Bantu Belikan Pompa Air, Dua Petugas Lapas Tangerang Jadi Tersangka Kasus Napi Asal Cina Kabur

S dan ES, petugas Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas 1 Kota Tangerang, ditetapkan sebagai tersangka.

KompasTV
Lokasi kaburnya terpidana mati kasus narkoba asal Tiongkok, Cai Changpan alias Cai Ji Fan alias Antoni di Lapas Kelas 1A, Tangerang, Banten 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - S dan ES, petugas Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas 1 Kota Tangerang, ditetapkan sebagai tersangka.

Keduanya diduga lalai dalam insiden kaburnya terpidana narkoba Cai Changpan dari kamar tahanan.

Kedua petugas lapas tersebut adalah Wakil Komandan Regu Lembaga Permasyarakatan Kelas 1 Kota Tangerang berinisial S, dan petugas lapas di bidang kesehatan berinisial ES.

DPR Sahkan UU Cipta Kerja, KSPI Kukuh Tetap Gelar Aksi Mogok Nasional

"Dari hasil gelar perkara, dua pegawai lapas berinisial S Wadanru di Lapas Kelas 1 Tangerang."

"Dan satu lagi berinisial S adalah pegawai kesehatan di Lapas Kelas 1 Tangerang."

"Dari awal statusnya sebagai saksi, kita naikkan statusnya sebagai tersangka," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (6/10/2020).

Pasien Covid-19 Kabupaten Bogor Cuma Tambah 18 Orang per 5 Oktober 2020, 26 Pasien Sembuh

Menurut Yusri, penyidik menemukan bukti ada indikasi kelalaian yang dilakukan oleh kedua tersangka.

Keduanya diduga turut membantu membelikan Cai Changpan pompa air yang digunakan untuk menggali lubang.

"Yang bersangkutan ada indikasi kelalaian membantu tersangka atau Cai Chang Pan ini melarikan diri, dengan menyediakan alat pompa air."

Polisi Periksa Sidik Jari di Tombol Lift Gedung Kejaksaan Agung yang Terbakar, Gandeng Saksi Ahli

"Pada saat dia menggali, tersangka memesan kepada dua orang ini," ungkapnya.

Dijelaskan Yusri, kedua tersangka S dan ES juga menyimpan pompa air tersebut setelah selesai digunakan oleh Cai Changpan selama 8 bulan terakhir.

"Memang setiap hari keduanya menyimpan barang tersebut."

Akhir Pelarian Penjual Bakso Perudapaksa Remaja Berkebutuhan Khusus, Sempat Jual Gerobak Milik Bos

"Setelah selesai menggunakan kemudian disimpan selama hampir 8 bulan," bebernya.

Sebelumnya, polisi melakukan gelar perkara terkait kaburnya napi narkoba asal Cina, Cai Changpan, dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Tangerang.

Dari hasil gelar perkara awal, polisi menemukan adanya indikasi keterlibatan dua pegawai lapas membantu napi yang divonis hukuman mati itu, sehingga bisa kabur.

Sehingga, polisi meningkatkan status kasus ini ke penyidikan.

 Begini Cara Napi Asal Cina Kabur dari Lapas Tangerang, Gali Lubang Tiap Pukul 22.00 Hingga 05.00

"Ada indikasi 2 pegawai sipil melakukan kelalaian yang bisa dipersangkakan pasal 426 KUHP," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus di Mapolda Metro Jaya, Jumat (2/10/2020).

Dua orang, lanjutnya, berinisial ES selaku sipir lapas, dan S, PNS di lapas Tangerang

"Karenanya hari ini akan digelarkan lagi, untuk menentukan apakah kedua orang itu bisa ditetapkan tersangka atau tidak," katanya.

 Cai Changpan Sempat Ajak Kabur Rekan Satu Selnya, Lawa Bawa Handphone Temannya dan Kabur ke Hutan

Dari penyelidikan dan keterangan salah satu napi, peran kedua orang itu adalah membantu membelikan peralatan untuk Cai Changpan, untuk membuat lubang sedalam 2,5 meter dan memanjang 30 meter, hingga menuju gorong-gorong di luas lapas.

"Peran keduanya membantu membelikan peralatan, salah satunya pompa air."

"Mulai dari terima uang, kemuidian membeli menggunakan alamat pegawai lapas itu, hingga mengantar pompa ke napi dan membawanya lagi ke rumah," kata Yusri.

 Segmen Pemilih Sudah Dikuasai PKS, Partai Ummat Amien Rais Diprediksi Layu Sebelum Berkembang

Menurut Yusri, dalam membantu membelikan pompa itu, kedua pegawai lapas mendapat imbalan masing-masing Rp 100 ribu.

"Jadi kita tunggu saja gelar perkara selesai hari ini, apakah keduanya dapat ditetapkan tersangka atau tidak," ucap Yusri.

Ia mengatakan sampai Jumat (2/10/2020) hari ini, polisi belum dapat menangkap Cai Changpan, yang terakhir kali diketahui berada di rumah istrinya di daerah Tenjo, Bogor, Jawa Barat.

 6 Pegawai Diskominfo Kabupaten Bogor Reaktif Covid-19, Kantor Langsung Disterilisasi

Sebelumnya, Yusri menyebut Cai diduga masuk ke hutan di kaki Gunung Salak di Desa Tenjo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Petugas gabungan katanya masih mengejar Cai Changpan, yang dipidana mati pada 2017 lalu, dan mencari jejaknya ke dalam hutan.

