Virus Corona
Sudah 3.000 Pelaku UMKM Kabupaten Bogor Daftar untuk Dapat Bantuan Pemerintah, Begini Caranya
Pemerintah berencana memberikan bantuan uang tunai Rp 2,4 juta bagi pelaku UMKM yang terdampak Covid-19.
Penulis: Hironimus Rama |
Selain penjualan online, Amy terpaksa menutup 5 dari 7 outletnya, sehingga saat ini hanya tersisa 2 outlet yang betada di Air Mancur Bogor dan Lapangan Cilebut.
Penutupan outlet ini membuat dia harus merumahkan 5 orang dari total 10 karyawannya karena beban operasional yang tinggi.
"Kalau dipaksakan nanti tidak ada pemasukan untuk kita, hanya cukup bayar gaji karyawan," jelas Amy, yang memiliki produk andalan empek-empek krispy.
Produk empek-empek krispy ini diklaim sebagai produk asli buatannya karena belum ada di Palembang sebagai tempat asal pempek.
Untuk lebih memperkenalkan produknya ini, Amy mengikuti Bazar UMKM yang digelar Dinkop UKM Kabupaten Bogor bersama Forum UMKM Kabupaten Bogor pada 31 Agustus hingga 2 September 2020 di halaman Dinkop UKM Kabupaten Bogor, Cibinong Jawa Barat.
"Mudah-mudah dengan ikut bazar ini, pempek krispy saya makin dikenal sehingga meningkatkan penjualan," harapnya.
Jual masker
Harapan senada diungkapkan Nurlaela, pemilik Rumah Jahit House of Almahyra asal Cilebut.
"Saya mengikuti bazar ini untuk memperkenalkan produk biar lebih dikenal," ungkapnya.
Selama masa Corona ini, lanjut Nurlaela, omzetnya turun 50-60 persen.
"Bulan April banyak yang pesanan gaun pesta dan nikahan yang batal. Biasanya saya ngerjain sampai 5 gaun pengantin tiap bulan, selama pandemi ini hanya 1-2 gaun saja," tambah Nurlaela.
Untuk menyiasati situasi ini, Nurlaela membuat inovasi baru dengan membuat masker.
Masker yang dirancangnya dibuat dari berbagai macam bahan seperti batik tulis, brukat dan katun biasa.
"Bahan dan desainnya cukup variatif. Jadi, orang memiliki banyak pilihan untuk berbagai keperluan seperti pesta, kerja atau jalan-jalan," paparnya.
Nurlaela menjual masker ini secara offline dan online dengan kisaran harga Rp 10.000 - Rp 45.000.
Produk eco-printing
Inovasi penjualan daring ini juga dilakukan Siti Nurhasanah, pemilik LQU Fashion dari Cibinong.
"Selama pandemi Covid-19, saya menjual masker sama kerudung secara daring. Hasilnya cukup bagus dengan kenaikan penjualan dua kali lipat," kata Siti.
Dia mengaku kreativitasnya meningkat selama PSBB karena toko di rumahnya tutup.
Saat memasuki masa normal baru ini, Siti kembali giat melakulan penjualan offline, termasuk ikut dalam bazar ini.
"Dalam bazar ini, saya ingin memperkenalkan produk-produk eco- printing dengan motif cetak daun di atas kain.
"Produk ini lebih ramah lingkungan karena menggunakan pewarna alam, bukan pewarna sintetis.
Siti menampilkan berbagai macam produk eco-printing dalam pameran ini seperti masker, kaos, kain, kemeja, tas hingga sepatu.
"Saya berharap bisa menambah pelanggan baru dalam bazar ini," pungkasnya. (Hironimus Rama)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/kepala-dinas-koperasi-ukm-kabupaten-bogor030920201.jpg)