Virus Corona Jabodetabek

Pedagang Pasar di Jakarta Paling Banyak Terpapar Virus Corona, Tembus 321 Orang

Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) mencatat, pedagang pasar di DKI Jakarta paling banyak terkena virus corona dibanding daerah lain

Penulis: Fitriyandi Al Fajri |
Warta Kota/Junianto Hamonangan
Pedagang di Pasar Koja Baru, Koja, Jakarta Utara, memakai face shield saat berjualan, Minggu (21/6/2020), sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19. 

WARTAKOTALIVE.COM, GAMBIR - Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) mencatat, pedagang pasar di DKI Jakarta paling banyak terkena virus corona atau Covid-19 dibanding daerah lain.

Berdasarkan pendataan mereka, ada 321 pedagang di Ibu Kota yang terpapar Covid-19.

“Untuk kasus DKI Jakarta masih tertinggi yaitu 321 pedagang dari 51 pasar positif, dan satu orang meninggal dunia,” kata Ketua Umum DPP Ikappi Abdullah Mansuri seperti dilansir dari keterangan pers, Selasa (15/9/2020).

Abdullah mengatakan, Ikappi telah menghimpun data kasus penyebaran Covid-19 di kalangan pedagang dari 96 kabupaten/kota dan 27 provinsi di Indonesia.

Ada Pedagang Positif Covid-19, Pasar Mayestik Jakarta Selatan Ditutup Tiga Hari Cegah Penyebaran

Anies Pimpin Langsung Operasi Pengawasan PSBB di Ruas Jalan hingga Restoran di Pasar Festival

Secara nasional, kata dia, jumlah pedagang terkena Covid-19 mencapai 1.344 orang termasuk 47 orang di antaranya meninggal dunia.

“Kasus Covid-19 itu tersebar di 239 pasar yang ada di 96 kabupaten/kota dan 27 provinsi di Indonesia,” ujarnya.

Menurut dia, temuan kasus itu menjadi pukulan sangat berat bagi Ikappi.

Apalagi wabah Covid-19 membuat perekonomian para pedagang pasar anjlok hingga 70 persen.

“Seminggu terakhir kami mendapati penurunan omzet pedagang kami hingga 60 sampai 70 Persen. Kami harus terus bertahan dalam kondisi seberat ini," katanya.

DBPR Sebut Tahapan Revitalisasi Pasar Ciputat Bakal Berlangsung Dua Kali

Polisi Petakan Klaster Baru Corona di Perkantoran, Pasar, Tempat Usaha, dan Perumahan

Hingga kini, Ikappi terus melakukan edukasi secara persuasif kepada para pedagang.

Edukasi ditekankan lebih kepada untung-ruginya menerapkan protokol kesehatan Covid-19.

“Misalnya kalau sampai pasar tutup karena ada yang positif siapa yang rugi? atau kalau sampai harus isolasi dua minggu nggak bisa jualan, siapa yang rugi? Seperti itu saja sih,” katanya.

“Kami sedang dalam proses ulang melakukan edukasi berupa edaran dan sosialisasi melalui perwakilan-perwakilan Ikappi di seluruh Indonesia,” ujarnya.

Abdullah mengatakan, Ikappi menyadari pandemi Covid-19 tidak hanya terjadi selama sehari-dua hari.

Wakapolri Tegaskan Preman Pasar Dilibatkan untuk Awasi Protokol Kesehatan, Bukan Berikan Sanksi

Zona Merah Covid-19, Pasar Malam di Tangerang Buka Tanpa Perhatikan Porokol Kesehatan

Pandemi virus corona akan mengubah kebiasaan lama pedagang dan melakukan kebiasaan baru dengan memperkuat protokol kesehatan kepada pedagang pasar tradisional di seluruh Indonesia.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved