Virus Corona Jabodetabek
Ratusan Pengguna KRL Terjaring Operasi Masker Buff dan Scuba di Stasiun Bojonggede
Ratusan pengguna moda transportasi kereta api commuter line terjaring operasi razia masker buff dan scuba di Stasiun Bojonggede, Kabupaten Bogor,
Penulis: Hironimus Rama |
Tak efektifnya masker scuba dan buff menangkal corona, juga diungkapkan Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito beberapa waktu lalu.
Walau begitu, nyatanya saat ini para personel Polri dan TNI yang bertugas di lapangan tetap diwajibkan mengenakan masker berlogo TNi dan Polri yang ditetapkan, dan masker yang dimaksud jenisnya adalah masker scuba.
Meski ahli dan pakar menganggap masker scuba tak efektif tangkal Covid-19, ternyata Polri tetap menggunakan masker scuba berlogo Polri dan TNI sampai Minggu (20/9/2020).
Semua personelnya wajib seragam mengenakan masker scuba berlogo TNI- Polri.
Mengenai hal ini, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Argo Yuwono memastikan tak ada perubahan ketetapan di Polri.
• Kelelahan, Pemutilasi Manajer HRD Tidur Bersama Potongan Jenazah di Apartemen Pasar Baru Mansion
Menurutnya semua personel tetap wajib mengenakan masker berlogo TNI-Polri yang sudah mereka buat dan bagikan ke personel.
Masker itu adalah masker scuba, yang belakangan dinilai para ahli tak efektif cegah corona.
Untuk perubahan, Argo mempertanyakan aturan pelarangan penggunaan masker scuba bagi para personelnya.
"Aturannya dan pelarangannya ada gak? Diatur dimana?," kata Argo mempertanyakan.
Karenanya kata Argo pihaknya masih akan tetap mewajibkan personelnya menggunakan masker secara seragam yakni masker berlogo TNI-Polri sesuai instruksi Kapolri.
"Jadi aturannya tetap, dan tetap masker yang sebelumnya," katanya.
Mengenai sudah adanya larangan penggunaan masker scuba dan Polri di kereta rel listrik (KRL), Argo menegaskan personel Polri tidak bertugas di KRL.
• Orang Tak Pakai Masker Dihukum Push-up Lalu Disebar di Sosmed, Tamara Bleszynski: Tidak Manusiawi
"Polri ada dimana?Bukan di KRL, tentunya di lapangan," kata dia.
Hal tak jauh berbeda juga dikatakan Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus, kepada Warta kota, Rabu lalu.
Soal tak efektifnya masker scuba dan bagaimana dengan ketentuan penggunaan masker di lingkungan Polri yang selama ini seragam mengenakan masker scuba berlogo TNI-Polri, Yusri meminta agar hal itu ditanyakan kembali ke para ahli kesehatan.
Supaya katanya dibuat aturan dan peraturan oleh pihak terkait, jika memang soal masker scuba ini sangat mendesak dan benar-benar urgent.
"Jadi bisa ditanyakan kembali ke para ahli kesehatan, soal itu," katanya.
• Epidemiolog UI: Vaksin Covid-19 Bukan Solusi, Intinya Pakai Masker
Yusri sendiri mengaku kerap mengenakan dua masker atau dobel, saat bertugas.
Masker pertama adalah masker N95 yang kemudian dilapisi masker scuba berlogo TNI-Polri.
"Jadi kita cari selamat sendiri, dengan kesadaran diri sendiri saja," katanya.
Ia juga meminta supaya mengenai masker ini tidak terlalu dibesar-besarkan.
Supaya kata Yusri, masker bedah dan masker N95 di masyarakat yang saat ini harganya relatif normal, tidak melambung tinggi lagi seperti di saat awal pandemi.
"Jadi jangan karena soal ini, lalu harga masker bedah, jadi mahal dan tinggi lagi, seperti awal-awal pandemi," katanya.
Hal berbeda justru ditunjukkan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar, terkait penggunaan masker scuba ini.
