Pengelolaan Sampah
Safari TOSS JTE, Kolaborasi Institusi Ajak Masyarakat Olah Sampah Menjadi Energi Kerakyatan
Kegiatan ini merupakan kolaborasi GCB dan perusahaan rintisancomestoarra.com bersama PT PLN, PT Indonesia Power, dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
“Konsep gotong royong sangat menunjang keberhasilan pengolahan sampah di sumber. Dari kajian sosiologi dan psikologi, masyarakat Indonesia membutuhkan teknologi yang sederhana namun sarat akan nilai-nilai budaya,” terang Supriadi.
Ia menambahkan bahwa TOSS dengan metoda peuyeumisasi (Biodrying) adalah suatu konsep yang terinspirasi dari alam.
Pemilihan material bambu yang identik dengan masyarakat Indonesia, ukuran box peuyeum yang agronomis, serta penggunaan bioaktivator yang memanfaatkan bakteri untuk mengolah sampah merupakan suatu proses yang terinspirasi dari alam.
Dampak positif kurangi sampah
Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk Franciscus Welirang memberikan apresiasi dan dukungannya.
“Indofood merasa bangga bergabung dalam Gerakan ini," tuturnya.
Pengelolaan sampah menjadi sumber bahan baku energi ini, lanjut dia, memiliki nilai yang secara langsung juga mendorong terbangunnya ekonomi sirkular, sedangkan kepedulian berbagai pihak dalam mendukung pengembangan dan penerapan TOSS dengan Metode Peyemisasinya ini sejalan dengan semangat ESR (Extended Shareholder Responsibility).
"Sehingga diharapkan akan mampu memberikan dampak positif yang lebih besar dalam upaya mengurangi sampah yang belakangan ini kian menjadi perhatian pemerintah dan masyarakat secara luas.
Kegiatan Safari TOSS : Journey To The East diharapkan mampu mengedukasi dan menumbuhkan minat masyarakat mengolah sampah menjadi bahan bakar kerakyatan melalui TOSS dengan Metode Peyeumisasi, sekaligus menciptakan lingkungan yang lebih baik.”
Peuyeumisasi sampah untuk bahan baku energi
Selain berupaya untuk melakukan sosialisasi dan edukasi melalui media daring, Safari TOSS juga merupakan langkah untuk dapat memanfaatkan sampah yang telah diolah menjadi bahan baku padat (RDF) untuk mendukung program co-firing pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap sesuai dengan peraturan direksi PT PLN (Persero) Nomor 001.P/DIR/2020.
Peraturan tersebut tentang Pedoman Pelaksanaan Co-firing Pembangkit Listrik Tenaga Uap Berbahan Bakar Batu Bara dengan Bahan Bakar Biomassa serta target 100 persen rasio elektrifikasi serta capaian target 23 persen Energi Baru Terbarukan pada 2025 yang dicanangkan oleh kementerian ESDM.
Menurut Ketua Pelaksana Safari TOSS dan CEO dari Comestoarra.com, Arief Noerhidayat, tujuan dari Safari TOSS ini adalah memperlihatkan kepada seluruh masyarakat Indonesia bahwa masyarakat mampu memproduksi bahan baku energi kerakyatan yang bersumber dari material sampah.
3 Klasifikasi sampah
Berdasarkan hasil observasi dan penelitian sejak 2016 di sejumlah wilayah seperti Jawa, Bali, Kalimantan, dan Nusa Tenggara, Arief membuat 3 klasifikasi sampah, yaitu:
1. Sampah domestik yang bersumber dari rumah tangga, perkantoran, hotel, kawasan, dan pasar yang didominasi oleh sampah organik makanan (60 persen), sampah plastik (PVC dan Non PVC) (20 persen), dan sampah residu termasuk didalamnya sampah elektronik (20 persen)
2. Sampah biomassa yang bersumber dari lahan pertanian, perkebunan, taman, hingga rabasan di sekitar jaringan listrik milik PT PLN (Persero)
3. Limbah kayu dan hutan yang bersumber dari lokasi pemrosesan kayu menjadi produk