Virus Corona Jabodetabek
Ratusan Pengguna KRL Terjaring Operasi Masker Buff dan Scuba di Stasiun Bojonggede
Ratusan pengguna moda transportasi kereta api commuter line terjaring operasi razia masker buff dan scuba di Stasiun Bojonggede, Kabupaten Bogor,
Penulis: Hironimus Rama |
WARTAKOTALIVE.COM, BOJJONGGEDE - Ratusan pengguna moda transportasi kereta api commuter line terjaring operasi razia masker buff dan scuba di Stasiun Bojonggede, Kabupaten Bogor, Selasa (22/9/2020).
Para penumpang yang masih menggunakan masker buff dan scuba itu dicegat oleh petugas keamanan stasiun di pintu masuk dan tidak diperkenankan untuk masuk ke dalam peron.
Mereka terpaksa membeli masker standar yang dijual oleh pedagang asongan di sekitar stasiun.

Pihak Kepala Stasiun Bojonggede Imran mengatakan razia masker buff dan scuba ini dilakukan sejak Senin (21/9/2020) kemarin.
"Sosialisasi untuk pelarangan masker scuba dan masker buff ini dilakukan sejak Senin (14/9/2020) lalu.
"Tetapi baru Senin kemarin mulai ditindak," kata Imran kepada Wartakotalive.com, Selasa (22/9/2020).

Menurut dia, masih banyak penumpang yang masih belum tahu aturan ini sehingga tetap memakai masker buzz dan scuba.
"Sejak kemarin ada ratusan penumpang yang kami cegat masuk ke peron stasiun.
"Kami anjurkan mereka untuk membeli masker standar," jelas Imran.
Angga, petugas keamanan stasiun yang berjaga di pintu masuk, mengungkapkan sudah ada puluhan penumpang yang dicegat petugas sejak tadi pagi.
"Sudah ada puluhan penumpang yang kami cegat. Kalau sampai malam bisa lebih dari seratus," papar Angga.
Pantauan Wartakotalive.com, para penumpang yang dicegat karena memakai masker scuba dan buff tidak protes.
Umumnya mereka menerima penjelasan dari petugas dan langsung mencari masker standar lalu melanjutkan perjalanan.
Komar (40), warga Parung, mengaku tidak mengetahui aturan pelarangan masker buff dan scuba ini.
Pria yang mengenakan masker buff ini hendak melanjutkan perjalanan menuju ke Stasiun Jakarta Kota.
"Saya baru tahu aturan ini. Memang jarang sih naik kereta selama ini.
"Jadi, kaget juga dengan adanya larangan masker buff," ujarnya.
Tetapi dia mengaku tidak keberatan karena alasan kesehatan.
"Tidak masalah kalau ada aturan ini.
"Soalnya lagi musim corona. Kesehatan lebih penting," paparnya.
Hal senada diungkapkan Cahya (21), warga Bojonggede.
Dia tidak mengetahui aturan ini.
"Belum tahu kalau ada aturan larangan menggunakan masker scuba di kereta. Tapi tidak masalah sih," ujar Cahya, yang hendak melanjutkan perjalanan ke Depok. (Hironimus Rama)
Pedagang Asongan di Stasiun Bojonggede Bogor Raup Rezeki dari Razia Masker Pengguna Kereta
Razia masker buff dan scuba yang dilakukan oleh petugas terhadap pengguna kereta komuter mendatangkan rezeki bagi para pedagang asongan di Stasiun Bojonggede, Kabupaten Bogor.
Para pengguna kereta api yang dicegat masuk ke peron stasiun karena menggunakan masker buff dan scuba terpaksa membeli masker yang dijajakan pedagang di sekitar stasiun.
Ayu, pedagang asongan di luar Stasiun Bojonggede, mengaku jualan maskernya laris sejak kemarin.
"Lumayan banyak yang beli. Kemarin ada sekitar 50 masker terjual.

"Hari ini baru sekitar 20-an," kata Ayu kepada Wartakotalive.com, Selasa (22/9/2020).
Warga Bojonggede ini mengaku mendapat keuntungan dari penjualan masker ini.
"Saya beli 2 kotak dengan harga Rp 40.000 per kotak. Isinya 50 masker.
• Begini Kondisi Camat Pasar Kemis yang Terjangkit Covid-19, Kahumas RSUD: Camat Alami Batuk dan Flu
"Lalu, saya jual mulai dari harga 3.000 sampai Rp 5.000," jelasnya.
Pengakuan yang sama meluncur dari Rasmidar, warga Bukit Waringin, Bojonggede, yang berjualan di luar pagar stasiun.
"Alhamdulillah, sejak kemarin lumayan laris maskernya. Ada sekitar 60 yang laku kemarin.