• Dahnil Anzar Simanjuntak Sentil Said Didu yang Dinilai Diskreditkan Orang Parpol
Ridwan meminta warga khususnya di Bogor-Bekasi-Depok (Bodebek) bisa menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan aturan baru soal masker.
Aturan dimaksud adalah larangan penggunaan masker scuba dan buff di dalam Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line.
"Dulu scuba oke dipakai, karena mudah dan murah, sekarang tidak boleh, ya, sudah menyesuaikan atau beradaptasi saja, karena ini bagian dari AKB," kata Kang Emil, Kamis, (17/9/2020).
Ia meminta warga beradaptasi soal penggunaan masker sebagai bagian dari Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di masa pandemi Covid-19.
• Ketika Andi Arief Bermimpi Presiden Joko Widodo dan Mahfud MD Terpapar Corona
Termasuk juga beradaptasi dengan imbauan untuk tidak menggunakan masker berbahan scuba dan masker buff yang dianggap tidak efektif menangkal droplet atau percikan pernapasan yang muncul saat bicara, bersin atau batuk.
Soal adaptasi penggunaan masker, Kang Emil juga mencontohkan kondisi di awal pandemi saat masker disebut hanya digunakan oleh orang yang sakit.
Namun, setelah diteliti, masker juga ternyata harus dipakai orang yang sehat guna mencegah penularan Covid-19.
"Dulu, yang pakai masker hanya untuk yang sakit, setelah direvisi ternyata untuk dipakai orang yang sehat juga," kata Kang Emil.
Untuk diketahui, memakai masker merupakan satu dari tiga protokol kesehatan 3M. Dua lainnya adalah menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun di air mengalir.
• Oknum Polantas yang Diduga Cabuli Siswi SMP di Pontianak Harus Tetap Dipantau Meski Dipecat
Dari tiga cara pencegahan penularan Covid-19 itu, penggunaan masker dinilai paling penting dan efektif.
Asalkan masker yang dipakai adalah jenis masker yang paling efektif mencegah penularan virus, antara lain masker bedah dan masker kain tiga lapis.
Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito beberapa waktu lalu menjelaskan masker scuba dan buff adalah masker dengan satu lapisan bahan saja dan terlalu tipis sehingga tak mampu tangkal corona.
'"Sehingga kemungkinan untuk tembus virusnya, lebih besar," kata Wiku beberapa waktu lalu.
Karenanya ia mengimbau masyarakat mengenakan masker bedah atau masker kain yang juga murah dan terdiri dari tiga lapisan kain katun.
"Masker yang baik adalah masker bedah dan ini biasanya untuk orang yang sedang sakit. Dan juga bisa digunakan masker kain untuk masyarakat yang sehat," kata Wiku.
Masker kain yang bagus katanya berbahan katun dan berlapis tiga.
"Mengapa itu penting karena kemampuan menyaring partikel virus itu akan lebih baik dengan jumlah lapisan yang lebih banyak," kata dia.
Sebelumnya PT Kereta Commuter Indonesia (PT KCI) melarang penumpang KRL menggunakan masker scuba dan dianjurkan minimal menggunakan masker kain saat menerapkan protokol kesehatan termasuk mewajibkan penumpang mengenakan masker selama naik KRL
• Terdepak dari Jabatan Waketum Gerindra, Ini yang Akan Dilakukan Arief Poyuono
VP Corporate Communications PT KCI Anne Purba mengatakan, calon penumpang dianjurkan menggunakan masker yang efektif menahan droplet atau cairan. Dan itu bukanlah masker scuba atau buff.
"Hindari penggunaan masker jenis scuba maupun hanya menggunakan buff atau kain, untuk menutupi mulut dan hidung," kata Anne dalam keterangan tertulisnya Selasa (15/9/2020) lalu.
Selain itu katanya, PT KCI meminta penumpang KRL menggunakan masker dengan benar, yakni menutupi hidung dan mulut secara sempurna.
"Gunakan setidaknya masker kain yang terdiri dari minimal dua lapisan," kata Anne. (Hironimus Rama/bum)