah di Gedung Cisadane Tangerang
Baca juga: Sabung Ayam yang Viral di Media Sosial Gunakan Lahan Milik Warga Komplek DKI di Pondok Kelapa
Baca juga: Tak Kunjung Ungkap Kasus Pembunuhan Wanita di Pondok Aren, Polisi: Pelaku Lari Ke Hut
Ia ditangkap di daerah Klender Jakarta Timur.
"Konten Facebook STM seJabodetabek dia adminnya dan melanggar UU ITE. Tujuannya memprovokasi, menghasut ujaran kebencian, meme-meme dan juga video-video yang dia sebarkan untuk memancing mereka-mereka semua STM se-Jabodetabek berbuat rusuh, termasuk tanggal 20 hari ini," kata Yusri.
Tersangka kedua yakni WH (16) katanya adalah seorang pelajar SMK dan seorang anarko. Remaja tersebut diamankan di daerah Cipinang, Jakarta Timur.
WH katanya berperan menyebarkan hasutan, ujaran kebencian, dan berita-berita bohong kepada pelajar untuk melakukan aksi kerusuhan.