Yusri Yunus mengatakan, dari penelusuran petugas dan pemeriksaan terhadap istri Cai Changpan, diduga napi narkoba itu kabur ke dalam hutan di Kabupaten Tenjo, di Bogor, di kaki Gunung Salak.

 20 Warga Kabupaten Bogor Jadi Pasien Baru Covid-19 per 1 Oktober 2020, Ada Bayi Umur 5 Bulan

"Setelah kabur dari Lapas Tangerang, napi asal Cina itu sempat menemui istrinya yang tinggal di Desa Tenjo, Bogor."

"Dari keterangan warga sekitar, napi itu juga sempat terlihat beberapa kali di sana," jelas Yusri di Mapolda Metro Jaya, Kamis (1/10/2020).

Namun kata Yusri, saat akan disergap petugas, Cai Changpan telah kabur dari rumah istrinya di Desa Tenjo.

 Ini Tiga Jenis Masker Kain SNI, Minimal Dua Lapis

"Dari keterangan istrinya dan warga sekitar, diduga kuat yang bersangkutan kabur dengan masuk ke dalam hutan di Tenjo di Bogor," beber Yusri.

Saat ini petugas mengejar Cai Changpan ke dalam hutan.

"Kami juga sudah menetapkan yang bersangkutan dalam daftar pencaroan orang atau DPO polisi."

 CS yang Diduga Punya Rekening Gendut Bernama Joko Prihatin, Kejagung Bantah Dampingi Pemeriksaan

"Ini agar masyarakat yang mengetahui keberadaannya di mana pun, mau melaporkannya ke polisi," cetus Yusri.

Sebelumnya, kata Yusri, setelah memeriksa sekitar 14 saksi dalam kasus ini, polisi akhirnya meyakini ada sejumlah kejanggalan atas kaburnya napi tersebut.

"Ada beberapa kejanggalan yang didapat penyidik."

 Gede Pasek Suardika: Anas Urbaningrum Harusnya Diputus Bebas, tapi Siapa yang Berani?

"Di antaranya, napi itu baru ketahuan tidak ada di selnya 11 jam kemudian, setelah ia berhasil melarikan diri atau kabur dari lapas," papar Yusri.

Padahal, katanya, ada 3 sif tim petugas penjaga lapas setiap hari, dan setiap pergantian sif, petugas memeriksa semua keberadaan napi di dalam lapas.

"Dari pemeriksaan, petugas yang berjaga saat itu, yakni sif pertama, tidak mengecek keberadaan para napi dan tahanan."

 Selisih 4.348, Jumlah Kasus Covid-19 Indonesia Dekati Jerman per 2 Oktober 2020

"Petugas sif berikutnya atau yang kedua, juga melakukan hal sama, tidak melakukan pengecekan," jelas Yusri.

Oleh petugas jaga di sif ketiga itulah, kata Yusri, akhirnya baru diketahui napi yang bersangkutan sudah tidak ada di selnya.

"Lalu dari keterangan napi satu selnya yang WNA Singapura, menyampaikan bahwa napi narkoba itu sudah melarikan diri 11 jam lalu," beber Yusri.

 Tempel Foto Maruf Amin dengan Kakek Sugiono di Facebook, Ketua MUI Sei Tualang Raso Diciduk Polisi

Kejanggalan lain, lanjut Yusri, adalah petugas pemantau penjaga menara mengaku sedang tidur, saat napi narkoba asal Cina itu kabur.

Padahal jika tidak tidur, kata Yusri, Cai yang lolos keluar tembok lapas lewat bawah tanah, akan dapat diketahui.

"Kemudian petugas operator yang menjaga CCTV dalam pemeriksaan juga mengaku ketiduran pada saat Cai kabur."

 Wilayah Jabodetabek dan Banten Ini Bakal Diguyur Hujan pada 2 Oktober 2020 Siang Hingga Sore Hari

"Sehingga ia tidak melihat kaburnya Cai, yang seharusnya terpantau jelas, jika ia tak tidur," ulas Yusri.

Kejanggalan lainnya, berdasarkan keterangan rekan satu selnya, napi narkoba itu sudah mulai melakukan penggalian di bawah kamar tahanannya sejak 8 bulan lalu.

"Alat yang dipakai menggali napi itu berasal dari peralatan para pekerja yang sedang merenovasi dapur, tak jauh dari kamar sel napi narkoba itu."

 BREAKING NEWS: Presiden AS Donald Trump dan Istrinya Positif Covid-19

"Dalam waktu selama 8 bulan, menjadi pertanyaan jika tidak ada siapa pun bahkan petugas lapas, yang tahu soal penggalian itu."

"Jadi penyidik masih mendalaminya, karena cukup janggal jika tak ada yang tahu," bebernya.

Untuk pengejaran atas napi narkoba yang kabur itu, kata Yusri, tim gabungan yang dibentuk terus bergerak di lapangan.

"Ada lima tim yang bergerak mengejar yang bersangkutan, dan satu tim menyelidiki penyebab kaburnya napi narkoba itu dari lapas, dan melihat ada tidaknya keterlibatan pihak tertentu," terangnya. (Igman Ibrahim)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved