Virus Corona Jabodetabek
Dinas Kesehatan DKI Jakarta : 53 persen Kasus Aktif Covid-19 Berstatus Orang Tanpa Gejala
Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat, orang tanpa gejala virus corona atau Covid-19 paling mendominasi dibanding pasien gejala ringan dan berat.
Penulis: Fitriyandi Al Fajri |
WARTAKOTALIVE.COM, GAMBIR - Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat, orang tanpa gejala (OTG) virus corona atau Covid-19 paling mendominasi dibanding pasien gejala ringan dan berat.
Kondisi OTG cukup mengkhawatirkan karena mereka tidak menyadari dirinya terpapar Covid-19.
OTG bisa menularkan virus tersebut kepada orang yang rentan seperti orang lanjut usia dan memiliki penyakit bawaan.
“Dari kasus aktif harian per 1 Oktober 2020, tanpa gejala sekitar 53 persen," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti seperti dikutip dari kanal YouTube BNPB, Kamis (1/10/2020).
"Jadi, rentang angkanya sekitar 50 persen, dengan tanpa gejala tentu harus kami siagakan (lokasi isolasi terkendali)," katanya lagi.
• Satu ASN Positif Corona Lagi, Kali Ini Kantor Wali kota Jakarta Pusat Tak Ditutup, Ini Alasannya
• Kasus Virus Corona Meningkat, Ketua DPRD Karawang Minta Perusahaan Buat Aturan Ketat
Widyastuti mengatakan, pemerintah daerah sangat terbantu dengan penyediaan Fasilitas Kesehatan Mandiri Kemayoran (FIMK) dari Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19.
Alasannya, fasilitas tersebut dapat menampung OTG dan bergejala ringan, sehingga tidak menularkan virus tersebut kepada orang lain.
“Kami ada sinergi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah melalui hotel-hotel," katanya.
Menurut Widyastuti, ada tiga hotel yang sudah siap menampung dan tiga wisma yakni Jakarta Islamic Center, Graha TMII, dan Graha Ragunan.
Tempat tersebut untuk menampung orang tanpa gejala.
• Pegawainya Positif Corona, Kantor Dinas Dukcapil Tangerang Tutup Sementara
• Di Luar Dugaan Jakarta Alami Inflasi Meski Mengalami Kasus Corona Tertinggi di Indonesia
Berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI Jakarta, kasus aktif virus corona di Jakarta sampai Kamis (1/10/2020) mencapai 12.340 orang.
Sedangkan jumlah kasus konfirmasi positif secara total di Jakarta sampai Kamis (1/10/2020) mencapai 75.521 kasus.
Dari jumlah tersebut, total 61.444 orang dinyatakan telah sembuh dengan tingkat kesembuhan 81,4 persen dan 1.737 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian 2,3 persen.
Sedangkan tingkat positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir mencapai 11,7 persen.
Sedangkan angka kumulatif sejak Maret 2020 mencapai 8,0 persen.
"Angka positivity rate sepekan ini memang menunjukkan penurunan dibanding pekan-pekan lalu kami pernah tingkat positivity rate di angka 12; 13; 14 persen," ujar Widyastuti.
• DKI Jakarta Tetapkan Prosedur Isolasi Terkendali dalam Penanganan Virus Corona
• Saat Liga 1 2020 Ditunda Gara-gara Pandemi Virus Corona, Persija Jakarta Tambah 6 Pemain Baru
Angka kesembuhan
Sementara itu, tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Ibu Kota mencapai 81,4 persen dengan jumlah 1.737 orang.
Angka itu berdasarkan pendataan yang dilakukan Dinas Kesehatan DKI Jakarta sejak kasus ditemukan pada Maret 2020 sampai Kamis (1/10/2020).
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti menjelaskan, strategi meningkatkan kesembuhan pasien berkat kerjasama antara masyarakat, pemerintah, dan pemangku kepentingan terkait.
“Tentu kerja bersama dari sisi masyarakat, pemerintah atau pentaheliks (gotong royong)," katanya.
Menurut dia, masyarakat menerapkan 3M (memakai masker, menjaga jarak aman dan mencuci tangan).
Sedangkan pemerintah melakukan 3T (testing, tracing, dan treatment), menyiapkan laboratorium, dan sumber daya manusia (SDM).
• Andritany Ardhiyasa: Hidup Berdampingan dengan Virus Corona dan Liga 1 Bisa Berjalan Lancar
• Bawa Pasien Virus Corona ke RS Rujukan, Dinas Perhubungan DKI Jakarta Modifikasi Bus Sekolah
Semakin cepat masyarakat yang terpapar Covid-19 terdiagnosa, tentu semakin cepat ditangani.
Dia meminta masyarakat tidak menunda bila memiliki risiko gejala Covid-19.
“Kemudian kami menyiapkan treatment-nya tempat isolasi baik mandiri atau rumah sakit,” ujar Widyastuti.
Selama penanganan Covid-19, Widyastuti selalu koordinasi dengan pemerintah pusat dan organisasi profesi.
Upaya itu dilakukan untuk memberikan pembekalan kepada timnya dalam memperbarui tata kelola manajemen pasien.
• Ditunjuk Jadi Tempat Isolasi Pasien Virus Corona, Pengelola Wisma Jakarta Islamic Centre Berbenah
• Pakar Kesehatan UI Beberkan Cara Paling Tepat Mengendalikan Wabah Virus Corona di Indonesia
Harapannya, tim di rumah sakit maupun puskesmas dapat pembekalan cukup. Pembekalan ini bukan cuma klinis medis, tapi aspek psiko-sosial.
“Covid-19 ini kan penyakit baru, sehingga aspek psiko-sosial masih jadi hal penting. Supaya yang sakit tetap yakin sembuh dan keluarga ikut menjaga kondisi lingkungan," ujarnya.
“Termasuk tenaga kesehatan diberikan pembekalan psiko sosial karena jangan sampai mereka merasa sendiri."
"Artinya dengan bisa menceritakan berbagai masalahnya, mereka memiliki saluran untuk menceritakan emosinya atau gundah gulana yah tentu akan membuat mereka yakin (menangani pasien),” katanya.