• Pohon Berusia 40 Tahun di Menteng Tumbang dan Timpa Daihatsu Xenia, Dinas Pertamanan akan Ganti Rugi
"Hari ini baru sekitar 25 masker," tuturnya.
Dia berharap masker yang dijualnya makin laris sehingga bisa menghidupi anak cucunya.
"Semoga makin banyak yang beli. Sebelumnya hanya 1-2 masker yang laku tiap hari," tambahnya.
• TRAFFIC UPDATE: Pagi Ini Jalan Raya Bojonggede Lancar di Kedua Arah, Pengemudi Tetap Harus Hati-hati
Selain menjual masker, Rasmidar juga menjual berbagai kebutuhan seperti permen, tisu, dan air mineral.
"Saya sudah lama jualan di sini.
"Lumayan untuk menutup kebutuhan sehari-hari," ujar nenek yang memiliki 2 anak dan 8 cucu ini.
Masker Scuba Tak Efektif Tangkal Corona dan Dilarang di KRL,Bagaimana dengan Masker Scuba Polri-TNI?
Sejumlah ahli dan pakar kesehatan, sepakat menilai bahwa masker scuba dan buff, tak efektif menangkal virus corona atau Covid-19.
Sebab, masker scuba hanya memiliki efektifitas sekitar 0 sampai 5 persen saja. Sehingga dianggap tidak cukup untuk proteksi.
Masker scuba dan buff dianggap tak bisa melindungi area hidung dan mulut penggunanya dari kontak dengan percikan, tetesan, maupun partikel yang mungkin terpapar virus corona.
Atas dasar itu PT Kereta Commuter Indonesia (PT KCI) telah melarang penumpang KRL menggunakan masker scuba dan buff.
• Kurang Efektif Tangkal Virus Corona, Penumpang Commuter Line Dilarang Pakai Masker Scuba dan Buff
Tak efektifnya masker scuba dan buff menangkal corona, juga diungkapkan Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito beberapa waktu lalu.
Walau begitu, nyatanya saat ini para personel Polri dan TNI yang bertugas di lapangan tetap diwajibkan mengenakan masker berlogo TNi dan Polri yang ditetapkan, dan masker yang dimaksud jenisnya adalah masker scuba.
Meski ahli dan pakar menganggap masker scuba tak efektif tangkal Covid-19, ternyata Polri tetap menggunakan masker scuba berlogo Polri dan TNI sampai Minggu (20/9/2020).
Semua personelnya wajib seragam mengenakan masker scuba berlogo TNI- Polri.
Mengenai hal ini, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Argo Yuwono memastikan tak ada perubahan ketetapan di Polri.
• Kelelahan, Pemutilasi Manajer HRD Tidur Bersama Potongan Jenazah di Apartemen Pasar Baru Mansion
Menurutnya semua personel tetap wajib mengenakan masker berlogo TNI-Polri yang sudah mereka buat dan bagikan ke personel.
Masker itu adalah masker scuba, yang belakangan dinilai para ahli tak efektif cegah corona.
Untuk perubahan, Argo mempertanyakan aturan pelarangan penggunaan masker scuba bagi para personelnya.
"Aturannya dan pelarangannya ada gak? Diatur dimana?," kata Argo mempertanyakan.
Karenanya kata Argo pihaknya masih akan tetap mewajibkan personelnya menggunakan masker secara seragam yakni masker berlogo TNI-Polri sesuai instruksi Kapolri.
"Jadi aturannya tetap, dan tetap masker yang sebelumnya," katanya.
Mengenai sudah adanya larangan penggunaan masker scuba dan Polri di kereta rel listrik (KRL), Argo menegaskan personel Polri tidak bertugas di KRL.
• Orang Tak Pakai Masker Dihukum Push-up Lalu Disebar di Sosmed, Tamara Bleszynski: Tidak Manusiawi
"Polri ada dimana?Bukan di KRL, tentunya di lapangan," kata dia.
Hal tak jauh berbeda juga dikatakan Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus, kepada Warta kota, Rabu lalu.
Soal tak efektifnya masker scuba dan bagaimana dengan ketentuan penggunaan masker di lingkungan Polri yang selama ini seragam mengenakan masker scuba berlogo TNI-Polri, Yusri meminta agar hal itu ditanyakan kembali ke para ahli kesehatan.
Supaya katanya dibuat aturan dan peraturan oleh pihak terkait, jika memang soal masker scuba ini sangat mendesak dan benar-benar urgent.
"Jadi bisa ditanyakan kembali ke para ahli kesehatan, soal itu," katanya.
• Epidemiolog UI: Vaksin Covid-19 Bukan Solusi, Intinya Pakai Masker
Yusri sendiri mengaku kerap mengenakan dua masker atau dobel, saat bertugas.
Masker pertama adalah masker N95 yang kemudian dilapisi masker scuba berlogo TNI-Polri.
"Jadi kita cari selamat sendiri, dengan kesadaran diri sendiri saja," katanya.
Ia juga meminta supaya mengenai masker ini tidak terlalu dibesar-besarkan.
Supaya kata Yusri, masker bedah dan masker N95 di masyarakat yang saat ini harganya relatif normal, tidak melambung tinggi lagi seperti di saat awal pandemi.
"Jadi jangan karena soal ini, lalu harga masker bedah, jadi mahal dan tinggi lagi, seperti awal-awal pandemi," katanya.
Hal berbeda justru ditunjukkan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar, terkait penggunaan masker scuba ini.
• Dahnil Anzar Simanjuntak Sentil Said Didu yang Dinilai Diskreditkan Orang Parpol
Ridwan meminta warga khususnya di Bogor-Bekasi-Depok (Bodebek) bisa menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan aturan baru soal masker.
Aturan dimaksud adalah larangan penggunaan masker scuba dan buff di dalam Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line.
"Dulu scuba oke dipakai, karena mudah dan murah, sekarang tidak boleh, ya, sudah menyesuaikan atau beradaptasi saja, karena ini bagian dari AKB," kata Kang Emil, Kamis, (17/9/2020).
Ia meminta warga beradaptasi soal penggunaan masker sebagai bagian dari Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di masa pandemi Covid-19.
• Ketika Andi Arief Bermimpi Presiden Joko Widodo dan Mahfud MD Terpapar Corona
Termasuk juga beradaptasi dengan imbauan untuk tidak menggunakan masker berbahan scuba dan masker buff yang dianggap tidak efektif menangkal droplet atau percikan pernapasan yang muncul saat bicara, bersin atau batuk.
Soal adaptasi penggunaan masker, Kang Emil juga mencontohkan kondisi di awal pandemi saat masker disebut hanya digunakan oleh orang yang sakit.
Namun, setelah diteliti, masker juga ternyata harus dipakai orang yang sehat guna mencegah penularan Covid-19.
"Dulu, yang pakai masker hanya untuk yang sakit, setelah direvisi ternyata untuk dipakai orang yang sehat juga," kata Kang Emil.
Untuk diketahui, memakai masker merupakan satu dari tiga protokol kesehatan 3M. Dua lainnya adalah menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun di air mengalir.
• Oknum Polantas yang Diduga Cabuli Siswi SMP di Pontianak Harus Tetap Dipantau Meski Dipecat
Dari tiga cara pencegahan penularan Covid-19 itu, penggunaan masker dinilai paling penting dan efektif.
Asalkan masker yang dipakai adalah jenis masker yang paling efektif mencegah penularan virus, antara lain masker bedah dan masker kain tiga lapis.
Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito beberapa waktu lalu menjelaskan masker scuba dan buff adalah masker dengan satu lapisan bahan saja dan terlalu tipis sehingga tak mampu tangkal corona.
'"Sehingga kemungkinan untuk tembus virusnya, lebih besar," kata Wiku beberapa waktu lalu.
Karenanya ia mengimbau masyarakat mengenakan masker bedah atau masker kain yang juga murah dan terdiri dari tiga lapisan kain katun.
"Masker yang baik adalah masker bedah dan ini biasanya untuk orang yang sedang sakit. Dan juga bisa digunakan masker kain untuk masyarakat yang sehat," kata Wiku.
Masker kain yang bagus katanya berbahan katun dan berlapis tiga.
"Mengapa itu penting karena kemampuan menyaring partikel virus itu akan lebih baik dengan jumlah lapisan yang lebih banyak," kata dia.
Sebelumnya PT Kereta Commuter Indonesia (PT KCI) melarang penumpang KRL menggunakan masker scuba dan dianjurkan minimal menggunakan masker kain saat menerapkan protokol kesehatan termasuk mewajibkan penumpang mengenakan masker selama naik KRL
• Terdepak dari Jabatan Waketum Gerindra, Ini yang Akan Dilakukan Arief Poyuono
VP Corporate Communications PT KCI Anne Purba mengatakan, calon penumpang dianjurkan menggunakan masker yang efektif menahan droplet atau cairan. Dan itu bukanlah masker scuba atau buff.
"Hindari penggunaan masker jenis scuba maupun hanya menggunakan buff atau kain, untuk menutupi mulut dan hidung," kata Anne dalam keterangan tertulisnya Selasa (15/9/2020) lalu.
Selain itu katanya, PT KCI meminta penumpang KRL menggunakan masker dengan benar, yakni menutupi hidung dan mulut secara sempurna.
"Gunakan setidaknya masker kain yang terdiri dari minimal dua lapisan," kata Anne. (Hironimus Rama/bum)